Amalan Sunnah dan Larangan Pada Hari Tasyrik

Amalan Sunnah dan Larangan Pada Hari Tasyrik

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Kamis, 13 Jun 2024 11:55 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Gogosvm)
Surabaya -

Hari Tasyrik termasuk dalam rangkaian bulan Zulhijah setelah Hari Raya Idul Adha. Terdapat sejumlah amalan sunah yang bisa dikerjakan serta larangan yang harus diperhatikan ketika memasuki Hari Tasyrik. Lantas, apa saja amalan dan larangannya?

Hari Tasyrik merupakan sebutan untuk tiga hari setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Dilansir laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, Hari Tasyrik merujuk pada kata 'tasyriq' yang berarti penghadapan ke arah timur (sinar matahari).

Momen ini biasa dimanfaatkan untuk menjemur daging hewan kurban agar dapat disimpan dalam jangka panjang. Hal ini sebagaimana dijelaskan Al-Imam An-Nawawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وأيام التشريق ثلاثة بعد يوم النحر سميت بذلك لتشريق الناس لحوم الأضاحى فيها وهو تقديدها ونشرها في الشمس


Artinya: "Hari Tasyrik adalah sebutan bagi tiga hari (11, 12, 13 Zulhijah) setelah hari nahar (10 Zulhijah). Tiga hari itu dinamai demikian karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut, yaitu mendendeng dan menghampar daging pada terik matahari." (Al-Imam An-Nawawi, Al-Minhaj, Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, [Kairo, Darul Hadits: 2001 M/1422 H], juz IV, halaman 273)

ADVERTISEMENT


Amalan Sunnah Hari Tasyrik

Para ulama menganjurkan ada beberapa ibadah sunah yang bisa dikerjakan pada Hari Tasyrik. Adapun berikut tiga amalan sunnahnya.


1. Memperbanyak takbir

Imam Bukhari mengutip pandangan Ibnu Abbas RA perihal zikir pada hari-hari tertentu. Hari tersebut dipahami sebagai Hari Tasyrik di surah Al-Baqarah ayat 203.


وقال ابنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُواْ اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامُ العَشْرِ والأَيَّامُ المَعْدُوْدَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ وكَانَ ابنُ عُمَرُ وأَبُو هُرَيْرَةَ كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أيَّامِ العَشْرِ يُكبِّرَانِ، ويُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وكَبَّرَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَافِلَةِ


Artinya: "Ibnu Abbas ra. mengatakan, 'Sebutlah nama Allah (dzikirlah) pada hari tertentu,' (Surat Al-Baqarah ayat 203). 'Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah Hari Tasyrik.' Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra. keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah shalat sunnah," (HR Bukhari)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani turut mengutip pandangan serupa mengenai anjuran takbir, terutama seusai salat. Pandangan yang dikutip berasal dari pendapat Imam Abu Hanifal perihal pembacaan takbir setelah salat pada Hari Tasyrik.

وكان أبو حنيفة يذهب بالتشريق في هذا إلى التكبير في دبر الصلاة

Artinya: "Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa amal pada Hari Tasyrik adalah takbir setelah shalat," (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/525)

Ibnu Bathal yang juga mensyarahkan Shahih Bukhari mengutip pendapat Mahlab. Bahkan menurutnya, takbir yang dilakukan pada Hari Tasyrik dinilai lebih utama dibandingkan salat sunah.


وقال المهلب العمل فى أيام التشريق هو التكبير المسنون، وهو أفضل من صلاة النافلة

Artinya: "Al-Muhallib mengatakan, 'Amal pada Hari Tasyrik adalah pembacaan takbir yang disunnahkan. Itu (takbiran) lebih utama dari shalat sunnah,'" (Ibnu Bathal, Syarhu Shahihil Bukhari libni Bathal, [Riyadh, Maktabatur Rusyd: tanpa tahun], juz II, halaman 561)


2. Memperbanyak Tahlil, Tahmid dan Takbir

Umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir dengan membaca tahlil, tahmid, dan takbir. Ini disampaikan Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam akhir pembahasan amal Hari Tasyrik dengan mengutip salah satu riwayat hadis.

وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ


Artinya: "Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik," (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529)

3. Memperbanyak amal ibadah lain

Pada dasarnya, tidak ada amal atau zikir tertentu pada Hari Tasyrik. Mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah, Al-Asqalani menyebutkan amal ibadah apapun pada Hari Tasyrik lebih memiliki keistimewaan daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik.

وقال بن أبي جمرة الحديث دال على أن العمل في أيام التشريق أفضل من العمل في غيره

Artinya: "Ibnu Abi Jamrah mengatakan, 'Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik,'" (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/527)

Hal ini karena Hari Tasyrik termasuk dalam salah satu waktu istimewa untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga, amalan pada Hari Tasyrik akan dibalas dengan ganjaran yang juga lebih istimewa.

Larangan Hari Tasyrik

Hari Tasyrik erat kaitannya dengan pelaksanaan Idul Adha. Pada waktu ini, umat muslim dilarang untuk berpuasa. Sebab, Hari Tasyrik juga disebut sebagai hari untuk makan dan minum agar bisa menikmati olahan daging hewan kurban.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

"Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: "Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji." (HR. Bukhari, no. 1859)


Sementara dalam hadis lain,

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

"Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa'i, no. 2954)


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/fat)


Hide Ads