Tidak hanya loyal, Whisnu juga dikenal sebagai politisi yang meniti karier dari bawah meski dirinya merupakan anak politisi PDIP yang cukup berpengaruh. Sebagaimana istilah yang disampaikan oleh Plt Ketua DPD PDIP Jatim MH Said Abdullah, Whisnu adalah kader partai yang mengikuti jalur 'urut kacang.'
"Meskipun anak Pak Tjip, Dek Whisnu tetap setia pada garis organisasi untuk 'urut kacang' dalam karier organisasi di PDI Perjuangan. Demikian pula penugasannya sebagai pejabat publik di Kota Surabaya, Dek Whisnu ikut jalur 'urut kacang' dari anggota hingga Ketua DPRD Kota Surabaya, hingga Wakil Wali Kota dan Wali Kota Surabaya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara soal kesahajaan Whisnu Sakti Buana, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memiliki kenangan yang masih melekat. Dia kisahkan kenangan yang menurutnya indah tentang sosok Whisnu Sakti yang masih menjabat Wakil Wali Kota Surabaya kemudian bertamu ke rumahnya.
"Satu kenangan terindah meskipun beliau adalah wakil wali kota. Beliau main ke rumah saya, duduk di teras sambil rokokan. Tidak mau duduk di kursi, tidak mau di ruang tamu, tapi di teras. Dan sifat beliau tidak pernah berubah sampai beliau menjadi Wali Kota Surabaya," ujarnya di TPU Keputih usai mengikuti proses pemakaman.
Karena itu juga Eri menegaskan bahwa sosok Whisnu Sakti layak menjadi panutan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sosok Whisnu. Salah satunya tentang bagaimana Whisnu bisa menempatkan dirinya di mana pun dia berada, tidak pernah memandang derajat siapa pun jabatannya, dan mengutamakan rasa persaudaraan.
Kini Whisnu Sakti Buana yang juga cukup lama menjadi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persebaya sejak 2004 hingga 2020 telah pergi. Kepergiannya turut membawa duka dalam pertandingan uji coba Persebaya vs Bali United yang digelar dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-730.
"Semasa hidup almarhum telah banyak membantu kelancaran kegiatan Persebaya. Almarhum juga sempat menjabat Ketua Panpel saat Persebaya menjuarai Liga Indonesia musim 2004," kata Sekretaris Tim Persebaya Ram Surahman.
(dpe/dte)