Petani Keramba Telaga Ngebel Sudah Diingatkan Soal Bahaya Gas Belerang

Petani Keramba Telaga Ngebel Sudah Diingatkan Soal Bahaya Gas Belerang

Charoline Pebrianti - detikJatim
Senin, 02 Jan 2023 15:09 WIB
ikan mati telaga ngebel
Keramba ikan di Telaga Ngebel (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo -

Petani keramba di Telaga Ngebel menjerit akibat ikan miliknya mati imbas dari ledakan gas belerang. Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Masun mengaku sudah mengingatkan adanya fenomena tahunan ini kepada para petani.

"Sudah kita warning pada kelompok, momen tertentu gas belerang pasti keluar termasuk saat ini musim hujan, belerang akan keluar dan ikan mati," tutur Masun kepada detikJatim, Senin (2/1/2022).

Masun mengatakan pihaknya juga pernah mengajak kelompok tani keramba ikan di Telaga Ngebel untuk berdiskusi. Terutama soal pembatasan jumlah keramba di dalam telaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya pernah kita ingatkan bahwa ada batas untuk keramba. Batasnya tidak semua sisi harus dipenuhi keramba. Apalagi itu menjadi telaga untuk area wisata mestinya harus bersih dari keramba," terang Masun.

Pun juga, lanjut Masun, jika ada keramba harus diatur bersama antara kelompok tani dengan Dipertahankan. Sebab, tidak semua spot bisa langsung dipasang keramba ikan.

ADVERTISEMENT

"Kalau misalkan ada (keramba), ada spot tertentu yang kita atur," imbuh Masun.

Disinggung soal kerugian petani ikan yang mencapai puluhan juta Rupiah, lanjut Masun, pihaknya belum berani memastikan memberikan bantuan berupa dana atau bibit ikan. Sebab, saat ini masih tahun awal anggaran.

"Sekarang belum bisa memberikan bantuan, karena masih tahun awal anggaran. Mudah-mudahan ada skema ke sana," tandas Masun.

Sebelumnya, salah satu pemilik keramba di Telaga Ngebel, Gunarto mengaku ikan nila hitam di empat keramba miliknya mati. Total sekitar dua ribu ekor. Biasanya dia jual per kilogram Rp 30 ribu.

"Ya kerugian sekitar Rp 9 juta, padahal saya siapkan agar ikan bisa dipanen buat tahun baruan," ujar Gunarto.

Dia pun hanya bisa pasrah. Ikan nila yang mati, Gunarto ambil dan dikubur agar tidak mencemari ikan lainnya. Sementara, ikan yang masih kecil dia biarkan hidup di keramba.

"Yang besar dan mati saya ambil untuk dikubur, kalau yang kecil ya dibiarkan saja di keramba," pungkas Gunarto.

Kejadian serupa juga dialami pemilik keramba lain, Yusdianto yang mengatakan ikan nila siap panen miliknya mati akibat ledakan gas belerang di kerambanya. Kerugiannya mencapai Rp 5 juta.

"Ikan nila ini punya saya siap panen, berat sekitar 500 gram hingga satu kilogram per ekor," tutur Yusdianto.

Warga Desa Nglingi, Kecamatan Ngebel itu mengaku ratusan ekor ikan nila miliknya mati dan tidak bisa diselamatkan. Dia pun terpaksa mengevakuasi ikan yang sudah mati tersebut agar tidak mencemari keramba lainnya.

"Ikan yang sudah mati ini diambil, kemudian dikubur. Karena kalau sudah kena belerang tidak bisa dikonsumsi," papar Yusdianto.




(iwd/iwd)


Hide Ads