Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat ada 291 ribu keluarga beresiko stunting di wilayah tersebut. Untuk menurunkan angka tersebut, Pemprov Sumsel menargetkan 35 ribu orang tua asuh cegah stunting.
"Targetnya 35 ribu orang tua asuh ini dimulai dari saat ini sampai dengan 2025 nanti," kata Sekretaris Daerah Sumsel Edward Candra pada Kamis (5/12/2024).
Berdasarkan data dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumsel, saat ini terdapat 291.631 keluarga beresiko stunting. Di dalamnya termasuk ibu hamil dengan kurang energi kronik dan anak di bawah usia dua tahun yang kurang gizi atau gizi buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari data BKKBN tadi ada 291 ribu itu keluarga beresiko stunting, jadi bisa ibu hamil atau anaknya," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah menginginkan penurunan prevalensi stunting sebanyak 14 persen hingga akhir 2024. Adanya orang tua asuh diharapkan dapat menurunkan angka tersebut.
"Targetnya 14 oersen, dengan adanya gerakan orang tua asuh ini juga untuk mendorong pengurangan angka stunting," ujarnya.
Edward menjelaskan sasaran orang tua asuh ini bukan hanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tetapi seluruh masyarakat. Individu atau perorangan yang memiliki kemampuan juga dapat ikut serta menjadi orang tua asuh.
Edward menyebut bahwa target 35 ribu orang tua asuh adalah tahap awal. Ke depannya akan terus dilakukan dorongan baik itu pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi, hingga media.
"35 ribu orang tua asuh tahap awal. Nanti akan terus kita dorong secara masif, kita semua ajak sama-sama," tuturnya.
Edward berharap pemerintah, masyarakat, serta seluruh pihak dapat berkomitmen bersama untuk mengurangi angka stunting di Sumatera Selatan.
Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta program magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)