Puluhan Penghuni Bertahan di Pengungsian Usai Atap Gedung Setan Ambrol

Puluhan Penghuni Bertahan di Pengungsian Usai Atap Gedung Setan Ambrol

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 20 Des 2024 17:55 WIB
atap gedung setan Surabaya ambrol
Lokasi pengungsian sementara bagi penghuni Gedung Setan yang atapnya ambril. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Atap Gedung Setan di Jalan Banyuurip Wetan, Surabaya ambrol saat Surabaya diguyur hujan deras disertai angin kencang. Puluhan penghuni bangunan cagar budaya itu masih bertahan di pengungsian hingga saat ini.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun detikJatim, ada sebanyak 22 kepala keluarga atau kurang lebih 61 orang yang menghuni Gedung Setan. Setelah atap gedung itu ambrol, para penghuni diungsikan ke Balai RW dan Balai RT terdekat serta diberi bantuan permakanan.

Camat Banyu Urip Dedy Achmad Choiruddin mengatakan sudah ada 8 KK atau 18 penghuni yang tidak lagi berada di pengungsian. Mereka keluar dan ikut keluarga di tempat yang lebih layak huni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk penghuni Gedung Setan yang dievakuasi di Balai RW 6 semula 20 KK atau 61 jiwa, setelah pendataan oleh BPBD yang bertahan 10 KK atau 35 jiwa di Balai RW 6, serta 2 KK atau 8 jiwa di Balai RT 3, RW 6," kata Dedy kepada detikJatim, Jumat (20/12/2024).

Lantas bagaimana dengan nasib Gedung Setan yang atapnya ambrol? Dedy mengatakan bangunan lawas itu meski merupakan cagar budaya bukan merupakan aset milik Pemkot Surabaya, karena pernah menjadi milik pribadi. Sebab itu perbaikan tidak bisa langsung dilakukan Pemkot Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Dikarenakan Gedung Setan tidak dalam aset Pemkot Surabaya, untuk sementara belum diintervensi," ujarnya.

Penghuni Gedung setan yang berada di pengungsian pun tidak bisa tinggal dalam waktu lama. Pihaknya akan memberitahu pengurus juga kepada warga bahwa bantuan berlaku hanya 7 hari setelah kejadian atap ambrol.

"Untuk bantuan permakaman dari BPBD selama 7 hari terhitung Kamis kemarin. Setelah itu tidak ada bantuan lagi. Penghuni diminta untuk mencari kos atau kontrak sendiri. Sementara (disampaikan) ke pengurus dulu setelah itu ke warganya. Masih menunggu pengurusnya," katanya.

Sebelumnya, salah satu penghuni Gedung Setan lantai 2, Sulastri (42) mengaku tinggal di bangunan lawas itu sejak 2011. Namun, suaminya sudah sejak lahir tinggal di situ atau sejak 1976. Bahkan kakek dari suaminya sudah berada di gedung itu atau sejak zaman Belanda.

Ia dan seluruh penghuni Gedung Setan pun diungsikan di Balai RW dan Balai RT. Sulastri ingin atap gedung diperbaiki dan layak huni.

"Pengennya diperbaiki, balik lagi (tinggal di Gedung Setan). Kalau diperbaiki bagus layak huni mungkin nggak bahaya," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads