Misteri kematian pria Gresik, AN, yang ditemukan dengan pisau tertancap di mulut akhirnya tersibak. AN dipastikan korban pembunuhan dengan perampokan.
Kasus ini terungkap usai polisi menangkap dua pelaku pembunuhan. Diketahui, AN ditemukan tewas di rumahnya di Pranti, Menganti, Gresik.
Berikut 4 fakta baru di kasus kematian pria Gresik dengan pisau tertancap di mulut:
1. Sempat Dianiaya dengan Dipukul Palu dan Paving
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan memastikan korban dibunuh lalu dirampok. Pria 30 tahun itu dibunuh dengan pisau menancap di mulutnya setelah dipukul dengan palu dan paving.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil pemeriksaan, korban ini jadi korban perampokan yang menyebabkan kematian," kata Aldhino kepada detikJatim, Senin (4/12/2023).
2. Sejumlah Barang Korban Digondol Pelaku
Aldhino menambahkan, setelah merampok dan membunuh korban, para pelaku menjual motor dan HP korban di Jawa Tengah. Saat ini, polisi tengah memburu para penadah.
"Motor korban dijual Rp 10 juta, di Demak. Sementara HP-nya dijual Rp 600 ribu di Rembang, Jawa Tengah," tambah Aldhino.
"Selain itu, ada tas berisi uang Rp 300 ribu juga dibawa kabur para pelaku," bebernya.
3. Identitas Pelaku
Dari informasi yang didapat, kedua pelaku bernama Hengki Pratama (23) warga Morowudi, Cerme, Gresik dan Irfan (30) warga Palembang. Hengki yang sedang mencari pekerjaan berkenalan dengan Irfan di media sosial.
Pelaku Hengki digelandang polisi dari rumahnya di Cerme dengan memakai sweater hitam dan masker warna hijau. Pelaku itu tak berkutik saat dibawa ke Polres Gresik.
"Jadi kedua pelaku ini kenal di media sosial saat pelaku inisial H ini mencari pekerjaan. Setelah bertemu keduanya merencanakan perampokan," kata Aldhino.
Setelah merencanakan perampokan terhadap korban, keduanya mendatangi rumah korban dan membunuh korban. Kemudian keduanya membawa kabur motor, HP, serta tas korban yang berisi uang Rp 300 ribu.
"Saat merampok, korban dibunuh oleh kedua pelaku," kata Aldhino.
4. Polisi Buru Penadah
Usai melancarkan aksinya, ujar Aldhino, pelaku langsung menjual hasil rampokan tersebut ke Jawa Tengah. Terhadap penadah barang-barang rampokan itu, polisi sedang memburunya.
"Motor korban dijual 10 juta di Demak. Sedangkan HP-nya dijual Rp 600 ribu di Rembang, Jawa Tengah," kata Aldhino.
Meski demikian, polisi belum membeberkan bagaimana modus yang digunakan para pelaku. Saat ini pihaknya masih memburu para penadah yang membeli motor dan HP korban.
"Saat ini anggota masih memburu di Jawa Tengah. Semoga cepat tertangkap semua dan kami akan rilis untuk mengungkap semua," beber Aldhino.
(hil/fat)