Kabupaten Tulungagung menjadi salah satu kabupaten yang akan merayakan hari jadinya di bulan November. Tepatnya, Kabupaten Tulungagung merayakan hari jadi ke-818 pada 18 November 2023.
Secara geografis, wilayah Kabupaten Tulungagung memiliki luas wilayah 1.055,65 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.089.775 jiwa (2020). Lantas seperti apa sejarah, asal-usul, hingga budaya di Kabupaten Tulungagung?
Serba-serbi Kabupaten Tulungagung
1. Sejarah Kabupaten Tulungagung dan Desa Boyolangu
Dilansir situs resmi UIN Satu Tulungagung, sejarah Tulungagung tertulis dalam prasasti Lawadan, Sukra Suklapaksa Manga Siramasa. Berdasarkan prasasti tersebut, Tulungagung didirikan pada 18 November 1205 M. Adapun prasasti tersebut diberikan oleh Raja Daha Kertajaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prasasti tersebut sebagai wujud penghargaan kepada rakyat Thani Lawadan, selatan Tulungagung, yang telah setia kepada sang raja saat terjadi serangan musuh dari timur Daha. Oleh karenanya pada 2003, tanggal 18 November ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung.
Sementara itu, di Desa Boyolangu, terdapat Candi Gayatri yang merupakan tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit. Sejarah Desa Boyolangu tersebut tercantum dalam Kitab Negarakertagama.
Berdasarkan kitab tersebut, Bayalangu/Bhayalango berasal dari dua kata yakni bhaya yang berarti bahaya dan alang yang berarti penghalang. Desa itu dijadikan sebagai tempat untuk menyucikan Gayatri.
2. Asal-usul Nama Tulungagung
Terdapat dua versi tentang asal muasal nama Tulungagung. Pertama, Tulungagung diambil dari kata 'Pitulungan Agung', yang berarti Pertolongan dari Yang Maha Agung. Nama tersebut diambil dari suatu peristiwa Joko Baru yang berusaha mengeringkan sumber air di Ngrowo (Nama Kabupaten Tulungagung zaman dahulu).
Joko Baru menyumbat sumber air dengan menggunakan lidi dari pohon enau atau aren. Ia konon menjadi seekor ular akibat dikutuk sang ayah. Untuk kembali menjadi manusia, Joko harus melingkari tubuhnya di Gunung Wilis. Namun, ternyata tubuhnya tidak dapat melingkari gunung tersebut dengan sempurna. Alhasil, ia menjulurkan lidah untuk mencapainya.
Sang ayah menggagalkan usahanya dengan cara memotong lidah Joko Baru. Alih-alih terpotong, lidah tersebut berubah menjadi tombak sakti. Kini, tombak tersebut dipercaya masih terawat dengan baik.
Versi kedua menyebutkan bahwa nama Tulungagung didapatkan dari dua kata yakni Tulung dan Agung. Tulung diartikan sebagai sumber, sedangkan Agung diartikan sebagai besar.
Dalam bahasa Jawa, Tulungagung dapat dimaknai sebagai daerah yang memiliki sumber air yang besar. Hal ini lantaran sebelum dibangun Bendungan Niyama oleh tentara Jepang, Tulungagung kerap kali tergenang karena banyaknya sumber air.
Di sisi lain, ada etimologi yang didasarkan pada penamaan ibu kota Tulungagung. Ibu kota Tulungagung pada saat itu berada di daerah Kalambret, yang diberi nama Kadipaten Ngrowo (nama 'Ngrowo' berarti sumber air).
3. Batas Wilayah
Wilayah Kabupaten Tulungagung dibatasi secara administratif dengan sejumlah wilayah. Berikut wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung.
- Sebelah Utara: Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk
- Sebelah Selatan: Samudra Hindia
- Sebelah Timur: Kabupaten Blitar
- Sebelah Barat: Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo
4. Topografi
Secara topografi, Kabupaten Tulungagung berada di ketinggian 85 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah pegunungan.
Tulungagung termasuk dalam daerah Pegunungan Wilis-Liman. Bagian tengah merupakan dataran rendah, sedangkan bagian tengah Kabupaten Tulungagung merupakan rangkaian Pegunungan Kidul.
Baca juga: 6 Pecel Khas Jawa Timur, Apa Saja? |
5. Julukan Kabupaten Tulungagung
Terlepas dari asal-usul penamaan Tulungagung yang dapat diartikan sebagai sumber besar, Kabupaten Tulungagung memiliki julukan sebagai Kota Marmer di Jawa Timur.
Julukan ini didapatkan karena Kabupaten Tulungagung menjadi daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia. Adapun jenis marmer yang dapat ditemui di Kabupaten Tulungagung, yakni marmer berwarna kekuningan dan kemerahan. Perbedaan warna didapatkan dari pengendapan sejumlah mineral secara bersamaan.
Dilansir dari jurnal berjudul , dari total 70 industri batu marmer di Kecamatan Besuki, Desa Besole, Kabupaten Tulungagung memiliki setidaknya 48 industri batu marmer yang telah terdaftar.
6. Kecamatan di Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Tulungagung tercatat memiliki 19 kecamatan. Berikut daftar kecamatan di Kabupaten Tulungagung.
- Kecamatan Sendang
- Kecamatan Pagerwojo
- Kecamatan Gondang
- Kecamatan Kauman
- Kecamatan Karangrejo
- Kecamatan Ngantru
- Kecamatan Kedungwaru
- Kecamatan Tulungagung
- Kecamatan Boyolangu
- Kecamatan Sumbergempol
- Kecamatan Ngunut
- Kecamatan Rejotangan
- Kecamatan Pucanglaban
- Kecamatan Kalidawir
- Kecamatan Tanggunggunung
- Kecamatan Campurdarat
- Kecamatan Pakel
- Kecamatan Bandung
- Kecamatan Besuki
7. Destinasi Wisata Tulungagung
Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Tulungagung, setidaknya terdapat sepuluh destinasi wisata yang dapat dikunjungi di Kabupaten Tulungagung. Penasaran objek wisata apa saja?
- Candi Sanggrahan
- Goa Selomangleng
- Candi Dadi
- Situs Karsyan Goa Pasir
- Candi Boyolangu
- Waduk Wonorejo
- Pantai Popoh
- Pantai Coro
- Candi Penampihan
- Pantai Sine
8. Budaya Tulungagung
Selain destinasi wisata, Kabupaten Tulungagung juga memiliki sederet kesenian. Berikut daftar kesenian di Tulungagung.
- Wayang Kulit Purwo/Ringgit Purwo
- Jaranan Senterewe
- Reog Kendang
- Tiban
- Jedor
- Kentrung
- Manten Kucing
- Langen Beksan
- Tayub Tulungagung
- Sendra Tari Setyo Budaya
- Reog Ponorogo Cahya Budaya
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)