Buntu! Keluarga yang Sakit Hati 'Dianjing-anjingkan' Enggan Bongkar Tembok

Buntu! Keluarga yang Sakit Hati 'Dianjing-anjingkan' Enggan Bongkar Tembok

Adhar Muttaqin - detikJatim
Rabu, 04 Jan 2023 18:11 WIB
Penembokan akses jalan di Tulungagung
Penembokan akses jalan di Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Upaya mediasi tentang tembok yang berdiri menutup akses jalan di Desa Beji, Tulungagung menemui jalan buntu. Akibatnya, rencana pembongkaran tembok itu pun gagal dilakukan.

Kepala Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung Khoirudin mengatakan bahwa konflik antara keluarga Haryono dan Riyanto yang berujung penembokan itu sulit terurai. Keluarga Riyanto yang sebelumnya meminta waktu sepekan akhirnya menarik diri, enggan membongkar tembok.

"Sampai saat ini belum dibongkar, tapi kalau akses 60 cm itu masih ada. Kami seperti lelah melakukan mediasi, berulang kali selalu gagal," kata Khoirudin kepada detikJatim, Rabu (4/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya terakhir yang telah dilakukan, kata Khoirudin, pihak desa sempat meminta keluarga Haryono mengirimkan surat secara resmi ke pemerintah desa yang isinya memohon agar tembok itu dibongkar. Surat itu ditindaklanjuti pemerintah desa dengan berkirim surat kepada keluarga Riyanto.

"Kemudian keluarga Pak Riyanto membalas permintaan itu yang intinya tidak mau melakukan pembongkaran," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya menolak melakukan pembongkaran, Khoirudin juga menyebutkan bahwa keluarga Riyanto mempersilakan keluarga Haryono bila memang hendak menempuh jalur hukum berkaitan dengan keberadaan tembok tersebut.

Khoirudin mengaku telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan langkah mediasi bersama dengan aparat kepolisian. Upaya mediasi telah digelar berulang kali, namun menemui kebuntuan.

"Kami belum tahu apakah akan ada yang menempuh jalur hukum atau tidak, sampai saat ini belum ada laporan," ujarnya.

Penembokan akses jalan yang membatasi ruang gerak keluarga Haryono itu terjadi pada Selasa 20 Desember 2022 lalu. Keluarga Riyanto membangun tembok itu dengan alasan sakit hati dianjing-anjingkan oleh keluarga Haryono dan anak-anaknya.

Persoalan utama yang memicu penembokan itu adalah konflik antarkeluarga. Keluarga Riyanto mengaku kesal karena sebagian tanahnya diklaim Haryono. Puncak kemarahan terjadi setelah keluarga Riyanto mendapat makian dari keluarga Haryono.

Terhadap kasus ini, pihak desa dan polisi sempat memfasilitasi mediasi hingga akhirnya keluarga Riyanto memberikan akses jalan 60 cm kepada keluarga Haryono.

Keesokan harinya pemerintah dan kepolisian kembali melanjutkan mediasi di kantor Desa Beji. Saat itu keluarga Riyanto meminta waktu selama sepekan untuk berunding dengan keluarga sebelum membongkar tembok. Tapi hal itu kembali menemui jalan buntu, karena keluarga Riyanto enggan membongkar tembok tersebut.




(dpe/iwd)


Hide Ads