Survei geolistrik seperti yang direncanakan sebelumnya batal dilakukan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Tim ITN Malang membatalkan rencana itu setelah melakukan peninjauan pada Selasa (15/8).
"Kalau geolistrik tidak memungkinkan," kata Ketua Tim Ahli Kajian Resiko Bencana Kabupaten Sumenep Ardiyanto Maksimilianus kepada detikJatim, Rabu (16/08/2023).
Sebagai gantinya, Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ini mengatakan bahwa Tim ITN Malang akan melakukan survei dengan metode ground penetrating radar (GPR) dan very low frequency (VLF).
"Surveinya fix pakai GPR/VLF. Survei GPR atau VLF ini jangkauannya di atas survei geolistrik," ujar Ardiyanto.
Sayangnya, survei dengan metode GPR/VLF itu tidak bisa segera dilakukan hari ini juga. Tim ITN Malang masih perlu mendatangkan peralatan yang dibutuhkan.
"Mengenai alat-alatnya, paling cepat Sabtu (baru bisa dibawa ke lokasi), karena alatnya sedang disiapkan," katanya.
Sekadar diketahui, survei dengan metode VLF biasa digunakan untuk mendeteksi anomali magnetik di bawah permukaan tanah. Sedangkan GPR digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan dengan memantulkan gelombang elektromagnetik.
(dpe/iwd)