Sejarah RS Gatoel Kota Mojokerto yang Sempat Terbakar Hebat

Sejarah RS Gatoel Kota Mojokerto yang Sempat Terbakar Hebat

Alifia Kamila - detikJatim
Kamis, 21 Mar 2024 10:32 WIB
RS Gatoel Kota Mojokerto
RS Gatoel Kota Mojokerto/Foto: Istimewa (Dok PT Nusantara Medika Utama)
Kota Mojokerto -

Kebakaran terjadi di RS Gatoel Kota Mojokerto. Api membakar ruang rapat atau arsip dan administrasi. Kebakaran terjadi pukul 02.30 WIB, Kamis (21/3/2024).

Hartono, Satpam RS Gatoel mengatakan kebakaran terjadi di lantai 2 gedung bagian depan. Setidaknya ada 6 truk PMK yang diterjunkan ke lokasi. Api baru bisa dipadamkan sekitar 1 jam kemudian.

Rupanya, RS Gatoel memiliki sejarah panjang. Bagaimana sejarah RS Gatoel? Simak penjelasannya di bawah ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah RS Gatoel

Dikutip dari laman resminya, RS Gatoel telah berdiri sejak 1927. Sebelumnya, rumah sakit ini bernama Eschauzier Klinik Gatoel, merupakan anak perusahaan dari Onderneming Belanda bernama Cooy & Coster Van Voorhout.

Perjalanan RS Gatoel selama hampir satu abad ini tentunya tak lepas dari peristiwa pertempuran merebut kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1946-1948, Surabaya tidak lagi memungkinkan untuk dipertahankan karena situasi perang saat itu. Sehingga Badan Keamanan Rakyat (BKR) harus mundur ke area selatan dan membentuk pertahanan, termasuk satuan kesehatan.

ADVERTISEMENT

Staf Divisi VI di Mojokerto membentuk satuan kesehatan berupa pos lapangan, pos depan, dan pos belakang guna menolong korban perang. RS Gatoel sebagai pos belakang menjadi pusat komando untuk mengatur dan menyusun strategi bidang kesehatan.

Lalu tahun 1950 terjadi penyerahan kedaulatan. Salah satunya meliputi Dinas Kesehatan Tentara (DKT) ST 17 yang memasuki wilayah Mojokerto dan menempati kembali RS Gatoel.

Hingga kini, RS Gatoel masih aktif beroperasi dan menjadi salah satu jujugan utama untuk berobat. Terletak di Jalan Raden Wijaya No.56, RS Gatoel memiliki fasilitas mumpuni untuk para pasien.

Mulai dari dukungan tenaga kesehatan ahli, 181 kapasitas tempat tidur, lebih dari 21 klinik spesialis, hingga pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/fat)


Hide Ads