Setelah lebih dari 1 dasawarsa tidak pulang dan dikabarkan meninggal, Solechul Hadi akhirnya bisa berkumpul kembali bersama sang kakak, Endah Purgowati. Pria itu seolah 'hidup lagi'.
Sejatinya, Endah sempat tak percaya adiknya telah meninggal. Ia bahkan sempat mencari keberadaan adiknya melalaikan berbagai cara hingga akhirnya putus asa.
Ditemui detikJatim di rumahnya, di Desa Roomo, Manyar, Gresik, Endah pun menceritakan bagaimana awal mula sang adik yang akrab disapa Hadi itu hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2010 ketika adiknya dikabarkan hilang dari pondok pesantren, Endang melaporkan hal itu ke polisi. Dia juga sempat menyebarkan foto Hadi ke media sosial.
"Saya laporan ke Polsek Manyar (Gresik) dan polsek daerah tempat adik saya mondok di Probolinggo, saya lupa nama polseknya," cerita Endah, Jumat (23/12/2022).
Pada 2012 atau 2 tahun setelah Hadi hilang, keluarganya mendapat kabar bahwa Hadi telah meninggal. Sejak saat itulah keluarganya menganggap Hadi telah tiada.
Namun, Endah enggan menelan mentah-mentah kabar itu. Hati kecilnya masih yakin kalau adiknya masih hidup. Apalagi dia belum melihat jenazah adiknya.
"Saat itu bapak saya yang mendapat kabar itu dari tetangga. Terus semua saudara dikumpulkan oleh bapak dan diberi informasi itu. Semua, termasuk saya saat itu memang sedih, tapi saya masih nggak yakin kalau belum melihat jenazahnya," kata Endah.
Endah pun tak putus asa, ia kembali menanyakan kabar adiknya kepada polisi hingga mencari keberadaan adiknya di media sosial. Namun usahanya tetap saja sia-sia.
"Sampai 10 tahun nggak ada kabar soal itu. Saya sampai datangi tetangga yang memberi kabar meninggal itu, dapat kabar dari mana. Tapi mereka bilang ya wis meninggal, kalau nggak meninggal masak nggak pulang-pulang," kata Endah.
Sirnanya keyakinan Sang Kakak. Baca di halaman selanjutnya.
Seiring waktu berlalu keyakinan Endah turut memudar. Seiring keputusasaan mencari sang adik, lambat laun dia mulai percaya bahwa adiknya telah meninggal.
"Saya hanya bisa doa dan mencari informasi di medsos. Sempat putus asa memang, saya juga sempat menganggap adik saya sudah nggak ada," kata Endah sembari berurai air mata.
Tiba-tiba saja kabar tak terduga itu datang. Kades setempat mengabarkan bahwa Hadi masih hidup dan selama ini dirawat di Solo. Perasaannya pun bercampur aduk.
Hadi diantar pulang hingga di Balai Desa Roomo, Manyar oleh Dinsos Gresik dan petugas Dinsos Solo. Endah menanti kedatangannya dan memeluknya ketika Hadi telah tiba.
Suasana haru menyelimuti balai desa itu. Anak keenam dari 7 bersaudara yang dikirim ke Ponpes 12 tahun silam oleh orang tuanya telah pulang dan membuat tetangganya heran.
"Sempat bikin warga keheranan. Pas Dinsos Gresik mengantarkan ke Balai Desa, banyak warga yang datang ingin melihat kondisinya. Semata-mata karena warga juga mengira dia sudah meninggal," tutup Jamal.
Kini Hadi tinggal bersama kakaknya. Meski pria 35 tahun itu sudah mengingat nama dan keluarganya ia masih belum bisa berbicara banyak. Ia hanya mengatakan sangat senang sudah bisa pulang.
"Di sana cuci piring, bersih-bersih. Senang bisa pulang bareng keluarga lagi," kata Hadi singkat.