UB Kenalkan Kampus Berbasis AI di Forum Internasional Tiongkok

UB Kenalkan Kampus Berbasis AI di Forum Internasional Tiongkok

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 12 Apr 2025 17:14 WIB
International Symposium of 12 Countries, 12 Universities yang digelar di Nanjing University of Posts and Telecommunications (NJUPT), Tiongkok.
International Symposium of 12 Countries, 12 Universities, Tiongkok.Foto: Istimewa
Malang -

Universitas Brawijaya (UB) memperkenalkan diri sebagai perguruan tinggi berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam forum internasional yang diikuti oleh 12 negara di Tiongkok. UB disebut telah mengintegrasikan teknologi AI secara sistematis dalam berbagai aspek kegiatan akademik dan non-akademik.

Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UB, Prof. Widodo, dalam sesi diskusi seminar bertajuk International Symposium of 12 Countries, 12 Universities yang diselenggarakan di Nanjing University of Posts and Telecommunications (NJUPT), Tiongkok.

Pada sesi yang mengusung tema "Artificial Intelligence on Empowering Higher Education Cooperation", para pimpinan universitas dari berbagai negara memaparkan strategi implementasi AI dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi secara global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pemaparannya, Prof. Widodo menyampaikan bahwa Universitas Brawijaya telah mengintegrasikan AI secara menyeluruh dalam empat aspek utama:

Pertama, kurikulum berbasis AI. Mahasiswa dari semua disiplin ilmu dibekali dengan pemahaman serta kemampuan dalam menggunakan teknologi AI untuk menunjang proses pembelajaran, penelitian, dan inovasi.

ADVERTISEMENT

Kedua, penerapan AI dalam sistem akademik. UB memanfaatkan AI untuk menganalisis capaian pembelajaran, mengidentifikasi potensi masing-masing mahasiswa, serta memantau kondisi akademik di setiap program studi.

Ketiga, pengembangan lingkungan riset berbasis AI. Menurut Widodo, AI telah menjadi alat penting untuk mendorong riset multidisiplin, mempercepat inovasi, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis data. UB juga telah memiliki AI Centre dan Super Computer guna mendukung pengembangan teknologi tersebut.

Keempat, kerja sama internasional melalui pemanfaatan AI. UB mengajak anggota konsorsium untuk membangun kolaborasi berbasis AI, mulai dari pertukaran staf pengajar, riset kolaboratif, hingga pengembangan ekosistem pembelajaran digital lintas negara.

Prof. Widodo menegaskan bahwa AI harus menjadi penghubung, bukan penghalang, dalam menciptakan ekosistem kolaborasi internasional yang inklusif, adil, dan berorientasi masa depan.

"AI bukan hanya alat teknologi, tetapi katalisator kolaborasi dan masa depan pendidikan tinggi," ujar Widodo, Sabtu (12/4/2025).

Sesi tersebut turut dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan universitas dari anggota konsorsium 12 negara, yakni Tiongkok, Thailand, Filipina, Belarus, Kazakhstan, India, Rusia, Malaysia, Nepal, Uzbekistan, dan Prancis.

Dengan kontribusi gagasan tersebut, Universitas Brawijaya semakin menegaskan peran strategisnya dalam membentuk arsitektur baru pendidikan tinggi yang berbasis teknologi dan kolaborasi global.

Sementara itu, Kepala UPT Reputasi UB, Hendrix Yulis Setyawan, menjelaskan bahwa UB memandang forum ini sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan langkah-langkah konkret dalam penerapan AI secara terpadu. Teknologi ini bukan hanya digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi juga menjadi bagian dari infrastruktur dalam memperkuat reputasi akademik.

"Komitmen UB dalam integrasi AI mencerminkan kesiapan institusi dalam merespons tantangan transformasi digital global sekaligus memperluas jaringan riset internasional," kata Hendrix secara terpisah.




(ihc/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads