244 Kebakaran Lahan Terjadi di Surabaya, Warga Diminta Tak Bakar Sampah!

244 Kebakaran Lahan Terjadi di Surabaya, Warga Diminta Tak Bakar Sampah!

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 21 Agu 2023 18:36 WIB
kebakaran ilalang merembet ke lahan parkir menghanguskan truk
Ilustrasi kebakaran ilalang merambat membakar truk (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Surabaya menjadi salah satu daerah berstatus 'awas' dalam peringatan dini kekeringan imbas fenomena El Nino yang dikeluarkan BMKG. Pemkot Surabaya mencatat kebakaran yang terjadi di lahan kosong mencapai 3 kejadian dalam sehari.

Data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya sejak Januari hingga Agustus 2023 ada 315 kejadian kebakaran. Sebanyak 244 kejadian kebakaran kategori non bangunan atau lahan terbuka, seperti kebakaran alang-alang 106 kali, sampah 65 kali, dan lain-lain 73 kali.

"Antisipasi musim kemarau dan soal fenomena El Nino, tugas patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran. Ada sehari lebih dari 3 kejadian (gara-gara) sampah dibakar. Jadi ada larangan itu," kata Kepala DPKP Surabaya Dedik Irianto saat dihubungi detikJatim, Senin (21/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dedik, bakar-bakar sampah di lahan terbuka di tengah kondisi kekeringan akibat fenomena El Nino sangat berbahaya. Tidak hanya karena udara yang panas dan kering, tetapi cuaca sedang berangin cukup kencang.

"Jadi bukan hanya karena panas, tetapi anginnya juga kencang. Yang dikhawatirkan kalau membakar (sampah) di lahan terbuka bisa merambat ke objek lain di sekitarnya," kata Dedik.

ADVERTISEMENT

Dedik pun mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah di lahan terbuka. Membakar sampah di lahan terbuka juga melanggar UU 18/2008 tentang pengelolaan sampah melarang pembakaran sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

Selain lahan terbuka, kebakaran bangunan yang disebabkan listrik hingga gas juga perlu diantisipasi. Mengingat angin yang cukup kencang, saat kebakaran terjadi dikhawatirkan api cepat merambat ke bangunan sebelah.

Dedik mengatakan bahwa pemicu kebakaran di bangunan Surabaya kebanyakan karena korsleting listrik. Sedangkan lahan terbuka karena membakar sampah sembarangan lalu ditinggal, sehingga merambat ke alang-alang.

"Kalau lahan terbuka aksesnya susah, ada yang terhalang tembok juga, sering merusak selang kami. Ranting yang sering terbakar itu jadi runcing dan nyangkut merobek selang. Kalau di gedung tergantung situasi, kalau di gang sempit aksesnya susah, bisa sampai 6 sampai 8 selang," katanya.

Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan kebakaran di perkampungan. Warga diberikan pengetahuan tentang penyebab terjadinya kebakaran dan tata cara pencegahan.

"Materi sosialisasi itu kami kenalkan kebakaran itu karena apa. Kebakaran itu bencana tetapi bisa diantisipasi dengan upaya pencegahan," ujarnya.

Fase pertumbuhan api juga dikenalkan kepada masyarakat. Dimana krusial api berada di empat menit pertama sejak fase awal muncul. Sehingga warga tidak panik terlebih dahulu ketika terjadi kebakaran.

"Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112. Respons time kami 7 menit, padahal krusialnya fase api di 4 menit. Kalau warga melakukan pemadaman awal dengan alat tradisional, seperti handuk basah dan sebagainya, kami akan latih," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads