Pakar Lingkungan Sebut Kualitas Udara di 2 Jalan Protokol Surabaya Buruk

Pakar Lingkungan Sebut Kualitas Udara di 2 Jalan Protokol Surabaya Buruk

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 15 Agu 2023 13:07 WIB
kemacetan di Jalan Ahmad Yani Surabaya dampak pembangunan u-ditch
Potret lalu lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya beberapa waktu lalu ketika ada proyek U-Dicht. (Foto: Dok. Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, kualitas udara di Surabaya turut jadi sorotan setelah tingkat polusi udara di Jakarta jadi pembahasan. Ada 2 kawasan jalan di Surabaya yang dinilai memiliki kualitas udara buruk berdasarkan studi yang dilakukan pakar lingkungan.

Pakar Lingkungan Institut Tekonologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Arie Dipareza Syafei mengatakan bahwa jalan provinsi di Kota Pahlawan memiliki kualitas udara buruk. Kemudian disusul oleh kawasan industri.

"Berdasarkan studi, kawasan yang paling parah kawasan jalan provinsi. Jalan Ahmad Yani sampai Jalan Basuki Rahmat. Rungkut industri besar, tapi paling tinggi Jalan Ahmad Yani sampai Jalan Basuki Rahmat karena volume kendaraan," kata Arie saat dihubungi detikJatim, Selasa (15/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menegaskan bahwa kualitas udara bukan dilihat dari padatnya kendaraan melainkan dari volume kendaraan. Meski Jalan Ahmad Yani terbilang lancar tetapi volume kendaraan tetap tinggi.

"Ukurannya bukan padat atau tidak, tapi jumlah kendaraan yang melintas," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Arie mengatakan bahwa meskipun di kawasan Jalan Ahmad Yani sampai Basuki Rahmat banyak pepohonan dan ruang terbuka hijau, tetap saja kualitas udara di sana buruk karena volume kendaraan yang tinggi yang masing-masing mengeluarkan polusi.

"Tanaman-tanaman itu menjadi barier, misalnya gas-gas dibantu dikurangi oleh tanaman itu. Apa lagi orang-orang yang berjalan di trotoar, dengan adanya barier membantu mengurangi sebaran polutan yang melintasi trotoar," jelasnya.

Selain kawasan dengan kualitas udara buruk, Arie menyebutkan ada sejumlah kawasan di Surabaya yang memiliki kualitas udara cukup baik. Terlebih di Surabaya Timur karena memiliki kawasan terbuka hijau dan mangrove.

"Kualitas udara baik di Surabaya timur. Ada kawasan hijau, ada mangrove, dan sebagainya. Kemudian beberapa kawasan Surabaya Barat dan Utara ada kawasan hijau dan kualitas udara bagus. Masih ada," katanya.

Secara umum Arie menyebutkan bahwa kualitas udara di Surabaya antara 50% kondisi moderat atau sedang. Meski menjadi Kota Metropolitan, Surabaya terbantu dengan banyaknya ruang terbuka hijau yang menyebar di semua kawasan.

"Surabaya kan satu-satunya kota yang ruang terbuka hijaunya meningkat setiap tahun. Sehingga memang sangat membantu mengurangi dampak dari pencemaran udara," ujar Arie.

Arie melihat bahwa kualitas udara di Surabaya bisa dikatakan moderat karena tidak ada event-event khusus yang bisa menyebabkan pencemaran udara yang memburuk. Seperti parade dan konstruksi masif pembangunan.

Menurutnya, sumber utama dari kualitas udara di Surabaya berasal dari pergerakan kendaraan pribadi dan industri. Meski begitu, upaya penanganan pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak ini sudah berjalan baik.

Ia juga mendukung peningkatan kualitas transportasi publik di Surabaya. Dia berpendapat bahwa feeder WaraWiri dan Suroboyo Bus bisa membantu mengurangi emisi polutan.

"Melihat Surabaya bagus ada Suroboyo Bus, WaraWiri, perlu kampanye yang masif nggak hanya sosialisasi terbatas. Saya optimis akan banyak warga pindah ke transportasi publik. Kalau banyak yang pindah, akan mereduksi emisi dan menambah konsentrasi udara baik di Surabaya," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads