Puasa Ramadan telah selesai, kini tiba waktunya merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Namun, merayakan lebaran jangan berlebihan. Sebab, potensi penyakit bisa datang kapan saja manakala kita tidak mampu mengontrol makan dan minuman setelah berpuasa 30 hari penuh.
Salah satu penyakit yang bisa menghantui kita setelah Lebaran adalah stroke. Hal ini bisa saja terjadi kalau orang terlalu kalap makan dan minum saat Lebaran.
Dokter Fungsional RSUD Ibnu Sina Gresik sekaligus dokter Mitra RS Semen Gresik, dr Heri Munajib, SpN menjelaskan, pasien stroke terbagi menjadi dua. Yakni stroke pendarahan dan stroke sumbatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Doa Mustajab Setelah Salat Idul Fitri |
"70-80% pasien stroke itu adalah stroke sumbatan. Nah, pada pasien stroke sumbatan itu yang paling banyak di masyarakat kita ada dua faktor, yang tidak dapat dihindari dan bisa dihindari," jelasnya, Selasa (1/4/2025).
Untuk stroke sumbatan yang tidak dapat dihindari antara lain karena faktor umur, jenis kelamin, keturunan, ras, geografis, bahkan iklim. Untuk risiko stroke sumbatan yang bisa kita hindari, antara lain hipertensi, diabetes, rokok, kolesterol tinggi, kurang olahraga, obesitas, pola makan yang salah.
"Itu sering menyebabkan stroke sumbatan," tambahnya.
Lantas, bagaimana stroke bisa timbul setelah lebaran?
dr Heri menghubungkan antara hadis Nabi Muhammad SAW dengan jurnal medis ilmiah. Nabi telah memerintahkan muslim untuk berpuasa. Sebab, pada dasarnya puasa itu menyehatkan.
"Dan itu betul. Banyak sekali jurnal luar negeri tentang hubungan puasa dan stroke. Puasa itu ternyata mempercepat membantu pemulihan, pasien yang puasa bisa menurunkan tensi, puasa itu diet terbaik karena menurunkan berat badan. Banyak juga jurnal yang membahas kalau puasa bisa cepat memulihkan stroke," urainya.
dr Heri kemudian memberi tips agar terhindar dari stroke setelah Lebaran. Momen Lebaran biasanya diiringi dengan tradisi unjung-unjung. Saat itu lah biasanya banyak makanan yang tersaji. Orang seolah menjadi lepas kontrol dan balas dendam setelah 30 hari puasa dengan banyak memasukkan makanan lewat mulut.
"Kita jadi banyak mengonsumsi makanan manis, makanan berlemak yang menyebabkan kolesterol tinggi. Boleh-boleh saja, asal jangan berlebihan. Kita sering lupa mengontrol makanan setelah lebaran. Jaga makanan. Makan dan minum secukupnya," sarannya.
dr Heri meminta masyarakat aware dengan stroke. Salah satunya dengan mengenali tanda-tanda gejalanya. Ada istilah BEFAST. Yaitu Balance, Eye, Face, Arm, Speech, dan Time.
Balance bisa dikenali jika orang tiba-tiba merasa pusing hingga terasa seperti berputar-putar. Orang Jawa biasanya menyebutnya dengan istilah nggeliyeng.
Lalu Eye, di mana gejala stroke bisa dikenali jika tiba-tiba pandangan kabur. Kemudian Face, yang bisa dilihat dari bentuk wajah yang tiba-tiba perot.
Selanjutnya ada Arm, di mana tangan atau kaki mendadak kebas. Lalu Speech, di mana orang tiba-tiba bicaranya kurang jelas (pelo). Diajak ngobrol jawanannya tidak nyambung.
"Nah, itu semua jangan disepelekan. Segera ke IGD untuk memastikan. Karena kunci yang terakhir adalah Time. Artinya, semakin cepat waktu kitamengenali gejala stroke, maka makin mempercepat penyembuhan," pungkasnya.
(ihc/fat)