Bikin Trenyuh! Ayah Donorkan Ginjal ke Anak, Transplantasi di RSPAL Surabaya

Bikin Trenyuh! Ayah Donorkan Ginjal ke Anak, Transplantasi di RSPAL Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 20 Feb 2024 15:55 WIB
Pamuji Rahayu Wilujeng, ibu Gayu Laondeng Putri pasien transplantasi ginjal di RSPAL dr Ramelan Surabaya.
Pamuji Rahayu Wilujeng, ibu Gayu Laondeng Putri pasien transplantasi ginjal (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Gayu Laondeng Putri, gadis berusia 21 tahun hari ini menjalani operasi transplantasi ginjal dengan pendonor yang tidak lain adalah ayah kandungnya, Agus L Arifin (48). Pelaksanaan transplantasi ginjal ini merupakan yang pertama dilakukan di RSPAL dr Ramelan Surabaya.

Setelah 2 tahun mengidap Glomerulonephritis kronis atau Infeksi ginjal kronis hal ini mengakibatkan Gagal Ginjal Terminal dialami oleh Gayu Laondeng Putri.

Operasi transplantasi organ dalam di RSPAL dr Ramelan Surabaya merupakan kali pertama dilakukan. Pasien pertama adalah Gayu dan sebelumnya telah menjalani Hemodialisis di RSPAL dr Ramelan selama 2 tahun.

Pamuji Rahayu Wilujeng (45) warga Rungkut Medayu Utara No. 21/25, ibu dari pasien transplantasi ginjal sekaligus istri dari recipient Agus L Arifin ini terharu anaknya dan suaminya menjalani operasi. Khususnya kepada anak pertamanya yang sudah berjuang melawan penyakit selama 2 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pastinya seorang ibu perasaan saya nggak karu-karuan, saya yakin operasi berjalan lancar dan terima kasih kepada semua staf di RSPAL," kata Pamuji saat ditemui detikJatim di RSPAL dr Ramelan Surabaya, Selasa (20/2/2024).

Pamuji menyatakan dirinya sendiri tidak tahu apa penyebab anaknya mengalami gagal ginjal. Namun, kata dia, gejala di ginjal putrinya itu sudah terlihat sejak sang anak masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK). Putrinya itu mudah lelah dan tidak mau beraktivitas fisik.

ADVERTISEMENT

Baru terdeteksi di usia 19 tahun ketika Gayu berkuliah semester 1. Kala itu Pandemi COVID-19, Pamuji mengaku diirnya harus bekerja sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATML) di salah satu RS di Surabaya sedangkan anaknya kuliah online, sehingga dirinya merasa kurang bisa mengawasi.

Pamuji Rahayu Wilujeng, ibu Gayu Laondeng Putri pasien transplantasi ginjal di RSPAL dr Ramelan Surabaya.Pamuji Rahayu Wilujeng, ibu Gayu Laondeng Putri pasien transplantasi ginjal di RSPAL dr Ramelan Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

"Saya pikir hepatitis A, periksa untuk tes dan masih bergurau karena ATML saya yang ambil darah anak saya sendiri. Saya lihat hasilnya hancur hati saya, rasa bersalah iya, kenapa nggak dari awal, rasa bersalah masih menghantui saya," cerita ibu 3 anak tersebut tak kuasa menahan air mata.

Mulanya Gayu dirawat di RS swasta tempat Pamuji bekerja, kemudian oleh dokter yang menangani, Gayu disarankan untuk dirawat di RSPAL dr Ramelan karena dokter bisa mengawasi lebih intens.

Pamuji pun mendapat wawasan dari dokter agar tidak lagi menjalani cuci darah 2 kali seminggu yang sudah dilakukan sejak awal 2022, perlu dilakukan transplantasi ginjal.

Pada November 2023 Pamuji pun mengajukan transplantasi donor ginjal untuk anaknya. Ternyata golongan darah Pamuji dengan Gayu tidak sama sehingga transplantasi ginjal tidak bisa dilakukan. Saat itulah ayah Gayu tergerak hingga bikin trenyuh sang ibu.

"Tanpa pikir panjang ayahnya langsung mengajukan. Langsung mengambil posisi saya memberikan ginjal tanpa saya paksa. Dia mau demi anaknya," ujar Gayu tak kuasa menahan air mata.

Pamuji memberi pesan kepada seluruh orang tua agar lebih peka terhadap kesehatan anaknya. Bahkan bila perlu dilakukan check up 1 tahun sekali meski ada atau tidak ada gejala untuk mendeteksi sedini mungkin.

"Karena selama ini dia tidak ada keluhan sama sekali. Selama 2 tahun sudah 10 kali operasi, sudah berbagai cara coba sampai dengan ini transplantasi ginjal. Cuci darah sejak awal 2022 sudah cuci darah seminggu 2 kali," jelasnya.

Dia juga bersyukur pengobatan semuanya ditanggung BPJS Kesehatan. "Sejak November 2023 ditawari, saya bersyukur RSPAL sangat membantu. Saya terima kasih kepada jajaran di sini. Di sini gratis tanpa biaya, full BJPS dan benar-benar membantu," ujarnya.

Transplantasi pertama di RSPAL dr Ramelan Surabaya, baca halaman selanjutnya.

Sementara Kepala RSPAL dr Ramelan Laksamana Pertama TNI dr Sujoko Purnomo SpB mengatakan transplantasi organ ini sudah direncanakan sejak awal 2023 dan sudah mengajukan izin kepada Kemenkes dan Komite Transplantasi Nasional.

Bahkan, tim komite sudah melakukan visitasi, baik melihat dari segi SDM, sarpras, kemampuan nakes dan semuanya sudah memenuhi syarat perizinan berusaha Kemenkes RI PB-UMKU: 022000079187400050004 tanggal 26 September 2023.

"Hari ini dimulai, ini adalah yang pertama kami lakukan," kata dr Sujoko.

RSUP dr Kariadi Semarang sebagai pengampu juga telah melakukan visitasi terhadap kesiapan fasilitas dan alat juga advokasi terhadap pasien dan pendonor pada 18 Januari 2024.

"Tim transplantasi ginjal RSUP dr Karyadi, mereka melihat operasi yang cukup banyak dan mereka sudah visitasi ke RSPAL terhadap fasilitas dan SDM dan farmasi, labolarotium dan melaksanakan pemeriksaan medis kepada calon donor recipient transplantasi melaksanakan advokasi hukum supaya legalitasnya terjamin. Artinya disetujui bahwa tim RSUP dr Karyadi akan mengampu RSPAL melaksanakan transplantasi ginjal," jelasnya.

Dr Sujono menyebut, pasien merupakan pasien rutin dan bukan prajurit militer. Untuk biaya juga ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan. Bila tidak ditanggung BPJS, biaya transplantasi ginjal bisa mencapai Rp 600 juta.

"Ini salah satu tujuannya sebagai operasi pelopor. Harapannya nanti kami bisa mandiri dan bisa melakukan operasi selanjutnya. Karena pasien RS kita sangat tinggi. Kami akan melakukan terus. Diharapkan bisa melakukan transplantasi organ lain, misalnya hati, tumor kanker hati. Seriosis jantung. Kami juga sudah mengirim nakes untuk belajar," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads