Jatim Sepekan: Terima Kasih Riza Basalamah-Gus Samsudin Dipenjara

Jatim Sepekan: Terima Kasih Riza Basalamah-Gus Samsudin Dipenjara

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Minggu, 03 Mar 2024 19:45 WIB
Ustaz Riza Basalamah dan Kepala Satuan Koordinasi Cabang Banser Kota Surabaya, Agustiya Deni Susandi
Ustaz Riza Basalamah. Foto: (Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Dalam sepekan, beberapa berita-berita di detikJatim menyedot khalayak umum, khususnya masyarakat Jawa Timur. Salah satunya peristiwa miris yang dialami santri asal Banyuwangi yang tewas dianiaya seniornya di Ponpes Hanifiyah Kediri.

Selain itu, masyarakat juga dikejutkan dengan aksi penggerebekan seorang istri terhadap pelakor dan suaminya di perumahan kawasan Gresik. Yang tak kalah menyita publik, Gus Samsudin yang heboh membuat konten memperbolehkan bertukar pasangan dan pengajian Ustaz Riza Basalamah di Masjid Al Ikhlash Krembangan sempat ditolak GP Ansor Surabaya.

Berikut rinciannya:

1. Santri Ponpes Al Hanifiyah Kediri Tewas Dianiaya 4 Senior

Santri Ponpes Al Hanifiyah Kediri tewas dianiaya. Santri asal Banyuwangi, Bintang Balqis Maulana (14) tewas setelah dianiaya 4 seniornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban meninggal pada Jumat (23/2/2024) siang. Keluarga mengaku tak menyangka Bintang diantar pulang ke rumah dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Mereka cuma meratapi jenazah Bintang yang dipenuhi sejumlah luka.

Kasus ini terungkap setelah video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi viral. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.

ADVERTISEMENT

Kini 4 seniornya sudah ditetapkan jadi tersangka. Motif penganiayaan karena ada kesalahpahaman. Keempatnya berinisial MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) Denpasar dan AK (17) Kota Surabaya.

"Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Senin (26/2/2024).

Sementara tangis orangtua Bintang tak mampu dibendung. Sang ibu, Suyanti (38) mencurahkan kedukaan terhadap anak bungsunya.

"Saya melihat darah dari jasad anak saya, saya peluk itu banyak darah, hidungnya itu kelihatan patah, saya ciumi jasadnya itu," terang Suyanti sembari berurai air mata.

"Kenapa? Kenapa saat anak saya dibanting, dianiaya itu ada saksinya kok tidak lapor? Bahkan kok pesantren tidak mengecek," tambahnya dengan nada geram.

Sebelum meninggal, Bintang juga sempat mengirim pesan kepada keluarganya di Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi melalui WhatsApp (WA). Pesan itu berisi permintaannya untuk dipulangkan dari pondok yang berada di Kecamatan Mojo, Kota Kediri. Bintang mengaku sudah tidak kuat berada di sana.

Dalam pesannya kepada keluarga, Bintang sempat mengaku ketakutan. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang membuatnya takut.

"Cpet sini. Aku takut maaa. Maaa tolonggh. Sini cpettt jemput," ujar Bintang dalam pesan WhatsApp.

Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jatim Mohammad As'adul Anam menyayangkan kejadian kekerasan di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Ia ikut berbelasungkawa kepada keluarga korban.

"Bahwa TKP kejadian itu ada di Pondok Al-Hanifiyyah, bukan Pondok Al-Islahiyyah. Tapi belajar di MTs Sunan Kalijogo di Pondok Al-Islahiyyah. Keberadaan pondok pesantren tersebut belum memiliki izin pesantren," kata Mohammad As'adul Anam, Selasa (27/2/2024).

Lantaran Ponpes Al-Hanifiyyah tak mengantongi izin, maka Kanwil Kemenag Jawa Timur tidak bisa melakukan tindakan secara administrasi. Pihaknya hanya bisa menghormati proses hukum di kepolisian. Sementara santri yang ada di Pondok Al-Hanifiyyah dititipkan ke pesantren lain terdekat.

Ketua RMI PWNU Jawa Timur, KH Iffatul Lathoif menyatakan keprihatinannya atas kasus kekerasan yang menimpa santri di salah satu pesantren di Kediri. Pihaknya berbela sungkawa sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga korban.

"RMI PWNU Jatim mengawal pendampingan korban, tersangka dan pesantren sampai suasana kembali kondusif. Dengan mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri," tutur Gus Thoif, panggilan akrabnya, dalam keterangannya, Minggu (3/3/2024).

Dalam kasus kekerasan di Kediri, lanjut Gus Thoif, menjadi pelajaran penting bagi pengelola pondok pesantren untuk melakukan pengawasan yang ketat di antara para santri.

"Ya, terus terang, kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami akan terus melakukan koordinasi yang mengaktifkan secara optimal Satgas Pesantren Ramah Santri," tutur Gus Thoif, dari keluarga besar Pondok Pesantren Al-Falah Mojo Kediri.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

Suami dan selingkuhannya yang digerebek istri sah di Gresik kini jadi tersangkaSuami dan selingkuhannya digerebek istri sah di Gresik jadi tersangka Foto: Istimewa

2. Suami dan Pelakor Digerebek Istri di Gresik

Istri mana yang tak curiga dengan gelagat suami yang telah melakukan perselingkuhan. Aroma perselingkuhan yang dilakukan RH (27) tercium oleh sang istri, SWH (28), warga Bangsal, Mojokerto.

Tak tahan dengan perilaku suaminya, ibu dua anak ini akhirnya menggerebek aksi perselingkuhan itu di Perumahan Jade Hamlet, Desa Hulaan, Menganti, Gresik. SWH tak sendirian. Ia mengajak sejumlah polisi, Ketua RT hingga warga setempat untuk menjadi saksi aksi bejat suaminya.

Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan. Aldhino menceritakan, aksi penggerebekan tersebut terjadi pada Kamis (29/2/2024) malam.

Sekitar pukul 23.45 WIB, rombongan yang terdiri dari istri sah, petugas kepolisian, ketua RT hingga warga sekitar, menggerebek sebuah rumah di perumahan tersebut.

"Iya benar, salah satu anggota Polsek Menganti mendapat laporan dari pelapor untuk mendampingi penggerebekan tersebut. Karena pelapor mencurigai adanya perzinaan dengan seorang wanita di perumahan tersebut," ujar kepada detikJatim, Jumat (1/3/2024).

Benar saja, saat digerebek, RH sedang asyik memadu kasih dengan selingkuhannya berinisial PH (20). Sang suami merupakan warga Desa Anggaswangi, Sukodono, Sidoarjo, itu kepergok berduaan dengan PH, warga Dungus, Mojokerto di dalam kamar. Bahkan, keduanya mengaku baru saja melakukan hubungan badan.

"Karena terjadi perzinaan, keduanya pun digelandang ke Polsek Menganti. Karena kasus perselingkuhan, kasus ini sudah ditangani unit PPA," terang Aldhino.

Di depan polisi, PH, perempuan yang digerebek saat bersama RH, suami orang, akhirnya buka suara. Ia mengaku tertipu karena awalnya RH mengaku berstatus duda.

Kanit PPA Sat Reskrim Polres Gresik Ipda Hepi Riza mengatakan, PH memang awalnya tertipu RH yang mengaku sebagai duda. Karena pengakuan RH ini, PH pun bersedia menjalin hubungan dengan PH.

"Jadi yang laki-laki itu mengaku sebagai duda kepada wanitanya," ungkap Hepi.

Hepi menambahkan, PH dan RH telah menjalin hubungan selama setahun terakhir. "Keduanya sudah menjalin hubungan selama satu tahun," ujar Hepi.

PH pun hanya bisa pasrah setelah digerebek di Perumahan Jade Hamled Gresik. Setelah dibawa ke Polres Gresik, diketahui PH ternyata hamil 4 bulan.

"Dari hasil pemeriksaan, wanita ini (PH) sudah hamil 4 bulan," kata Hepi.

Hepi menambahkan, setelah beberapa bulan, PH mulai mengetahui RH sudah memiliki istri dan anak. Namun sayang, PH mengetahui hal tersebut setelah mengandung anak dari RH.

"Tahunya itu ketika sudah hamil. Keduanya pun tetap melanjutkan hubungan tersebut," pungkas Hepi.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

Samsudin saat diperiksa di Polda Jatim gegara kontennya pengajian boleh tukar pasangan viral.Samsudin saat diperiksa di Polda Jatim/ Foto: Aprilia Devi

3. Gus Samsudin Jadi Tersangka Konten Boleh Tukar Pasangan

Pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati Blitar, Gus Samsudin jadi tersangka atas konten video viral soal pengajian membolehkan tukar pasangan. Setelah jadi tersangka, dia langsung dijebloskan ke rutan Polda Jatim.

Sebelumnya dilakukan gelar perkara itu dilakukan usai Subdit V Siber, Ditreskrisus Polda Jatim berkolaborasi dengan Polres Blitar melakukan melakukan penyelidikan secara intensif.

"Konstruksi peristiwa sudah didapatkan dan terkait itu sudah digelarkan oleh Ditreskrimsus Polda Jatim dan dinyatakan bahwa hari ini saudara Samsudin dinyatakan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, Jumat (1/3/2024).

Dirmanto menegaskan bahwa setelah ditetapkan sebagai tersangka, seketika itu juga polisi memutuskan Gus Samsudin langsung ditahan di Rutan Polda Jatim.

"Saudara Samsudin juga hari ini dilakukan penahanan di rumah tahanan Polda Jawa Timur," kata Dirmanto.

Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles Tampubolon mengatakan penetapan tersangka dan penahanan Samsudin dilakukan usai polisi memeriksa 13 orang saksi.

Para saksi yang diperiksa itu termasuk sosok yang membantu pembuatan video, juga pengunggah konten tersebut ke akun YouTube Mbah Den (Sariden) hingga viral.

Adapun peran utama Gus Samsudin dalam kasus konten meresahkan tentang pengajian yang membolehkan bertukar pasangan itu adalah sebagai pembuat skenario.

"Pembuat skenario," ujar Charles ketika memberikan keterangan di Mapolda Jatim.

Atas perannya tersebut Charles menyebutkan bahwa Samsudin akan dijerat dengan UU ITE berkaitan unsur informasi yang meresahkan dan membuat keonaran di masyarakat.

"(Pasalnya) 28 ayat 2 dan 3 UU ITE. Dikhawatirkan unsurnya membuat informasi yang meresahkan dan membuat keonaran di masyarakat," ujar Charles.

Setelah menetapkan Samsudin sebagai tersangka, polisi terus melakukan pengembangan kasus. Ada sinyal tentang tersangka lain selain Samsudin yang akan ditetapkan.

"Calon tersangka yang lain ada, tapi kita masih mendalami perannya sejauh mana. (Baru) 1 tersangka tapi calon tersangka lain sudah ada namanya," kata Charles.

Sebagaimana hasil penyelidikan polisi, sejumlah video tentang pengajian boleh bertukar pasangan yang beredar luas membuat resah warganet diketahui berasal dari video berdurasi 30 menit di akun YouTube Mbah Den (Sariden) milik Gus Samsudin.

Setidaknya ada 2 video pendek beredar di medsos dengan durasi dan sudut pandang kamera yang berbeda. Keduanya menampilkan dialog 4 pemimpin pengajian dengan jemaah laki-laki dan perempuan.

Dalam dialog itu salah satu pemimpin menyampaikan di pengajian itu dibolehkan bertukar pasangan asalkan sama-sama saling suka. Dia tegaskan itu adalah aturan yang ada bagi jemaah yang bergabung dalam pengajian itu.

"Bebas di sini, asalkan seneng sama seneng, suka sama suka, silakan saja. Mau tukar pasangan juga boleh," ujar salah satu pemimpin pengajian dilihat detikJatim, Selasa (27/2/2024).

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

Ustaz Riza Basalamah mengisi kajian di Surabaya.Ustaz Riza Basalamah isi kajian di Surabaya/Tangkapan layar IG @syafiqrizabasalamah_official

4. Pengajian Ustaz Riza Basalamah Sempat Ditolak Ansor

Ustaz Syafiq Riza Hasan Basalamah kembali mengisi pengajian di Surabaya. Dia mengisi pengajian di Masjid Al Ikhlash, Jalan Tanjung Sadari, Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Tentu saja pengajian ini ditolak Gerakan Pemuda (GP) Ansor setempat.

Penolakan atas kehadiran Ustaz Syafiq Riza Basalamah itu disampaikan melalui surat resmi Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Krembangan Nomor 156/PAC-XII-01-19/SR-02/III/2024.

Berikut ini isi surat tertanggal 2 Maret 2024 yang ditandatangani oleh Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Krembangan, Achmad Choirun Sholeh tersebut.

Sehubungan dengan dilaksanakannya kajian (Terlampir) di Masjid Al-Ikhlas Surabaya yang mendatangkan Ustad Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah, Lc, M.A. pada hari Sabtu, 2 Maret 2024 Pukul 18:00 WIB (Ba'da Maghrib s/d Ba'da Isya'), maka kami Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor dan Satuan Koordinasi Rayon Banser Krembangan Kota Surabaya keberatan atas kehadirannya.

Salah satu alasan Ansor menolak Ustaz Syafiq Basalamah karena Ansor setempat tak ingin Kecamatan Krembangan yang damai dan kondusif mengalami kejadian seperti yang telah terjadi di Masjid Assalam, Purimas, Gunung Anyar, beberapa waktu lalu.

"Pada dasarnya Ansor bukan anti-pengajian yang diselenggarakan oleh siapapun, kapanpun, di manapun sangat dianjurkan. Namun kami sangat keberatan keras atas dakwah Syafiq Riza Hasan Basalamah yang menimbulkan keresahan pada masyarakat kita," sebut Achmad Choirun.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP William Cornelis Tanasale menyebutkan memang sempat terjadi aksi penolakan dari Ansor atas pengajian Syafiq Riza Basalamah yang digelar pukul 18.00 WIB pada Sabtu pagi. Aksi itu sempat dimediasi di Polres Tanjung Perak.

"Memang tadi pagi sempat terjadi aksi penolakan oleh rekan-rekan GP Ansor terhadap kegiatan kajian atau ceramah oleh Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Hotel KAS Kecamatan Pabean," kata AKBP William kepada detikJatim, Sabtu (2/3/2024).

Personel Polres Tanjung Perak yang dipimpin Kasat Intelkam Polres Tanjung Perak Iptu Imam Nasir dia sebut berhasil meredam kegaduhan dan kontak fisik yang bisa diakibatkan oleh aksi tersebut.

"Saat ini kegiatan (aksi Ansor) tersebut sudah selesai dan sampai saat ini situasi secara umum aman terkendali di wilayah hukum Polres Tanjung Perak," katanya.

Pada Sabtu petang, pengajian Syafiq Riza Basalamah yang sudah direncanakan cukup lama, tetap digelar. Ansor kembali menyampaikan penolakan kepada pihak takmir dan pengurus yayasan melalui dialog di Masjid Al Ikhlash.

Ketua Pengurus Yayasan Masjid Al-Ikhlash, Sutaryono menjelaskan hasil dialog dengan Ansor tersebut. Dia memastikan bahwa semuanya sudah diselesaikan secara baik-baik dan pengajian Ustaz Riza Basalamah bisa tetap digelar hingga tuntas.

"Alhamdulillah hari ini kami kedatangan dari pihak Ansor Kecamatan Morokrembangan dan tadi sudah komunikasi dengan kami. Intinya kami selesaikan dengan baik-baik, kedua belah pihak saling memahami," katanya kepada detikJatim.

Hal yang akhirnya membuat GP Ansor luluh hingga akhirnya pengajian tetap digelar, kata Sutaryono, salah satunya karena adanya komitmen dari pihak masjid untuk menjaga agar pesan yang disampaikan oleh Ustaz Syafiq Basalamah tetap sejuk dan tidak menyinggung akidah NU.

"Mereka bertanya apakah pihak masjid memberi pesan ustaz agar ceramah sejuk? Iya, kami berkomitmen, kalau ada hal-hal yang menyinggung, kami panitia yang akan menghentikan tanpa kehadiran mereka (Ansor). Kami yang akan hentikan," jelasnya.

Sutaryono mengatakan sebenarnya pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah Sabtu kemarin adalah pengajian yang ketiga yang digelar di sana dengan pembicara yang sama. Namun baru kali ini ada penolakan pengajian oleh GP Ansor.

"Ketiga kalinya. Tidak ada (penolakan sejauh ini) sebelum ini. (Rencananya) sebelum Isya selesai, hanya setengah jam-an," kata Sutaryono.

Ustaz Riza Basalamah pun mengungkapkan rasa syukurnya karena kajian di Surabaya berjalan lancar. Ia bersyukur semua kajian di empat tempat yang berlokasi di Kota Pahlawan itu berjalan tertib.

"Subhanallah. Ana bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla,semua kajian itu berjalan dengan tertib. Kenapa? Ana yakin karena kelapangan hati saudara-saudara kita untuk menjaga, ya menjaga kebersamaan kita dan ukhuwah Islamiyah sehingga kajian itu semua bisa terlaksana," ucapnya.

Ia juga berterima kasih kepada Banser yang telah membantu menjaga kelancaran kajiannya di Surabaya. Selain kepada Banser, Ustaz Riza Basalamah juga berterima kasih kepada ormas lain seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

"Maka saya ucapkan terima kasih kepada semua ormas yang ada, baik itu dari Muhammadiyah, baik itu dari NU sendiri, dari banser, dan dari teman-teman yang lainnya. Semoga amalan antum semua ditulis dan menjadi pemberat timbangan kebaikan antum semua. Dan, buat yang hadir semua semoga mendapatkan manfaat dari kajian itu," sambungnya.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

Halaman 2 dari 4
(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads