Hari Tasyrik Adalah? Ini Keutamaan, Amalan hingga Larangannya

Hari Tasyrik Adalah? Ini Keutamaan, Amalan hingga Larangannya

Alifia Kamila - detikJatim
Selasa, 18 Jun 2024 10:10 WIB
Ilustrasi pakaian umrah wanita
Ilustrasi ibadah di hari Tasyrik. Foto: Arabian Business
Surabaya -

Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah hari raya Idul Adha. Keutamaan hari Tasyrik hingga amalan dan larangannya menjadi hal yang penting untuk diketahui.

Idul Adha merupakan salah satu hari besar Islam yang diperingati setiap 10 Zulhijah. Tahun ini, hari raya Idul Adha jatuh pada Senin 17 Juni 2024.

Ketika Idul Adha, jemaah haji menjalankan rukun melempar jumrah di Mina. Sementara muslim yang tidak berhaji merayakan Lebaran dengan menyembelih hewan kurban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga hari setelah hari raya Idul Adha disebut dengan hari Tasyrik. Dengan kata lain, hari Tasyrik merujuk pada tiga hari setelah Hari Nahar atau 10 Zulhijah.

Dikutip dari laman Kemenag, pemerintah menetapkan 1 Zulhijah 1445 Hijriah jatuh pada Sabtu 8 Juni 2024. Sementara Idul Adha 10 Zulhijah bertepatan Senin 17 Juni 2024.

ADVERTISEMENT

Berpedoman pada keputusan tersebut, maka hari Tasyrik 2024 tiga hari dimulai hari Selasa 18 Juni 2024. Berikut jadwal selengkapnya hari Tasyrik 2024.

  • 11 Zulhijah 1445 Hijriah: Selasa 18 Juni 2024
  • 12 Zulhijah 1445 Hijriah: Rabu 19 Juni 2024
  • 13 Zulhijah 1445 Hijriah: Kamis 20 Juni 2024

Hari Tasyrik Adalah

Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, hari Tasyrik merupakan sebutan untuk tiga hari setelah Idul Adha, yakni 11, 12, dan 13 Zulhijah. Hari Tasyrik merujuk pada kata 'tasyriq' yang berarti penghadapan ke arah timur (sinar matahari).

Kata tasyrik sendiri diambil dari bahasa Arab "syarraqa" yang berarti matahari terbit atau menjemur sesuatu. Selain itu, tasyrik turut diartikan sebagai penghadapan sinar matahari ke arah timur.

وأيام التشريق ثلاثة بعد يوم النحر سميت بذلك لتشريق الناس لحوم الأضاحى فيها وهو تقديدها ونشرها في الشمس

Artinya: Hari Tasyrik adalah sebutan bagi tiga hari (11, 12, 13 Zulhijah) setelah hari nahar (10 Zulhijah). Tiga hari itu dinamai demikian karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut, yaitu mendendeng dan menghampar daging pada terik matahari. (Al-Imam An-Nawawi, Al-Minhaj, Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, (Kairo, Darul Hadits: 2001 M/1422 H), juz IV, halaman 273).

Sementara menurut Ibnu Hajar al-'Asqalani, hari Tasyrik digunakan untuk menjemur daging yang akan dijadikan dendeng. Hal ini karena daging kurban yang melimpah dapat disimpan dalam jangka panjang dengan cara dijemur.

Terdapat pula sebagian ulama lain yang berpendapat hari Tasyrik merujuk pada pelaksanaan salat Idul Adha yang berlangsung ketika matahari memancarkan cahaya. Sedangkan, ulama lain ada yang mengatakan, Tasyrik adalah takbir pada setiap seusai salat.

Lain halnya dengan hadis riwayat Imam Muslim. Hari Tasyrik dimanfaatkan muslim sebagai hari makan dan minum.

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَزَادَ فِي رواية وَذِكْرٍ لِلَّهِ

Artinya: Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir. (HR Muslim)

Sehingga berdasarkan pandangan tersebut, ada larangan melakukan puasa pada hari Tasyrik. Imam Syafi'i dalam Qaul Jadid menerangkan, larangan puasa pada hari Tasyrik setara dengan larangan puasa pada hari Syak atau hari yang diragukan sebab ketidakpastian yang muncul akibat pergantian awal bulan.

Rasulullah SAW juga bersabda mengenai larangan berpuasa pada hari Tasyrik. Sebab, muslim sangat dianjurkan menikmati berbagai olahan yang berasal dari daging hewan kurban.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

Artinya: Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan haji. (HR Bukhari, No 1859)

Keutamaan Hari Tasyrik

Dilansir dari laman UNUSA, tiga tanggal hari Tasyrik merupakan hari istimewa untuk beribadah. Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari menjelaskan, salah satu keutamaan hari tasyrik adalah waktu istimewa untuk melakukan ibadah karena pada hari itu kebanyakan orang lalai.

Keutamaan hari Tasyrik menjadi hari paling agung di sisi Allah SWT setelah hari kurban. Seperti diterangkan dalam hadis: "Abdullah bin Qurth berkata, Nabi bersabda, "Sesungguhnya hari-hari yang paling agung di sisi Allah SWT adalah hari kurban (Idul Adha), kemudian hari al-qarr (hari setelah Idul Adha)." (HR Abu Dawud).

Hari Tasyrik adalah waktu paling istimewa untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Apapun amal ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu istimewa, maka ganjarannya juga istimewa.

Amalan Hari Tasyrik

Para ulama menganjurkan ada beberapa ibadah sunah yang bisa dikerjakan pada hari Tasyrik. Ada beberapa amalan sunah yang dapat dilakukan pada hari tasyrik seperti memperbanyak zikir tahlil, tahmid, serta takbir. Adapun berikut tiga amalan sunah pada hari Tasyrik.

1. Memperbanyak Takbir

Imam Bukhari mengutip pandangan Ibnu Abbas RA perihal zikir pada hari-hari tertentu. Hari tersebut dipahami sebagai hari Tasyrik di surah Al-Baqarah ayat 203.

وقال ابنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُواْ اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامُ العَشْرِ والأَيَّامُ المَعْدُوْدَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ وكَانَ ابنُ عُمَرُ وأَبُو هُرَيْرَةَ كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أيَّامِ العَشْرِ يُكبِّرَانِ، ويُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وكَبَّرَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَافِلَةِ

Artinya: Ibnu Abbas ra. mengatakan, 'Sebutlah nama Allah (zikirlah) pada hari tertentu,' (Surat Al-Baqarah ayat 203). 'Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah hari Tasyrik'. Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah RA keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah salat sunah. (HR Bukhari)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani turut mengutip pandangan serupa mengenai anjuran takbir, terutama seusai salat. Pandangan yang dikutip berasal dari pendapat Imam Abu Hanifal perihal pembacaan takbir setelah salat pada hari Tasyrik.

وكان أبو حنيفة يذهب بالتشريق في هذا إلى التكبير في دبر الصلاة

Artinya: Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa amal pada hari Tasyrik adalah takbir setelah salat. (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/525)

Ibnu Bathal yang juga mensyarahkan Shahih Bukhari mengutip pendapat Mahlab. Bahkan menurutnya, takbir yang dilakukan pada hari Tasyrik dinilai lebih utama dibandingkan salat sunah.

وقال المهلب العمل فى أيام التشريق هو التكبير المسنون، وهو أفضل من صلاة النافلة

Artinya: Al-Muhallib mengatakan, 'Amal pada hari Tasyrik adalah pembacaan takbir yang disunahkan. Itu (takbiran) lebih utama dari salat sunah. (Ibnu Bathal, Syarhu Shahihil Bukhari libni Bathal, (Riyadh, Maktabatur Rusyd: tanpa tahun), juz II, halaman 561)

2. Memperbanyak Tahlil, Tahmid dan Takbir

Umat Islam juga dianjurkan memperbanyak zikir dengan membaca tahlil, tahmid, dan takbir. Ini disampaikan Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam akhir pembahasan amal Hari Tasyrik dengan mengutip salah satu riwayat hadis.

وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ

Artinya: Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada hari Tasyrik. (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529)

3. Memperbanyak Amal Ibadah Lain

Pada dasarnya, tidak ada amal atau zikir tertentu pada hari Tasyrik. Mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah, Al-Asqalani menyebutkan amal ibadah apapun pada hari Tasyrik lebih memiliki keistimewaan daripada amal yang sama di luar hari Tasyrik.

وقال بن أبي جمرة الحديث دال على أن العمل في أيام التشريق أفضل من العمل في غيره

Artinya: Ibnu Abi Jamrah mengatakan, 'Hadis ini menunjukkan bahwa amal apapun pada hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar hari Tasyrik. (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/527)

Hal ini karena hari Tasyrik termasuk dalam salah satu waktu istimewa untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga amalan pada hari Tasyrik akan dibalas dengan ganjaran yang juga lebih istimewa.

Larangan Hari Tasyrik

Hari Tasyrik erat kaitannya dengan pelaksanaan Idul Adha. Pada waktu ini,muslim dilarang untuk berpuasa. Sebab, hari Tasyrik juga disebut sebagai hari untuk makan dan minum agar bisa menikmati olahan daging hewan kurban.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

Artinya: Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: "Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan haji. (HR Bukhari, No 1859)

Sementara dalam hadis lain,

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

"Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa'i, No 2954)

Itulah sekilas informasi mengenai hari Tasyrik mulai dari jadwal, pengertian, keutamaan, amalan, hingga larangannya. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)


Hide Ads