Tertib Berlalu Lintas Jadi Mata Pelajaran Baru untuk Siswa di Indonesia

Tertib Berlalu Lintas Jadi Mata Pelajaran Baru untuk Siswa di Indonesia

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Kamis, 01 Feb 2024 18:13 WIB
Peresmian diseminasi pendidikan tertib berlalu lintas menjadi mata pelajaran baru di Surabaya.
Peresmian Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Korban laka lantas di Jatim masih didominasi pelajar di Indonesia. Demikian halnya di Jawa Timur. Untuk itulah pendidikan tentang kesadaran berlalu lintas mulai diterapkan di Indonesia.

Data dan informasi yang diperoleh detikJatim dari Korlantas Polri disebutkan bahwa setiap tahun angka kecelakaan melibatkan Gen Z atau pelajar selalu menempati posisi teratas.

Pada 2022 ada 137.000 kasus kecelakaan yang melibatkan 150.455 korban dengan persentase kematian sebanyak 70%. Kasus kecelakaan tertinggi terjadi pada usia 15 tahun hingga 19 tahun. Kemudian, 42.080 orang terlibat sebagai pengemudi saat kecelakaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal inilah yang mendorong pemerintah menekan fatalitas dan jumlah laka lantas di Jatim melalui program pembelajaran lalu lintas kepada pelajar. Salah satunya dengan melakukan diseminasi model integrasi pendidikan lalu lintas.

Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja Munadi Herlambang mengatakan pihaknya mulai merealisasikan dan membangun kesadaran tertib berlalu lintas di kalangan pelajar sejak 2023 lalu.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, hal itu merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dilakukan Jasa Raharja tidak hanya menyasar para pelajar tetapi juga para guru se-Indonesia.

"Ini (mata pelajaran lalu lintas) mulai tingkat SD atau MI, SMP atau MTs, sampai SMA atau SMK," kata Munadi saat ditemui di Hotel Bumi Surabaya, Kamis (1/2/2024).

Dia menjelaskan diseminasi pendidikan lalin itu bertujuan untuk membangun kesadaran tertib lalu lintas di kalangan pelajar. Karena itu para guru mulai tingkat SD sampai SMA diberikan bekal berupa pelatihan, arahan, dan materi secara bertahap.

"Kami sadar kami memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan masyarakat saat berkendara di jalan raya, sehingga consern kami juga difokuskan pada ketertiban berlalu lintas di jalan raya. Tapi menciptakan tertib lalu lintas ini menjadi tanggung jawab kita bersama," ujarnya.

Hal senada disampaikan Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan Achmad Purwantono. Menurutnya, para remaja dan Gen Z menempati posisi teratas korban kecelakaan.

Maka dari itu, ia ingin ilmu dan mata pelajaran baru ini benar-benar tepat sasaran. Menurutnya, tak hanya memberi bekal ilmu, tapi juga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari saat berkendara di jalanan.

"Harapannya para guru mampu memberikan pembekalan wawasan dan pengetahuan di sekolah masing-masing, sehingga Gen Z mampu menjadi pelopor keselamatan dalam usaha mencapai target zero accident. Apalagi guru dapat memberikan materi pendidikan mengenai keselamatan lalu lintas di kelas sekolah mereka masing-masing," paparnya.

"Dalam kurikulum baru ini, target kita menciptakan tertib lalu lintas fan dapat kita capai, supaya angka laka lantas termasuk di Jatim yang termasuk paling besar di Indonesia bisa ditekan," sambungnya.

Sementara itu Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah menyebut 6.004 pengemudi yang terlibat laka lantas di Indonesia masih berusia di bawah 17 tahun atau 14,3%. Dengan adanya mata pelajaran ini dia berharap bisa menekan angka kecelakaan.

"Harapannya bisa tertanam sikap disiplin sejak usia dini. Kelak dewasa menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas bagi orang di sekitarnya, karena edukasi ini merupakan wujud nyata kepedulian kita bersama kepada masyarakat, khususnya terhadap anak-anak," tutupnya




(dpe/fat)


Hide Ads