Duka Bertubi-tubi Pengungsi Semeru: Stres Saya, Ibu dan Kakak Meninggal

Duka Bertubi-tubi Pengungsi Semeru: Stres Saya, Ibu dan Kakak Meninggal

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 05 Des 2022 17:43 WIB
Sri Wati menangis sembari menceritakan bagaimana duka bertubi-tubi melandanya
Sri Wati menangis sembari menceritakan bagaimana duka bertubi-tubi melandanya. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Lumajang -

Seorang warga Dusun Umbulan, Desa Supit Urang, Pronojiwo, Lumajang mengaku trauma. Erupsi Semeru kali ini datang setelah dirinya dilanda duka bertubi-tubi. Setelah ibunya yang meninggal belum lama ini, 7 hari sebelum erupsi kakak kandungnya tiada.

Warga Dusun Umbulan bernama Sri Wati (50) itu mengaku 3 kali diguncang erupsi Semeru. Yakni pada tahun 2020, 2021 dan yang terakhir 2022 ini. Erupsi Semeru kali ini yang membuat tak kuasa menahan air mata.

"Saya ini diguncang 3 kali Semeru meletus. Trauma terus. Lahan pangan saya itu sudah habis tahun 2021. Tahun 2020 itu masih kena sedikit, 2021 itu habis sudah. Sekarang ini, ya tinggal rumah itu saja. Tinggal rumah di pinggiran itu," ujarnya ditemui di posko pengungsian SDN4 Supit Urang, Senin (5/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba-tiba saja Sri tak kuasa menahan air mata. Ia menangis mengingat bahwa baru seminggu yang lalu kakak kandungnya meninggal. Selain itu dia juga mengaku mengingat momen saat dia membawa ibunya ke pengungsian pada erupsi 2021. Belum lama ini ibunya juga meninggal karena sakit.

"Ini habis ibu meninggal, kakak saya meninggal. Baru tujuh harinya kakak saya meninggal Gunung meletus. Stres pikiran saya ini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sri mengaku dirinya tinggal di rumah yang menurutnya ada di pinggiran itu bersama keluarganya. Dia ceritakan juga bahwa keluarganya saat ini hanya bisa berternak karena lahan milik keluarga sudah tidak bisa ditanami.

"Saya ternak ayam. Pas dulu sama ibu saya disuruh beli kambing. Buat ibu saya. Sekarang ibu saya sudah meninggal. Barusan saja," ujarnya dengan kembali berurai air mata.

Mengenai rumahnya yang berada di kawasan terdekat dengan zona merah erupis Semeru, Sri mengaku hanya itu harta keluarga yang dia punya saat ini. Dia belum mampu untuk mendapatkan rumah lain yang lebih aman untuk ditinggali.

"Belum dapat rumah lagi. Ya cuma tinggal rumah itu saja. Alhamdulillah saya tadi lihat rumah masih aman," katanya.




(dpe/fat)


Hide Ads