Festival Ucul-ucul, Pelepasan Tukik di Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek

Festival Ucul-ucul, Pelepasan Tukik di Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 12 Sep 2023 22:30 WIB
Festival Ucul-ucul Trenggalek
Bupati Ipin bersama warga melepasliarkan tukik di Festival Ucul-ucul di Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Festival Ucul-ucul digelar di pusat konservasi penyu Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek. Penyu hasil konservasi dilepasliarkan ke laut bebas.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan pelepasan tukik atau anak penyu tersebut merupakan agenda rutin dari proses konservasi penyu yang bertelur di pantai.

"Banyak penyu yang bertelur di sini kemudian telurnya diamankan hingga menetas. Tukik dari hasil penetasan dilepas," kata Arifin kepada wartawan, Selasa (12/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses pelepasan tukik tersebut dilakukan tidak lama setelah menetas, hal tersebut dilakukan agar insting alami penyu tidak hilang. "Kalau terlalu lama di konservasi insting alaminya hilang dan tidak bisa bertahan hidup di laut," ujarnya.

Arifin menjelaskan Festival Ucul-ucul tidak hanya sekedar pelepasan tukik, namun juga menjadi sarana edukasi kepada masyarakat terkait penyu.

ADVERTISEMENT

"Makanya tadi kami ajak anak-anak PAUD, TK dan masyarakat untuk melepas. Agar mereka tahu bahwa satwa liar ini butuh kehidupan," jelasnya.

Pihaknya berharap dengan festival ini masyarakat akan lebih paham dan melindungi keberadaan penyu-penyu yang hidup dan bertelur di kawasan Pantai Taman Kili-Kili, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Trenggalek.

Sementara itu salah satu pengelola konservasi penyu Taman Kili-Kili, Ari Gunawan, mengatakan pada tahun 2023 terdapat 74 induk penyu jenis abu-abu yang mendarat dan bertelur di Pantai Taman Kili-Kili.

"Dari 74 induk penyu tersebut menghasilkan 6.054 telur dan yang berhasil menetas 4.160 ekor," kata Ari.

Tukik hasil konservasi tersebut dilepas ke laut bebas secara bertahap. Pada tahap pertama pihaknya melepas 3.215 ekor dan hari ini melepas 500 ekor tukik.

"Kalau dilihat trennya naik turun, artinya jumlah yang bertelur setiap tahun berubah, paling tinggi 2018, ada 89 induk penyu yang bertelur," jelasnya.

Nur Arifin menjelaskan pada Festival Ucul-ucul bertepatan dengan penilaian penghargaan Satyalancana Wirakarya bidang kelautan dari pemerintah pusat.

"Ini bertepatan dengan kedatangan tim penilai dari Setmilpres juga Kemendagri sebagai promotor yang mengusulkan Bupati Trenggalek untuk mendapatkan Satyalancana Wirakarya. Penghargaan ini sebagai bukti bahwa apa hang dikerjakan masyarakat tidak sia-sia," jelas Arifin.

Arifin mengapresiasi Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul karena konsisten dalam upaya penyelamatan lingkungan, melalui berbagai program desa.

"Mereka tidak hanya mengantarkan saya mendapatkan nominasi penghargaan dari Presiden, tapi mereka berhasil menembus proklim lestari dan juga menjadi desa yang menjadi pembina dari desa-desa yang lain," jelasnya.

Pihaknya berharap konsistensi tersebut harus terus dikembangkan, sehingga mampu memberikan dampak ekologi dan ekonomi bagi masyarakat.

"PR kita adalah bagaimana agar desa yang sudah sadar konservasi mampu memonetisasi hasil konservasi menjadi rezeki yang berkelanjutan," jelasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads