Sepasang sepatu putih merupakan kado terakhir Suyanti (38) untuk putranya, Bintang Balqis Maulana (14). Suyanti menunjukkan foto sepatu putih di ponsel genggamannya.
Bintang meninggal usai dihajar selama tiga hari empat kakak kelasnya, Jumat (23/2/2024) siang. Bintang Balqis Maulana, remaja 14 tahun menjadi korban bullying berujung maut di Pondok Pesantren Al Hanifiyah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Empat pelaku kini ditetapkan sebagai tersangka, yakni berinisial MN (18) asal Sidorjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar dan AK (17) asal Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini terkuak ke publik setelah video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah Bintang, viral. Di video itu, tampak darah masih berceceran dari kain kafan korban. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.
"Ini kado ultah terakhir Bintang pada 4 Januari lalu, baru dipakai sekitar 1,5 bulan. Sekarang dia sudah pergi," kata Yanti dengan nada berat kepada detikJatim, Kamis (29/2/2024).
Tak pernah diduga, anak bungsu dari suami pertamanya itu pergi dengan cara yang memilukan. Saat hari ulang tahun Bintang, Yanti sengaja membelikan sepatu warna putih yang diidam-idamkan putranya itu.
"Bintang anak baik, kalau selawat pinter. Sering juara, dia pantas dapat kado itu," ungkapnya.
"Saya selalu tahu nomor sepatu anak saya itu tanpa bertanya, sepatunya yang lama sudah tidak muat, jadi saya beli ukuran di atasnya dan langsung muat," tambah Yanti dengan senyum tipis.
Ibunda Bintang menunjukkan sepatu putih kado terakhir sebelum anaknya tewas dianiaya di Ponpes Al Hanifiyah Kediri. Kerinduan pada Bintang tergambar jelas di mata ibu beranak enam itu, ia terus menatap foto Bintang yang tersenyum ceria di samping kakaknya, Ilham.
Bagi Yanti, kepergian Bintang adalah harga yang sangat mahal untuk sebuah perpisahan. Meski telah ikhlas, ia tetap akan menuntut keadilan atas kematian tragis anaknya.
Jasad Bintang dipulangkan dengan kondisi penuh luka lebam dan sundutan rokok. Tulang hidungnya patah dan ada bekas jeratan di lehernya.
Sementara polisi menggelar rekonstruksi 3 TKP Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyah di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Rekonstruksi secara tertutup ini memperagakan 55 adegan.
"Yang pertama, TKP pertama tiga, kemudian TKP yang kedua ada 12, TKP yang terakhir ada 40 adegan, ini tadi hasil rekonstruksi dan keterangan sesuai," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Kamis (29/2/2024).
Dia mengatakan rekonstruksi ini diikuti empat tersangka yakni MN (18), MA (18), AF (16) dan AK (17). Keempatnya merupakan senior Bintang di pondok pesantren tersebut.
Bramastyo menyebut, keterangan pelaku dengan adegan dalam rekonstruksi masih sesuai dengan hasil berita acara pemeriksaan. Rekonstruksi ini juga langsung diikuti para penyidik dari Unit PPA Satreskim Polres Kediri Kota dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
(hil/fat)