Saat terjadi bencana, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan segera menyelamatkan diri. Selain itu, adanya bunyi sirine, kentongan, lonceng, maupun penanda lainnya menjadi hal yang penting.
Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Nasional, BPBD Kota Surabaya turut melaksanakan simulasi kebencanaan dan membunyikan tanda kentongan, sirine, atau lonceng serentak pada pukul 10.00 WIB.
Simulasi dan pembunyian kentongan serta sirine serentak ini dilakukan di Balai Kota Surabaya, kelurahan, kecamatan, sekolah, perkantoran, apartemen dan berbagai gedung bertingkat lainnya.
Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, simulasi kebencanaan ini penting dilakukan untuk menumbuhkan budaya sadar bencana dalam masyarakat.
"Kita tujuannya dengan adanya peralatan sederhana bisa selamat. Agar masyarakat sadar bencana. Instruksi Pak Wapres saat Rakornas Kebencanaan juga menekankan bahwa yang paling penting adalah partisipasi masyarakat terhadap kebencanaan," kata Hebi saat dihubungi detikJatim, Jumat (26/4/2024).
Hebi juga mengingatkan, selain memiliki kesadaran dan informasi yang cukup untuk menghadapi bencana, masyarakat juga perlu melakukan berbagai upaya preventif untuk mencegah terjadinya bencana.
Seperti dengan memperhatikan perangkat elektronik untuk mencegah korsleting listrik yang bisa memicu kebakaran, tidak membuang sampah sembarangan untuk mencegah banjir dan berbagai upaya lainnya.
Kemudian, masyarakat juga harus benar-benar paham bagaimana cara bertindak yang tepat ketika terjadi bencana.
"Di Kota Surabaya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, mulai dari sekolah, perkantoran, gedung bertingkat, rumah sakit, dan lainnya kita sudah sosialisasi dan simulasikan agar nantinya semua sadar terhadap bencana. Kita beritahukan kepada masyarakat kalau terjadi bencana apa yang harus dilakukan," pungkasnya.
(hil/fat)