50% Stunting Dipicu Pola Asuh Anak, Surabaya Dirikan Sekolah Orang Tua Hebat

50% Stunting Dipicu Pola Asuh Anak, Surabaya Dirikan Sekolah Orang Tua Hebat

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 26 Jun 2023 14:24 WIB
Pemkot Surabaya cegah stunting dengan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH)
Sekolah Orangtua Hebat didirikan cegah stunting (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya - Kasus stunting pada anak salah satu PR besar pemerintah pusat maupun daerah, khususnya di Kota Surabaya. Hal ini karena berbagai faktor. Pemkot Surabaya kini berupaya mencegahnya melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya, Rini Indriyani menyebut, penyebab terjadinya stunting tak hanya terkait ekonomi, penyakit bawaan, maupun kurangnya mengkonsumsi makanan bergizi. Melainkan 50% di antaranya, disebabkan kurang tepatnya pola asuh pada anak.

Oleh sebab itu, SOTH dibuat sekolah pengasuhan untuk meningkatkan kemampuan orang tua. Khususnya dalam mengasuh balita, agar lebih memahami kebutuhan psikologis anak.

"Insyaallah akan kita bentuk SOTH lainnya di 153 kelurahan yang tersebar di 31 kecamatan di Surabaya. Jadi saat orang tua mengikuti SOTH, mereka belajar dan mendapat materi. Di sisi lain, anak-anak mereka bisa bermain untuk melatih gerak motoriknya, tentunya dengan pendampingan dari kami," kata Rini saat di Bina Keluarga Balita (BKB) Harapan Bangsa Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Senin (26/6/2023).

Di Surabaya, sudah ada 5 SOTH BKB percontohan. Yakni BKB Harapan Bangsa Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, BKB Pucang Kencana Kelurahan Pucang Sewu Kecamatan Gubeng, BKB Kuncup Teratai Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, BKB Puspa Hati Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo dan BKB Dahlia Indah Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo Surabaya.

Pelaksanaannya di Surabaya juga dilengkapi dengan kurikulum pendidikan, silabus, pemetaan instruktur, rencana kegiatan pembelajaran, perangkat monitoring, jurnal, absensi peserta, absensi pengelola, buku tamu, hingga mars SOTH. Sebab, SOTH berfungsi untuk membangun komitmen dalam berkomunikasi antara orang tua dengan anak. Yakni, memberikan program intensif kepada orang tua balita yang sebagian besar adalah generasi milenial.

SOTH juga melakukan berbagai inovasi. Semua balita diharapkan bisa merasa betah selama menunggu orang tua mereka belajar. Ia mencontohkan, ketika orang tua belajar, balita dapat bermain trampolin, jungkat-jungkit, ayunan, perosotan, hingga berenang. Setelah itu, balita mendapat makanan bergizi, seperti susu maupun makanan bergizi yang lainnya.

"Seluruh warga Surabaya bisa mengakses SOTH. Bahkan sekarang Balai RW sudah diperbaiki, sehingga kita bisa mensinergikan ini di masing-masing Balai RW," ujarnya.

Ia menjelaskan, para peserta SOTH terdiri dari orang tua yang memiliki anak balita. Para orang tua tersebut berkomitmen untuk mengikuti 13 pertemuan.

"Saya berencana mensinergikan SOTH dengan beberapa program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif. Nanti juga ada wisudanya. Jadi diperlukan komitmen bahwa dalam 13 kali pertemuan tidak boleh absen," jelasnya.

Ke depannya, PKK Surabaya akan membentuk SOTH di 153 kelurahan bagi ibu dari balita pra stunting dan balita stunting. Materi yang diberikan berkaitan dengan penurunan anak stunting dan pencegahan pra sunting.

"Misalkan pola makan bagi anak pra stunting, sanitasi, air bersih, rumah sehat bagi anak pra stunting, pemberian protein hewani pada mpasi bagi anak pra stunting, hingga memantau tumbuh kembang balita pra stunting," urainya.

Salah satu peserta SOTH BKB Harapan Bangsa Kelurahan Karangpoh, Indah Mustofa mengaku banyak menerima manfaat selama mengikuti program tersebut. Kini, ia bersama sang suami menjadi lebih memahami karakter anak.

"Alhamdulillah selama saya mengikuti SOTH pada empat pertemuan ini, banyak sekali manfaat yang saya dapatkan. Sebelum saya ikut SOTH ini, dulu saat anak tidak mendengarkan saya berbicara, saya memberikan hukuman fisik, entah mencubit atau memukul. Setelah mengetahui SOTH, saya mengerti metode atau cara berkomunikasi yang baik untuk anak," kata Indah.

Sama halnya dengan Rizki Amalia, peserta SOTH lainnya di BKB Harapan Bangsa Kelurahan Karangpoh mengatakan, materi yang diberikan selama pelaksanaan SOTH dimulai dari masa hamil hingga melahirkan. Materi tersebut, membuatnya mengerti kebutuhan gizi bagi anak sejak dalam kandungan.

"Selama ikut SOTH, saya lebih tahu cara menjaga kesehatan saat hamil, cara menyusui, dan cara mendidik anak dengan baik. Dulu sebelum ikut SOTH, sering mengikuti keinginan anak, tapi sekarang saya lebih tahu metode membimbing dan mendidik anak," pungkasnya.




(esw/fat)


Hide Ads