Merasa Cemas-Stres Usai Libur Lebaran? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Merasa Cemas-Stres Usai Libur Lebaran? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Alifia Kamila - detikJatim
Selasa, 16 Apr 2024 15:31 WIB
Tired exhausted secretary employee business woman in shirt sitting work sleep laid her head down on office desk with pc laptop show thumb up gesture, isolated on blue color background wall in studio
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Yurii Yarema)
Surabaya -

Libur panjang Lebaran menjadi ajang untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Terlebih, momen ini bisa dimanfaatkan untuk melepas penat. Dengan begitu, seseorang akan merasa lebih bersemangat seusai libur Lebaran.

Alih-alih bersemangat, sebagian orang justru akan merasa cemas untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari. Terutama, perasaan ini dialami oleh seseorang yang harus kembali bekerja setelah liburan.

Ternyata, fenomena ini terjadi bukan tanpa alasan. Bisa jadi, seseorang sedang mengalami post-holiday blues. Lantas, apa itu post-holiday blues? Yuk, simak informasi lengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengenal Post-holiday Blues

Post-holiday blues mengacu pada perasaan sedih, lesu, hingga tekanan mental yang dialami individu usai liburan. Meski begitu, perasaan ini hanya dialami dalam jangka pendek.

Dilansir dari beberapa sumber, alasan pemicu post-holiday blues bervariasi untuk setiap orangnya. Sebagian mungkin mengalami waktu sulit karena beban besar, hubungan keluarga yang tidak baik, hingga beban keuangan.

ADVERTISEMENT

Sementara lainnya menjadikan liburan sebagai momen untuk menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Ini menimbulkan rasa nyaman. Dengan berakhirnya liburan, rasa nyaman tersebut harus hilang yang akhirnya memicu post-holiday blues.

Pada awalnya, fenomena ini dialami oleh para pekerja di Amerika Serikat setelah libur musim dingin. Ini sama halnya dengan masyarakat Indonesia yang mengalami post-holiday blues usai libur panjang Lebaran dan tahun baru.

Post-holiday blues dapat dikenali dari beberapa gejala yang muncul. Ini tidak jauh berbeda dengan gejala gangguan kecemasan, seperti insomnia, mudah lelah, sulit konsentrasi, gelisah, dan perasaan sedih yang berkelanjutan. Gejala tersebut dapat berlangsung hingga dua minggu setelah kembali dari liburan.


Cara Mengatasi Post-holiday Blues

Sedang merasakan post-holiday blues? Jangan khawatir. Sebab, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan ini. Medical News Today mengungkapkan, sebuah studi yang dilakukan pada 2020 menemukan bahwa mengabadikan suatu kenangan dalam jurnal, memo, atau album foto dapat membantu mengatasi post-holiday blues.

Terlebih, menyimpan oleh-oleh dari liburan dapat memperkuat niat untuk kembali berkunjung ke tempat yang disukai. Selain itu, terdapat langkah lainnya untuk mengatasi post-holiday blues. Seseorang dapat menerapkan hidup dengan lebih tenang, seperti melakukan latihan pernapasan dan makan secara perlahan.

Apabila post-holiday blues dialami karena stres terkait pekerjaan, American Psychological Association (APA) menyarankan beberapa cara untuk mengatasinya.

Berikut ini cara untuk mengelola stres:

- Menggunakan jurnal untuk mencatat situasi yang menyebabkan stres.
- Hidup dengan lebih sehat, seperti olahraga dan tidur secara teratur.
- Memprioritaskan perawatan diri, aktivitas yang menyenangkan, atau kumpul dengan keluarga saat waktu luang.
- Menciptakan batasan kehidupan kerja dengan tidak memeriksa email di luar hari kerja.
- Memberikan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga setelah bekerja.
- Meminta bantuan orang terdekat atau terpercaya untuk mengelola stres.


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/fat)


Hide Ads