Data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Lumajang hingga Jumat (9/12) malam mencatat, masih ada 312 warga di 6 titik pengungsian imbas erupsi Semeru pada 4 Desember. Terbanyak di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Meski status aktivitas Gunung Semeru telah diturunkan dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (Level III) pada Jumat siang pukul 12.00 WIB, mereka tetap bertahan di pengungsian. Para pengungsi ini adalah mereka yang merupakan penduduk di zona merah erupsi.
Salah satu pengungsi warga Desa Sumber Wuluh bernama Mistar mengaku tidak berani pulang ke rumahnya. Terutama karena rumahnya dilewati aliran lahar dingin Semeru yang bisa sewaktu-waktu bisa terjadi, apalagi bila diguyur hujan deras.
"Kalau begini terus nggak berani pulang, takut nanti malam hujan besar ada lava lagi. Saya sudah 6 hari di sini mulai Senin (4/12)," katanya ketika ditemui detikJatim di pengungsian Balai Desa Penanggal, Candipuro.
Seperti Mistar, sebagian besar pengungsi yang masih bertahan di 6 titik pengungsian berasal dari daerah paling parah terkena imbas erupsi Semeru. Baik dari Desa Sumber Wuluh maupun Desa Supit Urang.
Petugas Pusdalops BPBD Lumajang Ayon ketika dihubungi detikJatim pada Sabtu (10/12/2022) sore membenarkan itu. Bahwa sebagian besar pengungsi yang masih bertahan di pengungsian adalah warga yang tinggal di kawasan zona merah erupsi Semeru.
"Iya, dari zona merah. Dari Dusun Kajar Kuning (Desa Sumber Wuluh), ada juga yang terdata sebagai warga dari Desa Supit Urang," ujarnya.
Dusun Kajar Kuning adalah sebuah Dusun di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro yang menjadi lokasi paling parah terdampak erupsi Semeru pada 4 Desember 2022.
Sedangkan Desa Supit Urang merupakan lokasi terdekat dengan aliran lahar dingin Semeru. Sejumlah dusun paling terdampak di desa itu adalah Curah Kobokan, Gumukmas, dan Sumbersari.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq memastikan bahwa masa tanggap darurat masih berlangsung hingga 17 Desember mendatang. Meski demikian pihaknya sudah mulai mengelola pengungsian mengizinkan warga pulang ke rumah masing-masing secara bertahap.
"Pengelolaan pengungsian dilakukan. Tahapannya untuk mulai kembali ke tempat tinggal masing masing. Terutama warga yang sudah mendapat hunian tetap di lahan relokasi Sumber Mujur (Kecamatan Candipuro). Kami akan arahkan kepada mereka kembali ke rumah masing-masing," ujarnya.
Meski tidak menyatakannya secara langsung, bupati yang akrab disapa Cak Thoriq itu seolah mengakui bahwa masih banyak warga yang tinggal di zona merah erupsi Semeru belum terfasilitasi hunian tetap di lahan relokasi. Karena itu mereka memilih tetap bertahan di pengungsian.
Janji menuntaskan pendataan warga yang belum mendapatkan hunian tetap. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)