Selama satu minggu berita-berita di detikJatim menarik perhatian khalayak umum. Di antaranya seorang perempuan berinisial AH (21) menjadi korban penganiayaan kekasih karena menolak aborsi.
Selain itu kasus pembunuhan gegara cinta terlarang sekdes di Tuban dan kasir minimarket melahirkan di tempat kerja, juga menyedot perhatian pembaca budiman.
Berikut rangkuman berita-berita yang menjadi perhatian pembaca setia detikJatim:
1. AH Diancam Kekasih dengan Sajam dan Senpi Agar Mau Aborsi
AH (21) menjadi korban penganiayaan sang kekasih dan dua saudaranya, Minggu (22/10/2023). AH ditemukan di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya ini dianiaya karena tak mau melakukan aborsi. Ia juga mengaku sempat diancam dengan senjata tajam (sajam) hingga senjata api (senpi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku akan menyampaikan semua bukti dan keterangan dari kekasihnya, FD. Ancaman ini diperoleh AH dari kekasihnya, FD dan dua saudaranya, AM dan AB. Ketiga pelaku menodongkan senjata tersebut sembari mengancam akan membunuh AH.
Menurut AH, FD sempat menunjukkan sajam sembari mengancam akan membunuhnya. Ini dilakukan ketika melintas di Jembatan Suramadu. Saat itu, pelaku mengancam membuang jasad FD ke hutan di Bangkalan.
"Mereka juga bawa sajam, itu sempat ditunjukkan ke saya," kata AH dengan mata berkaca-kaca saat ditemui detikJatim, Rabu (25/10/2023).
AH mengaku terkejut dan takut. Meski begitu, ia enggan menuruti permintaan FD untuk menggugurkan bayi yang ia kandung. Mendengar hal itu, ketiganya lantas menunjukkan sajam dan kembali mengancam AH.
"Sempat ditunjukkan ke saya, gunting dan pisau," ujarnya.
Selain itu, AH menyebut, FD juga mengklaim memiliki senpi. Senjata itu diletakkan di loker dashboard mobilnya.
"Mereka mengaku juga bilang bawa tembak, itu mereka sudah menunjukkan sajam," tuturnya.
Kepada detikJatim, AH mengaku hampir dicekoki barang diduga narkoba oleh FD. Kepada AH, FD memang mengaku pernah mengonsumsi narkoba. Bahkan, ketika menganiaya, FD mengaku sudah membawa barang berbentuk kristal putih seperti garam.
"Mereka sudah gelap, mau nyekoki saya narkoba," kata AH kepada detikJatim.
AH menjelaskan, FD bakal lebih emosi dan menjadi lebih tega ketika mengonsumsi benda yang diduga narkotika itu. Hal tersebut lantas membuat nyali AH menciut dan berpikir keras agar bisa segera menyelamatkan diri.
Meski begitu, AH tetap berusaha melarikan diri dan mencari pertolongan. Meski terus-menerus dianiaya FD dan AB di dalam mobil, AH akhirnya bisa meloloskan diri lalu ditolong oleh warga sekitar.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
2. Cinta Terlarang Sekdes Tuban Berujung Nyawa Melayang
Seorang Sekdes Sidonganti, Kerek, Tuban, Agus Sutrisno (30) ditemukan tewas bersimbah darah di lahan kosong di Desa Hargoretno. Agus tewas dengan luka bacok di badannya.
Korban dibacok saat hendak berangkat dinas di kantornya sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, korban berangkat mengendarai motor. Namun setiba di jalan Desa Hargoretno tiba-tiba korban ditabrak mobil L300 dari belakang yang dikendarai pelaku hingga terjatuh.
Pelaku kemudian turun dari mobil dan hendak membacok korban. Korban yang ketakutan lari menyelamatkan diri. Setiba di lahan kosong, pelaku berhasil membacok korban membabi buta. Puas membacok, pelaku kemudian kabur. Sedangkan mobil L300 yang dikendarainya ditinggal di lokasi.
Kapolsek Kerek AKP Darmono menegaskan korban tewas karena mengalami luka bacok di kepala, tangan hingga pinggang. "Ada beberapa luka bacok kepala, tangan dan pinggang di tubuhnya," terang Darmono, Selasa (24/10/2023).
Pelaku akhirnya menyerahkan diri. Pelaku adalah Jano (45), warga Dusun Ngindahan, Desa Guwoterus, Montong, Tuban. Kaur Bin Ops (KBO) Sat Reskrim Polres Tuban Iptu Edi Siswanto saat mengatakan pelaku menyerahkan diri di Polsek Grabagan. Setealh itu pelaku dibawa ke Mapolres Tuban untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk pelaku sudah kita bawa ke Polres Tuban dengan membawa pedang yang digunakan untuk membacok korban. Untuk pelaku sudah kita bawa ke Polres Tuban dengan membawa pedang yang digunakan untuk membacok korban," kata Edi.
Kapolres Tuban AKBP Suryono mengatakan motif pelaku membunuh korban karena sakit hati. Sebab istrinya diselingkuhi oleh korban.
"Iya betul, karena diduga istrinya diselingkuhi korban," terang Suryono.
KBO Satreskrim Polres Tuban Iptu Edi Siswanto menuturkan pembunuhan terjadi saat korban hendak mengikuti rapat evaluasi dana desa di kantor Kecamatan Kerek. Saat itu korban mengendarai sepeda motor Kawasaki KLX warna Kuning-hitam nopol S 2182 EAF.
Rupanya dalam perjalanan itu, lanjut Edi, korban telah dibuntuti pelaku yang mengendarai mobil pikap nopol A 8382YX. Pelaku diketahui telah menunggu korban di jalan sejak pukul 07.30 WIB.
"Motor sempat terseret oleh mobil pikap yang dikendarai pelaku sejauh kurang lebih 50 meter. Pelaku keluar dari mobil sambil membawa sebilah pedang," kata Edi, Rabu (25/10/2023).
Menurut Edi, usai membunuh korban, pelaku lalu kabur dengan jalan kaki ke arah selatan. Sedangkan mobil pikap sewaan yang digunakan menabrak korban ditinggal begitu saja.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
3. Miris Kasir Minimarket Melahirkan di Tempat Kerja hingga Bayi Tak Selamat
Perempuan berinisial QN (19) melahirkan di minimarket tempat kerjanya, Surabaya. Namun, bayi yang dilahirkan meninggal di lokasi.
Kabid Darlog BPBD Surabaya Buyung Hidayat mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Senin (23/10) sekitar pukul 16.40 WIB. Sebelum melahirkan sang ibu sempat mengalami kontraksi.
"Menurut keterangan rekan kerjanya, pasien (QN) mengalami kontraksi pada perutnya," ujar Buyung.
Berdasarkan keterangan saksi, sejak pagi QN sudah beristirahat di ruang karyawan. Meski demikian, rekannya terus memantau dari CCTV. Saat konstraksi, rekannya kemudian mencoba menolongnya. Namun saat didatangi ke dalam ruangan, kepala bayi telah keluar.
Panik, rekannya kemudian menghubungi Command Center 112 Surabaya. Setibanya di lokasi, petugas melakukan pengecekan. Namun, bayi QN tak tertolong. "Bayi QN usia 1 hari, kondisi MD (meninggal dunia)," tuturnya.
Kekasih QN, MA, mengaku soal kabar bahwa rekan kerja QN tak tahu akan kehamilan kekasihnya itu.
MA mengaku sedih buah hatinya dengan QN harus meninggal dunia karena pertolongan yang terlambat. Meski belum menikahi QN, MA mengaku akan bertanggung jawab. MA juga hendak meluruskan soal berita yang beredar di masyarakat. Ia menyayangkan pengakuan rekan QN, karyawan minimarket, yang tidak sesuai fakta.
"Itu tidak sesuai dari keterangan karyawannya minimarket, karena kan posisi karyawannya sudah tahu kalau hamil, tapi di berita yang beredar tertulis tidak mengetahui tentang kehamilannya," kata MA dilansir detikJatim di Surabaya, Rabu (25/10/2023).
Padahal, MA menyebut, rekan kerja QN sudah tahu bahwa QN tengah hamil. Ia menyayangkan mengapa saat tahu QN kontraksi, rekan kerjanya tidak langsung membawa QN ke puskesmas atau bidan terdekat.
"Itu soalnya nggak sesuai, sudah tahu kalau hamil dan (QN) sudah sempat ngirim USG dan sudah tahu, tapi keterangannya (karyawan) tidak tahu," ungkap MA.
MA mengaku panik saat mendapat kabar bahwa kekasihnya QN (19) hendak melahirkan. Saat itu, QN tengah bekerja sebagai kasir di minimarket kawasan Jarak, Surabaya. Diketahui, status keduanya saat ini masih belum menikah.
Namun, MA tak bisa langsung menemui QN dan membawanya ke layanan kesehatan terdekat. Saat itu, ia sedang bekerja dan tak bisa izin pulang cepat.
Saat pulang kerja sekitar pukul 16.00 WIB, MA langsung bergegas mendatangi kekasihnya di lantai atas atau gudang minimarket. Kepanikannya semakin bertambah saat melihat kondisi QN. Darah bercampur air ketuban sudah berceceran di lantai, sedangkan kepala bayinya sudah keluar dari jalan lahir.
Apalagi, saat itu, QN seorang diri menahan rasa sakit. Kondisi ini membuat MA bertambah bingung.
"Saya pas datang posisinya sudah melahirkan, kepalanya keluar. Posisinya di gudang atas sendirian, mungkin itu yang menyebabkan bayinya meninggal. Mau dipanggilkan taksi online, mereka nggak mau, kan posisi urgent, panggil (Command Center) 112 nungguin," kata MA.
MA menambahkan, sang bayi lahir tanpa mengeluarkan suara tangisan. Ini membuatnya semakin bingung. Ia juga sedih karena bayinya lahir di tempat yang tidak steril, yakni di gudang.
"Akhirnya saat petugas datang sekitar jam 5-an dilihat detaknya nggak ada, bayinya nggak ada napas dan dinyatakan meninggal," sesal MA.
MA mengaku sedih buah hatinya dengan QN harus meninggal dunia karena pertolongan yang terlambat. Meski belum menikahi QN, namun MA mengaku akan tanggung jawab. MA juga meluruskan soal berita yang beredar di masyarakat. Ia menyayangkan pengakuan karyawan minimarket yang tak sesuai fakta.
"Itu tidak sesuai dari keterangan karyawannya minimarket. Karena kan posisi karyawannya sudah tahu kalau hamil, tapi di berita yang beredar tertulis tidak mengetahui tentang kehamilannya," kata MA.
Padahal, MA menyebut, rekan kerja QN sudah tahu bahwa QN tengah hamil. Ia menyayangkan mengapa saat tahu QN kontraksi, tidak langsung dibawa ke puskesmas atau bidan terdekat.
"Itu soalnya nggak sesuai, sudah tahu kalau hamil dan (QN) sudah sempat ngirim USG dan sudah tahu, tapi keterangannya (karyawan) tidak tahu," ungkap MA.
Sebelumnya, QN, karyawati minimarket di Jalan Jarak Surabaya sempat menghebohkan khalayak. Ia melahirkan bayinya saat sedang bekerja pada Senin (22/10) lalu.
Saat datangi petugas, QN melahirkan usai mengalami kontraksi di usia kandungannya yang baru 8 bulan. Lalu, ia dievakuasi ke puskesmas terdekat dan menjalani perawatan. Dalam kejadian itu, bayi QN dinyatakan meninggal dunia. Sementara QN selamat, namun dalam kondisi lemas.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
Simak Video "2 Wanita di Sorong Buka Praktik Aborsi, Tarif Tembus Rp 4 Juta"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/fat)