Sejarah Panjang Bus Sugeng Rahayu yang Alami Kecelakaan Maut di Ngawi

Sejarah Panjang Bus Sugeng Rahayu yang Alami Kecelakaan Maut di Ngawi

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 31 Agu 2023 20:35 WIB
bus sumber kencono
Bus Sumber Kencono (Foto: File detikcom)
Surabaya -

PT Selamat Sugeng Rahayu yang menjalankan bisnis Sumber Group merupakan salah satu perusahaan otobus di Indonesia asal Sidoarjo. Kantor pusatnya yang juga beroperasi sebagai garasi utama Sumber Group berlokasi di Jalan Bypass Krian.

Perusahaan ini lahir dari perusahaan otobus tunggal Sumber Kencono yang berdiri sejak 1981. Perusahaan ini lalu meluncurkan dua merek baru pada 2011 untuk meregenerasi armada-armada yang mengalami kecelakaan serta berbagai insiden yang terjadi pada perusahaan otobus ini.

Sejak saat itu, usahanya lantas dikembangkan menjadi Sumber Group yang memiliki beberapa nama bus, di antaranya Sumber Selamat, Sugeng Rahayu, Golden Star, dan SR Express. Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu berjalan sebagai armada yang beroperasi pada rute antarkota, Golden Star beroperasi sebagai bus pariwisata, dan SR Express menjadi jasa ekspedisi pengiriman barang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sejarah bus yang beroperasi di bawah PT Selamat Sugeng Rahayu.

Sumber Kencono

Bus ini pertama kali didirikan pada 1981 oleh Setyaki Sasongko. Ia merupakan pengusaha transportasi. Sasongko menjalankan perusahaan ini bermodalkan enam unit bus trayek Surabaya-Yogyakarta dan beroperasi di kelas ekonomi.

ADVERTISEMENT

Pada 1980-an, bus ini sangat populer dan diminati karena tersedia 20 menit sekali. Selain itu, ketersediaan armadanya pun sangat cukup.

Secara harfiah, Sumber Kencono sendiri berarti "sumber emas", yang kemudian dimaknai bahwa Sasongko menjadikan perusahaan otobusnya sebagai mesin uang. Pangsa pasar Sumber Kencono sangat luas dan mampu melaju kencang hingga dijuluki 'raja jalanan' di Jawa.

Bus-bus Sumber Kencono beroperasi sebagai AC Tarif Biasa yang memiliki 255 armada pada 2011. Namun, sayangnya kelajuan bus yang tinggi tak diimbangi kepatuhan berkendara para pengemudinya.

Banyak pengemudi yang melajukan bus ini dengan melanggar batas kecepatan hingga ugal-ugalan sehingga sering mengalami kecelakaan. Bus ini pun lantas dijuluki masyarakat dengan 'Sumber Bencono' atau sumber bencana yang diartikan sebagai bus pencabut nyawa.

Bukan tanpa alasan, antara tahun 2009-2011 total terjadi 51 kasus kecelakaan yang dialami bus ini. Kecelakaan-kecelakaan tersebut menimbulkan 129 penumpang luka dan 36 penumpang meninggal dunia.

Kecelakaan terakhir yang menimpa Sumber Kencono terjadi pada 12 September 2011. Gubernur Jawa Timur saat itu Soekarwo, lantas merekomendasikan Dinas Perhubungan mencabut izin trayek dan izin perusahaan Sumber Kencono. Sumber Kencono akhirnya menerima sanksi administratif dari Kementerian Perhubungan, yakni pemangkasan armada yang beroperasi hingga mencapai 40%.

Sumber Selamat

Sasongko mengakui kesalahan manajemennya. Ia lantas mengganti 80 armada Sumber Kencono menjadi Sumber Selamat pada pada 14 Juli 2011. Harapannya penggantian nama ini bisa memberi nasib baik serta mengajarkan pentingnya keselamatan berkendara pada setiap perjalanan bus.

Akhirnya pada 9 Februari 2012, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat memutuskan tidak mencabut izin trayek Sumber Kencono karena dinilai telah dikelola secara profesional. Setelah adanya regenerasi dari Sumber Kencono ke Sumber Selamat, Sasongko mulai tegas pada masalah keselamatan.

Bahkan, ia juga mengancam akan melayangkan teguran tertulis tingkat 3 pada setiap pengemudi yang masih ugal-ugalan. Ia juga memasang GPS yang terintegrasi dengan pemantau kecepatan bus sebagai langkah untuk memantau para sopir bus.

Sugeng Rahayu

Sebagai pendamping dari Sumber Selamat, pada 2013 diluncurkan bus bernama Sugeng Rahayu. Nama bus ini bermakna sejahtera dan jauh dari musibah. Merek dagang tersebut pun akhirnya dipegang perusahaan tunggal yang memiliki nama legal PT Selamat Sugeng Rahayu.

Pada awal operasinya, Sugeng Rahayu pun tidak luput dari insiden kecelakaan. 27 Desember 2013, Sugeng Rahayu menabrak sepeda motor di Jalan Raya Perak, Jombang, yang kemudian berimbas pembakaran bus tersebut.

Pada 2014, Sugeng Rahayu memulai perjalanan patas pertamanya pada rute Surabaya-Yogyakarta. Hadirnya kelas cepat ini bertujuan memberikan kenyamanan bagi para penumpang.

Fasilitas yang ditawarkan pun lebih unggul daripada AC Tarif Biasa. Kelas cepat Sugeng Rahayu juga melayani trayek yang lebih jauh, seperti Surabaya-Yogyakarta-Bandung, Jember-Cilacap, Surabaya-Purwokerto-Bobotsari, dan Surabaya-Solo-Semarang-Indramayu.

Artikel ini ditulis oleh Aprilia Devi, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(irb/iwd)


Hide Ads