Selepas jam sekolah anak-anak SD di Surabaya biasanya menghabiskan waktu bermain dengan teman sebaya di lingkungan sekitar rumah masing-masing. Tapi tidak demikian bagi Tri Bintang Pratama Wijaya.
Siswa kelas 5 di SD Benteng Surabaya itu memilih berjualan es gabus selepas sekolah. Sambil menunggu pelanggan di trotoar Jalan Kedung Cowek, ia tampak mainan Lato-lato yang ternyata bikinan sendiri.
"Ini bikin sendiri. Bolanya beli, talinya dari tali rafia," ujar Bintang sambil menunjukkan Lato-lato buatannya lalu menyunggingkan senyum saat ditemui detikJatim pada Selasa (10/1/2023).
Setahun ini Bintang berjualan es gabus untuk membantu ekonomi keluarga. Sejak ayahnya sakit stroke dan ibunya harus merawat sang ayah di rumah kos mereka di Jalan Kedinding Tengah Nomor 16.
Ia jualan Es Gabus setelah mendatangi produsen es di kawasan Tanah Merah. Kepada pemilik usaha Bintang meminta pekerjaan. Ia pun diberi pekerjaan, dipinjami sepeda, tempat es gabus, dan payung.
Hingga pada pergantian tahun kemarin Bintang dan ibunya sangat berduka. Tepat pada 31 Desember 2022 ayahnya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Sejak ayahnya meninggal, anak terakhir dari 3 bersaudara itu memutuskan tetap berjualan es gabus sepulang sekolah. Itu adalah keputusannya sendiri. Bahkan ibunya sempat melarang niatannya itu.
"Izin ke ibu buat jualan, aslinya nggak dibolehin tapi aku maksa sendiri. Akhirnya dibolehin tapi nggak boleh sampai malam. Buat bantu ibu juga di rumah. Nggak dipaksa kerja juga. Kemauan sendiri," katanya.
Bintang yang bercita-cita menjadi Anggota TNI diberi jatah 100 es gabus oleh juragan es gabus di Tanah Merah. Setiap hari, hasil penjualan itu harus dia setorkan. Bila habis 100 es, maka yang disetorkan Rp 100.000 alias Rp 1.000 per buah.
"Saya jualnya Rp 2.000. Kadang nggak habis, kadang sisa 40. Kalau nggak habis ya nggak dimarahi. Kalau habis cepat, bisa pulang cepat juga," katanya.
Hasil penjualan es gabus itu Bintang berikan kepada ibunya untuk membantu membayar sewa kos bulanan senilai Rp 450 ribu, kemudian sebagian untuk keperluan sekolah.
Dalam sehari Bintang bisa membawa pulang uang antara Rp 50 ribu-Rp 100 ribu. Ia berikan sebagian besar uang itu ke ibunya untuk keperluan belanja, bayar kos, dan ia sisakan minimal Rp 2 ribu untuk ditabung.
Ibunya tidak bekerja karena masih masa idah dan belum dapat pekerjaan. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/dte)