Berniat menyucikan diri sebelum puasa Ramadan (Ramadhan) 2024? Berikut ini tata cara mandi besar sebelum puasa Ramadan.
Mandi besar menjadi salah satu amalan yang kerap dilakukan umat Islam menjelang datangnya bulan penuh berkah ini. Tak hanya membersihkan diri secara fisik, mandi besar juga memiliki makna spiritual untuk menyucikan lahir dan batin sebelum menjalankan puasa Ramadan.
Tata Cara Mandi Besar Sebelum Ramadan
Pada dasarnya, mandi besar menjelang Ramadan memiliki tata cara yang tidak jauh berbeda dengan mandi wajib yang dianjurkan. Mandi besar ini biasanya dilakukan dengan berwudu dan membersihkan seluruh badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laman Universitas Islam An Nur Lampung, terdapat tata cara mandi besar seperti yang dijalankan oleh Rasulullah SAW. Ini disampaikan langsung oleh Aisyah RA melalui hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.
"Dari Aisyah dia berkata, 'Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudu dengan wudu untuk salat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki'. (HR. Bukhari dan Muslim).
Berikut ini tata cara mandi besar sesuai tuntunan Rasulullah SAW selengkapnya:
- Membaca niat mandi besar sebelum puasa Ramadan.
- Mencuci tangan sebanyak tiga kali.
- Membersihkan kemaluan dengan tangan kiri.
- Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan tanah atau sabun.
- Berwudu secara sempurna.
- Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali.
- Mencuci kepala bagian kanan dan dilanjutkan kepala bagian kiri.
- Membersihkan sela-sela rambut.
- Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi kanan lalu sisi kiri.
Niat Mandi Besar Sebelum Ramadan
Umat Islam selalu dianjurkan untuk mengawali suatu ibadah atau amalan dengan niat, tanpa terkecuali mandi besar. Berikut bacaan niat untuk mandi besar menjelang Ramadan seperti dilansir situs Nahdlatul Ulama (NU).
Arab:
نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى
Latin:
Nawaitu adâ'al ghuslil masnûni lî fî hadzihil lailatil min ramadhana lillâhi ta'âlâ.
Artinya:
Aku berniat menjalankan mandi yang disunahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta'ala.
Waktu Mandi Besar Menjelang Ramadan
Sayyid Abu Bakar Syatha' melalui kitab I'anatut Thalibin menyampaikan bahwa mandi besar dilakukan setiap malam bulan Ramadan. Spesifiknya, dapat dilaksanakan dalam rentang waktu mulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.
قوله: ولكل ليلة من رمضان معطوف على الاعتكاف، أي ومن الأغسال المسنونة: الغسل لكل ليلة من رمضان. قال في النهاية: وقيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة، والأوجه الأخذ بإطلاقهم اه. قال ع ش: ويدخل وقت الغسل بالغروب، ويخرج بطلوع الفجر
Artinya: Maksudnya, yang termasuk dari mandi-mandi yang sunah dilakukan adalah mandi setiap malam di bulan Ramadhan. Penulis kitab An-Nihayah mengatakan bahwa Imam Al-Adzra'i membatasi kesunahan mandi tersebut bagi orang yang hendak menghadiri shalat jamaah saja. Meski demikian, menurut pendapat aujah atau yang lebih kuat, lebih baik mengambil pendapat yang mengatakan kemutlakan kesunahan mandi di setiap malam pada bulan Ramadhan tersebut (tanpa membatasi seperti pendapat Imam Al-Adzra'i). Adapun menurut Imam Ali Syibramalisi, waktu kesunahan mandi di setiap malam pada bulan Ramadhan tersebut mulai berlaku saat matahari telah tenggelam di ufuk barat, dan berakhir sampai terbitnya fajar shadiq." (Sayyid Abu Bakar Syatha', I'anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 1997 M], juz II, halaman 85)
Hukum Mandi Besar Menjelang Ramadan
Meski dianjurkan, mandi besar tidak termasuk ke dalam rukun atau syarat sah dalam berpuasa Ramadan. Dengan kata lain, mandi besar menjelang Ramadan hukumnya sunah.
Syekh Ibrahim Al-Bajuri dalam Kitab Hasyiyah Al-Bajuri menjelaskan mengenai anjuran mandi yang dilakukan sebelum masuknya bulan Ramadan sebagai suatu sunah.
و بقية الأغسال المسنونة مذكورة في المطولات منها الغسل لدخول المدينة الشريفة...ولكل ليلة من رمضان و قيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة والمعتمد عدم التقييد بذالك
Artinya: Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam al-Adzra'i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjamaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mandi wajib menjelang Ramadan bukanlah suatu keharusan. Melainkan, ini merupakan mandi sunah yang bisa dilakukan setiap malam bulan Ramadan.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)