Tim Ahli Geologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mendatangi lokasi sumber bunyi misterius disertai getaran di Desa Muncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep. Survei geolistrik segera dilakukan.
Survei geolistrik dilakukan untuk mengukur resistivitas atau tahanan jenis di balik permukaan tanah. Tujuannya untuk mengetahui tingkat hambatan listrik terhadap arus listrik sehingga diketahui struktur di bawah permukaan tanah.
Hasil analisis dengan metode geolistrik itu nanti akan ditambahkan ke database yang telah diperoleh Tim BMKG Tretes Pasuruan, yang telah melakukan survei mikroseismik dengan seismograf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim ITN berharap setelah semua data terkumpul, pihaknya bersama BMKG Pasuruan bisa melakukan analisis yang lebih jelas soal penyebab bunyi misterius disertai getaran tersebut.
"Karena ini ketukannya harmonik. Tidak seperti fenomena alam pada umumnya. Karena biasanya, kan, acak," kata Plt Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITN Malang, Ratri Andini Sari, Selasa (15/8/2023).
Dugaan awal Tim Geologi ITN dari data yang didapatkan, menurut Ratri, bunyi itu disebabkan rontoknya batuan karst akibat massa jenis batuan yang berkurang di musim kemarau.
"Dugaan awal kami di sini batuannya, kan, karts. Terus sekarang kan musim kemarau dan di sini mengalami kekeringan sehingga massa jenis batuannya berkurang. Karena berkurang dia akan sangat mudah rontok. Tapi jangan bayangkan rontoknya kayak gua runtuh. Rontoknya kecil-kecil," paparnya.
"Tapi itu masih belum bisa menjawab asal dari bunyi ketukan tersebut. Kami masih akan melakukan analisis lebih lanjut bersama BMKG," tambahnya.
Tim peneliti mengakui bahwa penyebab bunyi disertai dengan getaran di Desa Moncek Tengah itu masih belum terpecahkan sepenuhnya.
"Kami akan melanjutkan analisis lebih lanjut bersama BMKG untuk mengungkap misteri ini," katanya.
(dpe/iwd)