Memperingati Hari Gizi Nasional, masih ada beberapa Pekerjaan Rumah (PR) penyakit terkait dengan gizi. Di RSU dr Soetomo, banyak pasien yang mengidap malnutrisi dengan penyakit penyerta.
Malnutrisi sendiri terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Penyebabnya bisa karena pola makan yang tidak baik, kondisi pencernaan, atau penyakit lain.
"Di RSU dr Soetomo yang banyak adalah pasien-pasien malnutrisi dengan penyakit penyertanya. Jadi bukan asli stunting," kata Kepala Instalasi Gizi RSU dr Soetomo, Adhiyanti Asikin, Kamis (25/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanti, sapaan akrabnya mengatakan untuk stunting biasanya ditemukan di masyarakat, kemudian di puskesmas dan ditangani dinkes untuk makanannya. Anak bisa disebut stunting bila berat badan, tinggi dan umur tidak sesuai.
"Tapi kalau sudah mengganggu metabolismenya, baru dirawat di RS," ujarnya.
Dalam satu bulan, tim ahli gizi dan metabolisme anak melaporkan 5-10 pasien. Penyakit penyerta yang diderita juga macam-macam, ada kelainan ginjal, penyakit hati dan lainnya.
Ia menjelaskan, anak baru mendapat makanan pendamping pada usia 6 bulan. Pada usia itu, anak-anak bisa dikenalkan dengan protein hewani, karena membantu tumbuh kembang anak lebih cepat daripada tidak mendapatkan protein hewani.
"Diharapkan diberikan protein hewani sampai usia 2 tahun. Jadi di samping ASI, anak tetap diberikan makanan yang mengandung protein hewani, sehingga stunting tidak terjadi," jelasnya.
Selain itu, penting juga memberikan edukasi bahaya penyakit gizi dan stunting kepada remaja, calon pengantin dan ibu hamil. Agar ketika nantinya hamil hingga pasca melahirkan tahu apa saja asupan yang harus diberikan ke buah hati.
"Misal calon pengantin ini sudah tahu, maka saat hamil akan tahu bagaimana dia memperhatikan kondisi gizi anaknya dan pada saat melahirkan nanti gizi anaknya baik. Kemudian saat HPK 1.000 hari semua kebutuhan anak terpenuhi," urainya.
Pada momen Hari Gizi Nasional ke-64 ini bertema Cegah Stunting dengan Protein Hewani, RSU dr Soetomo mengadakan kegiatan lomba masak untuk anak usia 1-2 tahun. Bahkan ada chef yang mengajarkan bagaimana membuat MPASI dengan bahan lokal.
Orang tua pasien anak juga diberikan edukasi terkait gizi dan makanan seimbang. Agar para orang tua bisa lebih memperhatikan gizi dan mengerti nutrisi apa saja yang bisa dikonsumsi sesuai usia anak.
"Kita edukasi gizi tentang makanan seimbang dan di poli rawat jalan anak kita juga berikan edukasi. Lalu besok ada senam bersama dan konsultasi gizi, tujuan kita semua civitas rumah sakit bisa mengerti apasih stunting itu, apa makanan seimbang, dan lainnya, sehingga semua karyawan itu ngerti," pungkasnya.
(esw/fat)