Warga Lari Berhamburan Saat Sirine Gempa Berbunyi di Pangandaran

Warga Lari Berhamburan Saat Sirine Gempa Berbunyi di Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Kamis, 05 Sep 2024 14:49 WIB
Simulasi bencana di Pangandaran.
Simulasi bencana di Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar).
Pangandaran -

Suara sirine atau alarm peringatan gempa bumi di Pantai Pangandaran berdering. Ratusan warga yang berada di pesisir terlihat panik.

Sejumlah warga berhamburan meninggalkan bibir pantai. Mereka menyelamatkan diri dan evakuasi ke tempat aman.

Pengumuman adanya gempa berpotensi tsunami itu membuat panik para wisatawan. Tak sedikit dari mereka merasa kebingungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para warga yang mendengar alarm peringatan gempa bumi berkumpul di titik kumpul. Mereka diimbau untuk melihat atau cek pusat gempa.

ADVERTISEMENT
Simulasi bencana di Pangandaran.Simulasi bencana di Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar).

Setelah peringatan gempa berhenti, selang beberapa menit kemudian suara alarm peringatan tsunami berbunyi. Para warga berlarian menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) di kawasan Pasar Wisata Pangandaran.

Berbagai upaya evakuasi dilakukan oleh BPBD dan BNPB dari mulai penyelamatan korban dari pohon, rumah terkunci, ibu hamil dan kondisi darurat lainnya.

Gema suara sirine peringatan tsunami itu merupakan simulasi dari BNPB untuk melatih kesiapsiagaan menghadapi gempa Megatrust di wilayah lautan selatan Pulau Jawa. Pangandaran menjadi salah satu daerah yang berpotensi terdampak manakala terjadi gempa tersebut.

Simulasi ini dilakukan di Pos 4 Pantai Pangandaran pada Kamis (5/9/2024) siang pukul 12.30 WIB. Kemudian mereka melakukan upaya mitigasi di TES Pangandaran.

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, kegiatan ini merupakan untuk mengantisipasi potensi gempa Megatrust. Kegiatan dimulai dengan apel kesiapsiagaan dan simulasi evaluasi mandiri bukan hanya masyarakat tapi wisatawan yang hadir di Pangandaran.

Saat simulasi berlangsung mereka diarahkan ke Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pangandaran. Peserta simulasi ini cukup antusias karena mengingat potensi bencana yang bisa mengancam kapan saja.

"Semoga menjadi kebiasaan bagi kita, nanti setiap tanggal 26 setiap bulannya sirine yang ada di Pangandaran harus dicek. Memastikan jalur evakuasi, bisa dilalui dengan baik dan tempat evakuasi bisa digunakan dengan baik," ucap Lilik kepada.

Menurutnya, hal ini dilakukan juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia yang akan ke Pangandaran.

"Supaya mereka tidak khawatir, karena di wilayah Pangandaran sudah melakukan antisipasi," katanya.

Selain itu, termasuk di dalamnya informasi yang disiapkan mengenai kesiapsiagaan yang ada di hotel.

"Simulasi ini baru di satu titik, di Pangandaran, tapi nanti akan ada di wilayah lain yang memang memiliki potensi ancaman tsunami," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Pangandaran Untung Saeful Rokhman mengungkapkan, wilayah yang potensi terdampak megatrust ataupun tsunami berada sepanjang garis pantai Pangandaran. Termasuk 6 kecamatan, 16 desa lainnya di Kabupaten Pangandaran.

Simulasi bencana di Pangandaran.Simulasi bencana di Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar).

"Tapi dari BNPB telah dijelaskan, tidak semua wilayah tersebut menjadi ancaman risiko. Nanti akan dibuatkan panduan dan termasuk edukasinya," kata dia.

Pemerintah Kabupaten Pangandaran terus melakukan upaya preventif dan pendekatan mengedukasi mitigasi bencana.

"Upaya dari pemda itu saat ini melakukan pembuatan desa siaga. Ada sosialisasi ke setiap masyarakat agar warga selalu siap," ucapnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads