Puluhan orang pengungsi Semeru memaksa pulang ke rumah masing-masing dengan berbagai alasan. Ada hendak menyelamatkan barang, ternak, atau hanya ingin menengok dan bersih-bersih rumahnya dari abu vulkanik. Ketika melakukan aktivitas di rumah, hujan deras melanda diikuti suara gemuruh dari puncak Semeru.
Pengungsi yang pulang itu berasal dari berbagai dusun di 2 kecamatan. Ada yang dari Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro yang paling parah terkena dampak erupsi, juga dari Dusun Umbulan, Kecamatan Pronojiwo.
Pantauan detikJatim, warga yang pulang ke Dusun Kajar Kuning tampak menyelamatkan beberapa ekor kambing. Hewan ternak itu tak sempat dibawa saat mereka tergopoh-gopoh mengungsi di tengah erupsi Gunung Semeru pada Minggu (4/12).
Kambing-kambing itu akan dibawa ke tempat yang lebih aman di Desa Penanggal maupun di Desa Sumbermujur.
"Mau dibawa ke huntara, ada lahan kosong. Sebelumnya di rumah Kajar Kuning ada 8 kambingnya karena tempatnya nggak bisa ditempati lagi," ujar salah seorang pengungsi bernama Misti, Senin (5/12/2022).
Misti sendiri sebenarnya masih trauma dengan erupsi kemarin. Namun, dia juga tidak bisa membiarkan hewan ternaknya mati.
Langkah serupa juga dilakukan Alex. Dia nekat pulang untuk menyelamatkan ternak.
"Ini (kambing) mau saya bawa ke hunian tetap sebelum Curah Kobokan, takut erupsi lagi," aku Alex.
Setelah mengevakuasi ternak, mereka berjanji kembali ke posko pengungsian.
Terjebak hujan deras dan mendengar gemuruh dari puncak Semeru. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)