Misteri bangkai mesin dan baling-baling pesawat yang ditemukan nelayan di perairan Umbal Hijau, Gresik akhirnya terungkap. Serpihan yang berasal dari Perang Dunia ke-2 itu berasal dari pesawat Dornier Do-24 K-1 milik Angkatan Laut Belanda (MLD) yang jatuh di perairan dekat Madura pada 1942.
"Berdasarkan name plate yang ditemukan, khususnya pada motor type tertulis 'DO 24'. Maka diperkirakan mesin pesawat ini milik Dornier Do-24 K-1 bernomor lambung X-29 yang jatuh di perairan utara Surabaya," ujar Pegiat Komunitas Roode Brug Soerabaia Ady Setiawan, Selasa (25/7/2023).
Dia menelusuri informasi itu di situs web Aviaton Safety Network berbekal keterangan yang ada di bagian mesin. Tertulis dengan huruf timbul di mesin itu dari atas ke bawah Werk Nr: 13025, Motor Type: DO 24, Werkstoff: V 2 AF, Theodor Klatte, Bremen-Hutching.
Keterangan dalam name plat itu lantas dicocokkan di situs Aviaton Safety Network dan akhirnya ditemukan bahwa kode DO 24 identik dengan pesawat Dornier DO 24 buatan Jerman yang menjadi bagian dari unit Aircraft Group 6 (GVT6) yang bertugas di Hindia Belanda.
"Kapal terbang Dornier 24 K ini dibangun di bawah spesifikasi Belanda dengan pabrikan Jerman Dornier. Tugas utama GVT-6 adalah mengamati pergerakan dan posisi Jepang di sepanjang pantai barat Kalimantan," sambung Ady.
Robert A. Kingsley seorang penulis Belanda-Kanada yang sempat melakukan penelitian tentang Perang Pasifik, terutama Kampanye Hindia Belanda pada 1941-1942 menulis catatan yang cukup detail tentang pesawat Dornier Do-24.
Mengutip blognya bertajuk 'The Java Gold Blog', Kingsley menjelaskan bahwa pesawat Do-24 adalah ikon Dinas Udara Angkatan Laut Belanda di Timur jauh. Dornier Do-24 pada waktu itu merupakan penerus pesawat Dornier Wal yang sempat menjadi andalan MLD tapi sudah usang.
Pada awal Perang Pasifik, MLD memiliki 73 kapal terbang modern yang beroperasi termasuk pesawat operasional dan suku cadang. Jumlah armada MLD ini sangat besar, bahkan hampir dua kali lipat dari total gabungan armada milik Inggris dan Amerika.
Ada 37 kapal Dornier Do-24K ("X"-boat) dan 36 PBY-5 ("Y"-boat) yang diatur dalam 18 penerbangan dari tiga pesawat. Faktanya, seluruh armada ini diparkir di pangkalan MLD yang ada di Surabaya.
"Pangkalan utama mereka berada di Pangkalan Udara Angkatan Laut Morokrembangan, Surabaya di Jawa Timur. MLD memiliki pangkalan sekunder serta tender pesawat amfibi yang memungkinkannya menyebar dan mencakup seluruh Hindia Belanda," demikian tulis Kingsley dikutip detikJatim, Selasa (26/7/2023).
Kingsley menceritakan, setelah peperangan itu pecah, Belanda melalui MLD mengirimkan penerbangan tiga Kapal X (Dorner Do-24K) ke pangkalan udara Seletar, Singapura pada awal Desember 1941.
Tidak hanya itu, MLD juga memberikan Inggris tiga pesawat PBY cadangan yang disebut Kapal Y. Kemudian, MLD juga menempatkan 2Dornierlainnya yang berbasis di Kalimantan barat laut untuk menutupi lautan lepas pantai Malaysia.
"Untuk sebagian besar kampanye untuk Malaysia, Filipina, dan Indonesia, armada Sekutu akan mengandalkan kapal terbang MLD sebagai 'mata di langit' mereka, melakukan pengintaian, patroli anti-kapal selam, dan pengawalan konvoi," sebut Kingsley.
Tapi Dornier Do-24 ini bukan hanya sekadar kapal pengintai yang tidak tidak dipersenjatai. Armada Dornier Do-24 yang dibuat oleh perusahaan Dornier asal Jerman itu dipersenjatai dengan menara senapan ganda di hidung dan ekor.
Pesawat itu juga dibekali dengan meriam Oerlikon 20mm yang tangguh di bagian tengah kapal beserta rak bom di bawah sayap yang mampu membawa 3.000 pon bom.
Pesawat Dornier Do-24 dengan nomor lambung X-29, yang bangkainya ditemukan oleh nelayan Gresik baru-baru ini, jatuh di perairan dekat Madura pada 11 Februari 1942. Catatan yang disebut Kingsley menunjukkan bahwa pesawat itu hancur di dekat Morokrembangan.
Dalam catatan situs web Aviaton Safety Network, pesawat itu jatuh setelah gagal melakukan misi penyelamatan tawanan di Banjarmasin. Pesawat itu sempat dikepung pasukan Jepang tapi berhasil lolos dari gempuran.
Imbas pengepungan itu, pesawat X-29 mengalami kerusakan yang tidak diketahui dan memutuskan kembali ke pangkalan di Surabaya. Tapi di tengaj perjalanan pesawat itu jatuh di tengah gelapnya lautan di perairan dekat Madura.
Simak Video "Video: Melihat Jejak Perang Dunia II di Berlin"
(dpe/iwd)