Asal-usul Nama Muhammadiyah

Asal-usul Nama Muhammadiyah

Neshka Rizkita - detikJatim
Senin, 13 Nov 2023 19:32 WIB
Milad Muhammadiyah ke 109: Tema, Logo, Rangkaian Acara
Logo Muhammadiyah/Foto: dok. istimewa
Surabaya -

Ada makna dan filosofi mendalam di balik nama Muhammadiyah. Nama Muhammadiyah bukan sekadar susunan aksara, melainkan mencerminkan nilai-nilai, tujuan, dan visi organisasi ini.

Asal-usul Nama Muhammadiyah

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, kata Muhammadiyah secara bahasa berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. Penggunaan kata Muhammadiyah dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad.

Menurut Djarnawi Hadikusuma, nama Muhammadiyah menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Islam dari Nabi Muhammad SAW. Jadi, tujuan organisasi untuk memahami dan melaksanakan agama Islam sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammadiyah memiliki semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Muhammadiyah ingin menunjukkan bahwa ajaran Islam tidak statis, tetapi dinamis dan menjadi sistem kehidupan manusia dalam segala aspek.

Melansir buku berjudul Muhammadiyah dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, dan Sistem Nilai karya Nurhayati, Mahsyar Idris, dan Muhammad Al-Qadri Burga, secara etimologis Muhammadiyah berasal dari kata "Ω…Ψ­Ω…Ψ―", yang berarti nama Nabi dan Rasul terakhir Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Muhammad adalah singkatan dari yang terpuji. Selanjutnya, ada tambahan ya nisbah, yang dapat digunakan untuk menjeniskan, membangsakan, atau menunjukkan pengikut. Oleh karena itu, Muhammadiyah menunjukkan mereka yang berkemauan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan secara terminologi, Muhammadiyah yaitu:

  • Organisasi Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijjah tahun 1330 H. Bertepatan dengan 18 November 1912 M di Yogyakarta.
  • Sebuah kelompok yang berfokus pada dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid yang berbasis pada keyakinan Islam, Al-Qur'an, dan as-Sunnah.

Dijelaskan, nama Muhammadiyah awalnya diusulkan kerabat, murid, dan sahabat KH Ahmad Dahlan, yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan.

Kemudian melalui salat Istikharah, KH Ahmad Dahlan menetapkan memberi nama Muhammadiyah. Pemberian nama itu menyimpan harapan agar warganya dapat mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.

Seperti tujuan Muhammadiyah itu sendiri, yang ingin anggotanya menjadi masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid, dan peduli sesama serta amanah. Pada 18 November 1912 bertepatan 8 Dzulhijah 1330 Hijriah, Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta.

Setelah melalui proses panjang, pada 20 Desember 1912, organisasi ini disetujui dengan dikeluarkan statuten Muhammadiyah atau anggaran dasar Muhammadiyah pertama. Dan, Gubernur Jenderal Belanda mengesahkannya pada 22 Agustus 1914.

Faktor-faktor Pendorong Lahirnya Muhammadiyah

Kelahiran Muhammadiyah didorong oleh gagasan cerdas dan inovatif KH Ahmad Dahlan. Di mana ia menghadapi tantangan dalam kehidupan umat Islam di Indonesia pada masa itu. Berikut faktor-faktor yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, dilansir dari situs resmi Muhammadiyah.

  • Syirik, bid'ah, dan khufarat merajalela karena umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur'an dan sunah Nabi. Akibatnya, umat Islam tidak lagi dipandang sebagai kelompok yang terhormat dalam masyarakat, dan agama Islam menjadi tidak murni lagi.
  • Tidak adanya persatuan dan kesatuan di antara umat Islam karena ukhuwah Islamiyah tidak kuat dan tidak ada organisasi yang kuat.
  • Kegagalan beberapa lembaga pendidikan Islam dalam menghasilkan guru-guru Islam karena mereka tidak dapat memenuhi tuntunan zaman.
  • Umat Islam kebanyakan hidup dalam fanatisme yang sempit, bertaklid buta, serta berpikir secara dogmatis. Mereka juga berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
  • Keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat.

Artikel ini ditulis oleh Neshka Rizkita peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads