Konflik antartetangga di Desa Beji, Boyolangu, Tulungagung yang berujung penembokan akses jalan pada awal tahun 2023 sempat mencuri perhatian publik. Konflik ini pun berakhir tanpa ada penyelesaian karena mediasi yang digelar antara kedua belah pihak buntu.
Dua tetangga yang berkonflik masing-masing adalah keluarga Riyanto dan Haryono. Awal konflik keduanya bermula saat keluarga Haryono mengklaim akses jalan yang melintas di rumah Riyanto merupakan tanah miliknya pada akhir tahun 2022.
Tak hanya itu, keluarga Haryono juga diketahui menghina keluarga Riyanto dengan kalimat dianjing-anjingkan. Ini karena keluarga Riyanto dinilai mengklaim tanah akses jalan di depan rumahnya merupakan tanahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umpatan dari keluarga Haryono ini membuat sakit hati keluarga Riyanto. Sebab, keluarganya memang memiliki hak atas tanah akses jalan dengan dibuktikan dengan sertifikat hak milik (SHM).
"Saya dicaci-maki hingga keterlaluan, saya sudah tidak kuat menahan. Saya dituduh merebut tanah dan dianjing-anjingkan," kata Riyanto saat itu.
Puncaknya, pihak Riyanto kemudian melakukan penembokan setinggi 2,5 meter untuk menutup akses jalan keluarga Haryono. Penembokan ini dilakukan pada Senin 12 Desember 2022 pagi. Akibatnya keluarga Haryono pun terisolir karena jalan yang ditembok tersebut merupakan akses satu-satunya.
Widiastuti, pihak keluarga Haryono mengaku pembangunan tembok tersebut tanpa sepengetahuan atau koordinasi dengan pihak keluarganya. Mengetahui hal ini, ia langsung menghubungi pihak pemerintahan desa setempat.
"Tidak ada komunikasi sebelumnya, tiba-tiba tetangga sebelah itu mengukur dan memasang rancangan besi. Saat saya di sini (jualan soto) keluarga Pak Riyanto datang dan menembok, nggak ada komunikasi," kata Widiastuti.
Menurut Widiastuti, saat dilakukan penutupan akses jalan, empat anggota keluarganya masih berada di dalam rumah dan terisolir. Mereka adalah Haryono (80), Asmunah (62), Bagus (30) dan Maya (19).
Saat empat anggota keluarganya terkurung di dalam rumah, Widiastuti sempat kesulitan untuk mengirimkan makanan. Bahkan untuk mengirim makanan salah satu kerabatnya harus naik dan mengulurkan di atas tembok.
Setelah melalui serangkaian mediasi yang dilakukan pemerintahan desa setempat, tembok akhirnya dibuka sebagian, sehingga bisa digunakan untuk akses keluarga Haryono. Proses mediasi juga segera diagendakan di Kantor Desa Beji.
Lihat juga Video 'Penampakan Rumah Kos di Bandung yang Aksesnya Ditembok Tetangga Sendiri':