Menulis jurnal internasional bisa dibilang susah-susah gampang. Bagi penulis pemula, ada sejumlah hal yang penting untuk dipelajari. Salah satu rumus simpelnya yakni ATM atau amati, tiru dan modifikasi.
Editor in Chief Journal of Information Technology and Cyber Security sekaligus Dosen Sistem dan Teknologi Informasi Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Siti Mutrofin SKom MKom menyampaikan beberapa kajian dan tips publikasi ilmiah internasional bereputasi.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) Internasionalisasi Jurnal-Rumah Jurnal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura 2023, Mutrofin membeberkan prinsip ATM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tips untuk memajukan jurnal ilmiah menjadi terindeks internasional antara lain ikuti pedoman akreditasi jurnal terbaru yang diterbitkan oleh Arjuna Kemdikbud, ikuti standar Directory of Open Access Journals (DOAJ), ikuti pedoman COPE (Committee on Publication Ethics) dan ikuti standar Scopus dan Web of Science," kata Mutrofin, Selasa (7/3/2023).
Mutrofin mengatakan, memahami teori saja tidak cukup. Apalagi penulis pemula, tidak dapat melewatkan praktik dan mengaplikasikan untuk memahami setiap detail kepenulisan karya ilmiah.
"Jangan ragu untuk mengirim naskah ke jurnal bagus, walaupun ditolak biasanya kita akan dapat komentar yang membangun yang kita bisa merevisinya dan bisa kita kirim ke jurnal yang kualitasnya di bawahnya tetapi kualitasnya masih bagus," bebernya.
"Jangan khawatir jika kita tidak memiliki keahlian tertentu seperti Bahasa Inggris, karena menulis artikel yang akan kita terbitkan di jurnal internasional kita bisa menyewa seorang translator atau proofreader," imbuhnya.
Baca juga: Contoh Karya Ilmiah yang Bisa Jadi Referensi |
Dalam melakukan penelitian, akan lebih maksimal jika sesuai kaidah penulisan ilmiah dari sumber yang valid. Menurutnya, penulis pemula lebih baik perbanyak membaca referensi dari jurnal ternama, terutama dari penerbit populer agar terbiasa dengan gaya penulisan ilmiah standar internasional.
"Sering banyak latihan menulis agar terbiasa. Tidak ada yang besar sebelum kita memulai hal yang kecil secara konsisten. Karena setiap momen pasti ada ilmu yang baru yang kita dapatkan dari pengalaman," ujarnya.
Diketahui, Focus Group Discussion (FGD) Internasionalisasi Jurnal-Rumah Jurnal digelar untuk mendesain beberapa kajian mengenai publikasi ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). FGD ini diikuti beberapa perguruan tinggi di Sumenep.
"Sebelumnya, pada 2 April 2021 saya juga pernah diminta untuk mendampingi jurnal IAIN Madura untuk maju ke Scopus, yaitu jurnal AL-IHKAM, Jurnal Hukum dan Pranata Sosial dan alhamdulillah berhasil tembus terindeks Scopus pada 10 Agustus 2021. Editor in Chief Al Ihkam yaitu Bapak Dr Erie Hariyanto SH MH juga salah satu mahasiswa alumni S3 di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya," pungkasnya.
(hil/fat)