Kata Pakar soal Manfaat Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD

Kata Pakar soal Manfaat Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 13 Des 2023 12:26 WIB
Pabrik nyamuk super wolbachia
Pabrik nyamuk super wolbachia (Foto: Screenshot YouTube Bill Gates)
Surabaya - Nyamuk Wolbachia telah teruji bisa menjadi salah satu solusi pengendalian nyamuk Aedes Aegypti, pembawa demam berdarah (DBD). Pemerintah telah melakukan implementasi ke-4 kota yang menjadi pilot project tahun 2022.

4 Kota yang menjadi pilot project penyebaran nyamuk wolbachia yakni Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang. Sementara di Jatim belum ada kebijakan khusus untuk menyebar nyamuk wolbachia.

Apa itu nyamuk Wolbachia

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof Dr dr Aryati MS SpPK(K) mengatakan, Wolbachia merupakan bakteri alami. Bakteri Gram negatif secara alami terdapat pada serangga kupu-kupu, lalat dan lebah.

"Wolbachia salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah. Tapi yang paling terkenal kandungan Wolbachia ada di lalat buah drosophila melanogaster," kata Prof Aryati, Rabu (13/12/2023).

Salah satu Tim Ahli Kajian Risiko Wolbachia Kemenkes RI sejak 2016 ini menjelaskan nyamuk wolbachia bisa menghasilkan siklus berbeda saat dikawinkan dan bisa membuat nyamuk menjadi mandul.

"Nyamuk wolbachia jantan yang kawin dengan nyamuk aedes aegypti non wolbachia betina, maka tidak akan menghasilkan telur yang menetas. Nyamuknya jadi mandul ya, tidak bisa menghasilkan keturunan," jelasnya.

Nyamuk wolbachia betina saat kawin dengan nyamuk aedes aegypti non wolbachia jantan akan menghasilkan telur dengan gen wolbachia. Sama halnya ketika nyamuk wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan berwolbachia.

Dalam penelitian yang dilakukan, nyamuk wolbachia terbukti mampu menurunkan kasus demam berdarah sebesar 77,1%. Perawatan di RS akibat demam berdarah mengalami penurunan sebanyak 86%.

Manfaat nyamuk Wolbachia

Nyamuk wolbachia memiliki banyak manfaat. Salah satunya, meski mengandung bakteri, tapi tidak bisa menginfeksi manusia.

"Bakterinya tidak mungkin pindah, karena bakteri hanya berada pada tubuh nyamuk saja. Kalau tergigit nyamuk Wolbachia tidak akan menyebabkan manusia sakit," ujar Prof Aryati.

Nyamuk Wolbachia tidak mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti. Akan tetapi bisa menekan penyebaran virus dengue yang ada dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Wolbachua mampu menjadi pelengkap program 3M Plus. Ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir pada keberadaan nyamuk wolbachia.

"Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau terlanjur tergigit tidak apa-apa, karena bakteri nyamuk tidak berpindah ke manusia," katanya.

Perjalanan Wolbachi

Prof Aryani mengatakan, penelitian soal nyamuk Wolbachia melalui perjalanan panjang. Yakni sejak tahun 2011. Dan pada tahun 2017, pemerintah melakukan penelitian berjudul Applying Wolbachia to Eliminate Dengue (AWED) beserta respons masyarakat terkait nyamuk Wolbachia telah terpikirkan sejak lama.

"Analisis soal kemungkinan terjadinya perdebatan oleh masyarakat sudah terpikirkan sejak dulu," ujarnya.

Proses pemantauan terkait nyamuk wolbachia masih tetap berlangsung hingga saat ini. Selain Indonesia, ada negara lain yang telah menggunakan inovasi nyamuk ini seperti Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, hingga Meksiko.




(esw/fat)


Hide Ads