Bulan Ramadan (Ramadhan) sudah semakin dekat. Bulan ini menjadi momentum yang selalu dinanti umat Islam. Ada tujuh amalan sunah yang dapat dilakukan untuk menyambut Ramadan.
Ramadan memiliki banyak keistimewaan seperti firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 185 yang berbunyi:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu bulan Ramadan.
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Artinya: Telah datang bulan Ramadan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. (HR. Ahmad)
Sebagai muslim, banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyambut bulan suci ini. Salah satunya dengan mengamalkan ibadah sunah tertentu menjelang bulan Ramadan.
Amalan Menyambut Ramadan
Sembari menunggu datangnya bulan Ramadan, ada baiknya mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengerjakan beberapa amalan sunah. Berikut tujuh amalan yang dapat dilakukan seperti dirangkum dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online.
1. Berdoa Menyambut Ramadan
Ada dua doa yang dapat dipanjatkan ketika hendak memasuki bulan Ramadan. Berikut ini doa menyambut Ramadan beserta arti selengkapnya.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadan. (HR Ahmad)
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِيْ إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـيْ رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِيْ مُتَقَبَّلاً
Artinya: Ya Allah, selamatkan aku hingga sampai Ramadan, dan selamatkan Ramadan untukku, dan terimalah Ramadan dariku dengan benar-benar diterima. (Doa Yahya bin Abi Katsir dalam Hilyah).
2. Berdoa Ketika Melihat Hilal Ramadan
Selain doa menyambut Ramadan, terdapat doa lain yang dapat dibaca ketika hilal Ramadan sudah tampak. Saat berhasil melihat hilal Ramadan dianjurkan membaca doa berikut ini.
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلَامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
Artinya: Ya Allah, jadikanlah bulan Ramadan ini 'membawa' keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman bagi kami. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, wahai bulan petunjuk dan kebaikan. (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)
3. Mengucapkan Tahniah
Tahniah adalah ucapan selamat. Dalam konteks ini, mengucapkan selamat atas datangnya bulan Ramadan kepada sesama muslim dapat menjadi suatu keberkahan tersendiri.
Rasulullah SAW pun mencontohkan perilaku ini. Melalui sabdanya yang diriwayatkan Ahmad dan An-Nasai, Rasulullah SAW memberikan kabar gembira atas datangnya bulan Ramadan kepada para sahabat.
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ مُبَارَكٌ، اُفْتُرِضَ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ، فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya: Sungguh telah datang kepada kalian bulan mulia. Diwajibkan kepada kalian puasanya, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada malam yang lebih baik daripada 1.000 malam. Siapa saja yang terhalang dari kebaikannya, maka ia terhalang dari kebaikan. (HR Ahmad dan An-Nasai)
4. Meneguhkan niat
Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan. Pada bulan ini, umat Islam diperintahkan menjalankan serangkaian ibadah khusus.
Hal ini merupakan wujud ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terlebih lagi, ganjaran atas ibadah yang dilakukan akan dilipatgandakan selama Ramadan.
Oleh karena itu, umat Islam bisa mulai meneguhkan niat untuk melakukan ibadah-ibadah Ramadan. Selain itu, meneguhkan niat juga ditujukan untuk menjauhkan dari godaan maksiat.
5. Meningkatkan Pengetahuan Seputar Ramadan
Menjelang Ramadan hendaknya meningkatkan pengetahuan seputar bulan penuh berkah ini. Dapat dilakukan dengan mengulas kembali ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Ramadan.
Terdapat beberapa kitab yang dapat dibaca dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang Ramadan. Mulai dari kitab Ihya Ulumiddin, Lathaiful Ma'arif, dan masih banyak lainnya.
6. Mempersiapkan Fisik dan Psikis
Umat Islam diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadan. Selain itu, juga ada banyak ibadah lain yang dikerjakan seperti salat tarawih dan salat malam. Bagi sebagian orang, ini bisa terasa erat karena di satu sisi tetap harus menjalankan kegiatan seperti biasa.
Maka dari itu, mempersiapkan kesehatan fisik dan psikis juga sangat dianjurkan. Sebab, dengan fisik dan psikis yang sehat, seseorang dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan lebih optimal.
7. Mempersiapkan Harta Benda
Selain kesiapan fisik dan psikis, salah satu ibadah yang disarankan selama bulan Ramadan adalah menyisihkan sebagian harta untuk sedekah dan zakat. Sehingga, mempersiapkan kemampuan secara finansial juga tak kalah penting.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)