Rudi merawat sapi tersebut sekitar 7 bulan. Saat ini, sapi itu berusia sekitar 3 tahun. Ia memang tak merawat sapi itu sejak kecil, tapi sapi yang telah memberinya hadiah Rp 15 juta dari kontes ternak itu telah dianggap seperti keluarga.
"Waktu saya beli bobotnya sudah 900 kilogram. Usainya saat itu 2 tahun lebih," kata Rudi, Selasa (20/6/2023).
Ia menyebut, tak ada pakan khusus yang diberikan untuk sapi jantan itu. Pakannya hanya rerumputan dan comboran yang isinya antara lain ampas tahu dan tetes tebu. Tapi memang soal pakan, Rudi tak perhitungan.
"Berapa saja sapinya mau, saya beri pakan," tambahnya.
Sapi Simental itu bukan satu-satunya peliharaan Rudi. Ia memiliki lima ekor lain dengan ras yang berbeda-beda yang diternakkan sendiri di rumah. Bagi Rudi, merawat sapi adalah kesenangan.
"Suka duka merawat sapi pasti ada. Tapi dukanya dihilangkan karena sudah jadi hobi," tambahnya.
Merawat sapi tentu bukan hal mudah, apalagi saat penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang. Belum lagi kendala saat Si Sapi ogah makan akibat kegerahan. Berbagai hal dilakukan Rudi agar ternaknya itu nafsu makannya lekan kembali.
Menjelang Idul Adha, sapi raksasa miliknya telah beberapa kali ditawar oleh pembeli. Namun, harga yang dinegosiasikan belum cocok.
"Kalau ada yang cocok, saya lepas. Saya tawarkan sapi ini Rp 200 juta nego," ucap Rudi, yang mengaku sapinya pernah ditawar di harga Rp 100 juta lebih.
Baca juga: Ratusan Hewan Ternak Banyuwangi Ikut Kontes |
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berhara Banyuwangi Livestock Contest 2023 bisa berdampak banyak terhadap sektor peternakan di Banyuwangi. Selain dampak ekonomi, ia juga ingin agar gelaran yang masuk dalam kalender event Banyuwangi Festival itu dapat menjadi sarana edukasi peternakan.
"Peternakan menjadi sektor penting dan menarik, karena di Banyuwangi, selain terkenal dengan pertanian dan perikanan, juga peternakannya," kata dia.
Ipuk merasa senang karena kontes tersebut juga menjadi wadah bagi para peternak pemula golongan milenial untuk meraup ilmu dari para kawakan. Di kontes, mereka bertemu dan berbagi ilmu soal dunia yang mereka geluti itu.
Menurut Ipuk, mulai banyak anak muda di Banyuwangi yang punya minat khusus terhadap dunia peternakan, khususnya pada produk hasil turunannya.
Salah satu contohnya ada di Kecamatan Kalipuro. Beberapa anak muda di kecamatan sisi utara Banyuwangi itu mulai mengembangkan produk-produk dari hasil turunan sapi, seperti susu asli.
"Peternakan ini memegang peran strategis. Tanpa peternakan yang maju, kita tidak akan bisa mengembangkan sektor lainnya. Sektor seperti kuliner dan pemenuhan kebutuhan gizi, misalnya, sangat berkaitan dengan peternakan," tukas Ipuk.
(dpe/dte)