Air Sumur di Kediri Berubah Jadi 'Pertalite', Total Ada 14 KK Terdampak

Air Sumur di Kediri Berubah Jadi 'Pertalite', Total Ada 14 KK Terdampak

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 11 Sep 2023 12:17 WIB
Air sumur warga Kediri Bau BBM hingga bisa terbakar saat disulut api
Air sumur warga Kediri bau BBM hingga bisa terbakar saat disulut api. Foto: Andhika Dwi/detikJatim
Kediri - Warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri benar-benar resah dengan berubahnya air sumur menjadi 'Pertalite'. Total ada 14 kepala keluarga (KK) yang terdampak. Mereka cemas lantaran air berbau Bahan Bakar Minyak (BBM) itu bisa terbakar jika disulut api.

Ketua RT 5 RW 2 Abdulloh Mubarok membenarkan 14 sumur milik warganya berbau serupa Pertalite. Tak hanya itu, air sumur juga berubah menjadi keruh, kental, dan licin.

"Benar kan, terbakar," kata Mubarok saat menunjukkan sebotol air sumur yang dituang ke piring terbakar saat disulut dengan korek api, Sabtu (9/9).

Warga lain bernama Sulastri mengaku kondisi sumur rumahnya seperti itu sejak awal Agustus. Ia menyebut semakin hari kondisi air sumur semakin keruh dan kental di permukaannya.

"Saya juga mencium bau air yang menyengat serupa bau minyak. Saya tidak mau menuduh, tapi baunya ya seperti itu, seperti minyak," ungkap Sulastri.

Akibat air sumur tercemar, warga setempat sama sekali tidak bisa menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Saat ini warga hanya mengandalkan droping air dari DLHKP dan PDAM Kota Kediri untuk keperluan minum dan mandi cuci kakus.

Dua instansi pemerintah itu bergantian mengirim air ke warga setiap pagi dan sore. Terdapat 10 tandon berisi 400 liter dan 4 tandon berisi 200 liter.

Menurut Mubarok, warga sempat mendapatkan bantuan air galon dari SPBU di sekitar lokasi. Namun, entah kenapa bantuan dihentikan tanpa keterangan yang jelas.

15 hari terakhir warga juga mendapatkan bantuan air galon dari SPBU di sekitar lokasi. Namun per kemarin bantuan itu dihentikan tanpa keterangan.

"Detik kemarin itu sudah dihentikan," terang Mubarok.

Di sisi lain, Pemkot Kediri melalui DLHKP dan Dinas Kesehatan telah mengambil sampel air sumur untuk diteliti. Pemkot Kediri juga menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk mendalami penyebab pencemaran sumur tersebut.

"Kemarin sudah diambil sampel oleh ITS bersama tim DLHKP, Dinas Kesehatan Kota Kediri. Ini untuk mendalami pencemaran air," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Bahkan, Pemkot Kediri melakukan pengambilan sampel air kedua kalinya karena kondisi belasan air sumur warga semakin mengalami penurunan. Air sumur semakin keruh dan bau BBM kian menyengat. Abdullah pun menyebut kondisi pencemaran air sumur semakin terlihat.

"Sudah diambil sampel oleh ITS bersama tim DLHKP, Dinas Kesehatan Kota Kediri. Ini sudah terjawab sekarang pencemaran, semakin kental, semakin kentara. Nanti dilihat zat di dalamnya apa, lalu akan dicari sumber ininya (pencemaran) di mana. Apakah benar di belakang, di depan, atau di mana," paparnya.

Abdullah tak ingin berspekulasi terkait penyebab pencemaran diduga kuat karena BBM. Namun, jika benar dugaannya dari SPBU di sekitar lingkungan, maka ia akan menghentikan operasional dan meminta pengelola melakukan perbaikan.

"Sementara ini kami belum tahu apakah dari sana, dari sana, masih praduga. Nah, dugaannya bisa dari SPBU, dari galian, bisa dari mana-mana. Nah, minggu depan akan kami cek bersama ITS. Kalau memang dari SPBU, ya SPBU-nya ditutup, diperbaiki sampai beres, baru dia boleh operasional lagi," pungkasnya.


(irb/dte)


Hide Ads