Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Probolinggo terus meningkat dari Januari hingga Maret 2024. Bahkan, jumlah warga yang terjangkit DBD hampir mencapai angka 1.000 dengan belasan jumlah kematian.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mencatat menjelang akhir Maret 2024, angka DBD di Probolinggo sebanyak 993 pasien yang tersebar di 330 desa/kelurahan di 24 kecamatan. Dari jumlah tersebut, angka kematian berada di angka 12.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika mengatakan saat ini total angka pasien DBD mencapai 993 pasien dengan 12 pasien meninggal dunia. Sedangkan di Bulan Februari angka DBD tercatat 600 pasien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum untuk wilayah yang paling banyak itu berada di Probolinggo bagian timur, seperti Kecamatan Besuk, Paiton, Kraksaan dan lain-lainnya. Hanya saja untuk saat ini tren DBD di beberapa kecamatan ini sudah mulai menurun," kata dr. Nina kepada detikJatim, Selasa (26/3/2024).
Oleh karena itu, dr. Nina berpesan di tren DBD kali ini masyarakat harus sadar akan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang harus dilakukan di setiap rumah tanpa terkecuali dalam artian secara menyeluruh. Hal ini sebagai langkah penting untuk menekan DBD.
"Setiap rumah memang harus melakukan PSN, karena ini yang paling penting untuk menekan angka DBD. PSN yang paling penting dilakukan, tidak hanya dilakukan di rumah pasien DBD saja, tapi semuanya, baik itu rumah pejabat sekalipun," ungkap dr. Nina.
"Karena kasus DBD ini nilai konsepnya itu dari lingkungan atau penyakit berbasis lingkungan. Jadi di mana saja lingkungannya tapi ada sarang nyamuk ya tidak menutup kemungkinan akan terjangkit DBD. Tapi meski di Probolinggo kasusnya tinggi, tapi belum ada KLB (Kasus Luar Biasa)," pungkasnya.
(abq/iwd)