Jatim Sepekan: Nasib Buruh Tendang Satpol PP-Candaan Ngawur Bawa Bom

Jatim Sepekan: Nasib Buruh Tendang Satpol PP-Candaan Ngawur Bawa Bom

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Minggu, 10 Des 2023 15:31 WIB
satpol pp surabaya ditendang pendemo
Satpol PP ditendang buruh (Foto: Tangkapan Layar)
Surabaya -

Dalam sepekan ada beberapa berita yang disajikan detikJatim menyedot pembaca. Salah satunya aksi brutal pendemo menendang Satpol PP Surabaya saat membuka jalan untuk warga Surabaya.

Selain itu seorang warga Gresik ditemukan tewas dengan mulut tertancap pisau dan penemuan potongan payudara di rawa-rawa kawasan Romokalisari, Surabaya.

Berikut detail berita di Jawa Timur menyedot pembaca detikJatim:

1. Buruh Tendang Satpol PP Surabaya

Dua petugas Satpol PP korban tendangan kungfu dan diinjak-injak oknum buruh saat demo UMK Jatim 2024 Kamis (30/11/2023) . Mereka yang sempat dirawat di RSUD Soewandhie menuntut keadilan dan pelaku diproses hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota tim Jolodoro Satpol PP Surabaya itu menceritakan, siang itu pendemo memblokade jalan hingga massa buruh naik ke pedestrian. Warga pengendara di Jalan Ahmad Yani itu tidak bisa melintas karena jalanan penuh massa aksi yang sedang bergerak menuju ke Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan.

Salah satu warga meminta tolong kepada AM untuk membukakan sedikit jalan agar bisa lewat karena warga itu hendak menuju ke kantor.

ADVERTISEMENT

"Nah, saya masuk minta tolong kalau boleh kasih jalan satu baris buat sepeda motor. Jadi orang biar bisa jalan," ujarnya.

Oknum buruh itu bukannya memberikan ruang seperti yang diminta tapi mereka justru mulai menyerang AM. Salah satu oknum buruh melancarkan tendangan kungfu sedangkan TA yang mau menolong diinjak-injak.

Kedua petugas Satpol PP itu pun menjadi sasaran amukan pendemo. Niat baik mereka hendak menolong warga justru dibalas kekerasan hingga mengalami cedera.

"Kok mereka tambah marah-marah. Saya terus dipukul dari belakang, abis gitu TA bantuin saya. Narik, tapi nggak sampai kena tangan saya itu TA udah didorong sama massa. Dia jatuh tengkurap lalu diinjek-injek," ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi rumah salah satu petugas Satpol PP bernama AM yang jadi korban tendangan kungfu. Eri mengaku tidak memaksa petugas Satpol PP itu apakah mereka akan melanjutkan atau mencabut laporan polisi.

Eri hanya berpesan kepada AM, bila memang pelaku menyampaikan permohonan maaf atas apa yang telah mereka lakukan sebagai manusia AM wajib untuk memaafkan mereka.

"Kalau sudah terlanjur begini ya tidak bisa (damai). Biarkan ranah hukum berjalan," kata Eri di depan Masjid Muhajirin Jalan Sedap Malam, Jumat (1/12/2023).

Sementara sejumlah oknum buruh yang mengeroyok dan menganiaya 2 petugas Satpol PP saat demo UMK Jatim 2024 di Surabaya telah diamankan. Oknum buruh berinisial RTP itu menyerahkan diri ke polisi.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan RTP menyerahkan diri pada Senin (4/12) malam. Dia menjelaskan bahwa RTP datang ke Polrestabes Surabaya diantar sejumlah rekannya sesama buruh.

"Kemarin malam yang bersangkutan diantar rekan-rekannya ke penyidik," kata Hendro kepada awak media usai konferensi pers di Gedung Pesat Gatra Polrestabes Surabaya, Selasa (5/12/2023).

Hendro mengaku mulanya di buruh hendak berdamai dengan korban. Hendro menegaskan bahwa upaya damai itu tidak bisa dilakukan semudah itu. Proses hukum harus tetap dilakukan.

"Dia menyerahkan diri dengan maksud untuk berdamai. Namun kami tetap melakukan penyidikan dan kami terima yang bersangkutan, lalu kami periksa sebagai saksi," ujar Hendro.

Berita selengkapnya bisa di baca di sini

Dua pelaku perampokan dan pembunuhan di Gresik terancam hukuman matiDua pelaku perampokan dan pembunuhan di Gresik/ Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim

2. Warga Gresik Tewas dengan Mulut Tertancap Pisau

Aksi perampokan sadis membuat Aris Suprianto (30) warga Menganti, Gresik tewas dengan pisau di mulut. benda berharga milik korban seperti motor, HP, tas dan uang dibawa kabur oleh para pelaku.

Dua orang diamankan dan diperiksa polisi. Rupanya, setelah merampok dan membunuh korban, para pelaku menjual motor dan HP korban di Jawa Tengah.

"Motor korban dijual Rp 10 juta, di Demak. Sementara HP-nya dijual Rp 600 ribu di Rembang, Jawa Tengah," tambah Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan kepada detikJatim, Senin (4/12/2023).

Polisi juga memburu para penadah barang hasil perampokan tersebut. "Sudah amankan motor korban. Kita juga sudah amankan tiga penadah yang membeli hasil perampokan itu," katanya.

Meski begitu polisi mengamankan 5 tersangka. Dua pelaku perampokan dan tiga penadah hasil curian.

"Total ada lima tersangka yang kami amankan. Dari kelima tersangka, polisi terlebih dahulu mengamankan dua perampok yang menghabisi korban. Keduanya adalah Hengki Pratama (23) warga Morowudi, Cerme Gresik dan Irfan (30) warga Palembang," ujar Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom.

"Dalam perannya, tersangka HP (Hengki Pratama) merupakan otak dari perampokan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Sedangkan tersangka IF turut melakukan aksi perampokan dan membunuh korban," tambahnya.

Kasus ini berawal saat Hengki mendapat tawaran pekerjaan dari Irfan melalui media sosial. Setelah bertemu keduanya justru merencanakan aksi kejahatan. Keduanya bersepakat melakukan perampasan motor alias begal.

Namun niat itu tak terlaksana karena ada tawaran pekerjaan dari Aris. Mereka lalu mengiyakan pekerjaan itu. Padahal mereka hendak merampok Aris yang ternyata berakhir dengan pembunuhan.

"Karena saat itu korban melawan dan berteriak meminta tolong, kedua pelaku membunuh korban dengan memukul palu dan paving. Kemudian untuk memastikan korban meninggal, pelaku HP menusukkan pisaunya," tambah Adhitya.

Setelah berhasil membunuh korban, pelaku melarikan diri dan membawa motor, HP dan tas korban ke Jawa Tengah. Untuk motor mereka menjualnya ke penadah bernama Ahmad Supriadi warga Semarang dan Joko Dwi warga Demak.

Sementara untuk HP mereka menjualnya ke penadah bernama Aditya Rosadi warga Rembang, Jawa Tengah. Ketiga penadah tersebut ditangkap di kota yang berbeda.

Di hadapan polisi, para pelaku mengakui telah merencanakan perampokan tersebut.
Lima tersangka telah diamankan dalam kasus ini. Mereka adalah Hengki Pratama (23) warga Morowudi, Cerme Gresik dan Irfan (30) warga Palembang. Mereka adalan perampok dan pembunuh Aris.

Sementara tiga tersangka lain adalah Ahmad Supriadi warga Semarang, Joko Dwi warga Demak, dan Aditya Rosadi warga Rembang. Mereka adalah penadah barang hasil kejahatan Hengki dan Irfan.

Kasus ini berawal saat Hengki mendapat tawaran pekerjaan dari Irfan melalui media sosial. Setelah bertemu keduanya justru merencanakan aksi kejahatan. Keduanya bersepakat melakukan perampasan motor alias begal.

Namun niat itu tak terlaksana karena ada tawaran pekerjaan dari Aris yang juga dari medsos. Mereka lalu mengiyakan pekerjaan itu. Padahal mereka hendak merampok korban yang ternyata berakhir dengan pembunuhan.

"Sudah merencanakan sebulan lalu. Baru kenal dengan korban, kenal lewat Facebook. Lihat postingannya kayak pijet gitu, terus saya mau main ke rumahnya," kata Hengki Pratama, otak perampokan sadis, di Polres Gresik kepada detikJatim, Rabu (6/12/2023).

Setelah berkenalan lewat Facebook, Hengki dan Irfan mengajak korban bertemu di rumahnya. Namun korban menolak dan mengajak kedua pelaku bertemu di warung kopi daerah Menganti.

"Setelah bertemu, kita diajak ke rumah dia (korban) untuk melakukan pijat. Pertama gak dibolehin ke rumahnya, diajak ngopi. Lalu diajak ke rumahnya sendiri. Sampai di rumah korban, kita melakukan pijat. Gak sampai satu jam di rumahnya. Sebenarnya kita mau ambil motor saat korban tertidur," lanjut Hengki.

Sementara itu, Irfan satu pelaku lainnya mengatakan saat Hengki dan korban berada di dalam kamar, Irfan ke dapur untuk memasak mi. Di dapur, Irfan melihat pisau dapur dan menyimpannya di pinggang belakang.

"Saya ke dapur untuk masak mi saat dia (Hengki) dan korban dikamar. Pas di dapur ada pisau saya ambil buat jaga-jaga apabila korban tak tidur atau melawan," kata Irfan.

Mengetahui Irfan membawa pisau, korban pun spontan bangun dan berusaha melawan. Irfan pun refleks mencoba menusuk ke korban tapi tidak mempan.

"Karena tak bisa ditusukkan, saudara Hengky ini miting, saya ambil palu dan balok paving. Karena korban berteriak meminta tolong, saya pukul dengan palu," tambah Irfan.

Setelah korban tak sadarkan diri, pelaku Hengki menusukkan pisau ke mulut korban. Itu untuk memastikan korban sudah meninggal. "Yang tusuk pisau ke mulut korban saya pak. Untuk memastikan korban meninggal," aku Hengki menambahkan.

Usai membunuh, Hengki dan Irfan kabur sambil membawa motor dan tas milik korban yang berisi uang dan HP. Mereka lalu menjual motor itu ke Ahmad Supriadi yang kemudian menjualnya lagi ke Joko Dwi. Sementara HP dijual ke Aditya Rosadi.

Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian menangkap Hengki dan Irfan yang berlanjut dengan menangkap Ahmad Supriadi, Joko Dwi, dan Aditya Rosadi. Dua pelaku kini dijerat dengan Pasal 365 ayat 4 dan atau 338 KUHP. Hukuman yang mengancam mereka minimal 20 tahun pidana penjara.

Berita selengkapnya bisa di baca di sini

Penumpang Pelita Air canda bawa bomPenumpang Pelita Air canda bawa bom/ Foto: Suparno

3. Candaan Bom Penumpang Pelita Air

Surya Hadi Wijaya harus berurusan dengan hukum akibat candaan ngawurnya. Penumpang Pelita Air IP 205 itu mengatakan ke pramugari di tasnya ada bom. Dia harus mempertanggungjawabkan guyonannya yang membawa bom di pesawat.

Akibat candaan ngawur itu, pesawat Pelita Air nomor penerbangan IP 205 tujuan Jakarta sempat batal take off dari Bandara Juanda Surabaya, Rabu (6/12/2023). Candaan bom itu berawal saat Surya naik pesawat sambil membawa tas di punggung.

Warga Bogor yang duduk di kursi nomor 14 A itu kemudian didatangi seorang pramugari bernama Jesika yang mencoba membantu untuk meletakkan tas di dalam kabin. Namun, ternyata Jesika tidak kuat mengangkat tas milik Surya itu. Tas tersebut terlalu berat.

"Dari keterangan Jesika minta tolong untuk membantu mengangkat tas milik terduga pelaku, karena ternyata berat," jelas Danlanudal Juanda Kolonel Laut (P) Heru Prasetyo saat merilis kasus ini, Kamis (7/12/2023).

Namun, saat ditanya Jesika, Surya malah memberikan jawaban yang tak terduga. "Iya lah mbak berat, karena isinya bom," imbuh Heru menirukan ucapan Surya kepada Jesica.

Setelah itu, Jesika melaporkan ucapan Surya itu kepada pilot. Pilot lantas meneruskan laporan itu kepada ATC Juanda yang segera direspons dengan cepat.

"Satgaspam Bandara, Avsec, ARFF AP I, Airport operation Center, Ground Handling Gapura dan Station Manager Pelita melaksanakan tindakan cegah dini dan posisi siaga," lanjut Heru.

Heru melanjutkan, Dansatgaspam sempat berkomunikasi dengan pilot Pelita Air terkait dengan ucapan bom yang dilontarkan oleh Surya. Diketahui Surya sudah mengaku bahwa ucapan itu hanya candaan.

"Sebanyak 3 kali terduga pelaku menjawab dengan jawaban hanya bercanda," jelas Heru.

Dansatgaspam lantas diminta oleh Danlanudal Juanda untuk mengevakuasi penumpang lantaran jawaban Surya masih meragukan.

"Sebanyak 164 penumpang dan kru bisa dievakuasi dengan aman. Selanjutnya terduga pelaku diamankan oleh Denpom Lanudal Juanda dan Pam Lanudal Juanda untuk dilaksanakan pendalaman serta pengembangan," tukasnya.

Dia pun terancam pidana 1 tahun penjara. Proses hukum yang bersangkutan akan diserahkan ke Kemenhub.

Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah III, Rizal mengatakan bahwa terhadap Surya Hadi akan dikenakan pasal 344 huruf e undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Pasal itu mengatur bahwa setiap orang dilarang melakukan tindakan melawan hukum yang membahayakan keselamatan penerbangan dan angkutan udara dengan menyampaikan informasi palsu.

"Dan pasal 437 undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan, setiap orang menyampaikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan penerbangan, dengan ancaman 1 tahun penjara," kata Rizal.

Rizal menjelaskan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Dansatgaspamtas Bandara Juanda. Selain itu pihaknya juga menyesalkan candaan penumpang itu.

"Kami akan menindaklanjuti dengan aturan yang sesuai aturan kebandarudaran. Untuk sementara kami akan mendalami candaan ini. Kami ingin mengimbau masyarakat harus hati-hati terkait segala statement yang dikeluarkan di pesawat," kata Rizal.

Berita selengkapnya bisa di baca di sini



Hide Ads