Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan budaya, seni, dan bahasa Indonesia kepada negara lain. Ke-7 mahasiswa asing itu berasal dari Mesir, Korea Selatan, Inggris dan China.
"Di era globalisasi, kita tidak hanya berhadapan dengan kemajuan teknologi, tetapi juga interaksi antarbudaya yang semakin kompleks," ujar Dekan FIB UB Hamamah, PhD usai pembukaan program DRI di FIB UB, Jumat (1/9/2023).
Sebagai Dekan FIB UB, lanjut Hamamah, pihaknya mengaku tersanjung dan bangga dapat menjadi bagian dari upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
Hamamah menjelaskan bahwa program DRI bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa internasional dalam memahami Indonesia lebih dalam.
"Tetapi juga bagi kita untuk memahami bagaimana budaya kita dilihat dari sudut pandang internasional," jelasnya.
Menurutnya, adanya interaksi ini tentu bisa membangun jembatan antarabudaya Indonesia dengan budaya lain, serta meningkatkan soft power bagi Indonesia di mata dunia internasional.
"Mahasiswa peserta Program DRI merupakan utusan kebudayaan, penjelajah, dan duta perdamaian. Mereka membawa semangat penuh untuk memahami dan menghargai beragam budaya dunia," katanya.
"Setiap langkah mereka bukan sekadar jejak kaki di permukaan bumi, melainkan juga jejak peradaban, dan saling pengertian antarmanusia," sambungnya.
Dia berharap, 7 mahasiswa asing peserta program DRI yang akan menempuh studi di FIB UB tidak hanya memperoleh ilmi dan ketrampilan akademis saja. Tapi juga bisa memperkaya diri dengan pengalaman-pengalaman berharga dan membina hubungan yang berguna bagi masa depan Anda dan membantu mempererat hubungan antarnegara.
"Para mahasiswa asing tersebut akan mengikuti Program DRI selama sepuluh bulan di UB, khususnya pembelajaran budaya, seni, dan bahasa Indonesia di FIB mulai 1 September 2023 hingga 30 Juni 2024," pungkasnya.
(mua/fat)