Hingga kini, status Gunung Semeru awas level IV. Pengungsi yang nekat pulang ke rumah terpaksa dijemput petugas dengan ambulans. Pasalnya, sekitar pukul 15.00 WIB hingga 16.30 WIB hujan deras turun di lereng Semeru.
Hujan mengguyur di lereng Gunung Semeru bertepatan suara gemuruh terdengar berkali-kali. Para relawan yang mendengar suara gemuruh langsung menjemput warga yang nekat pulang ke rumah.
Warga pulang ke rumah tadi pagi, setelah dianggap kondisi Semeru mulai stabil. Namun sore hari, hujan mengguyur sesuai prakiraan BMKG. Mereka sengaja pulang untuk membersihkan rumah yang tertutup abu vulkanik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi pulang karena cuacanya terang, tidak mendung atau hujan. Sekalian bersih-bersih rumah setelah kena abu," kata salah satu warga Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Sri Wati kepada detikJatim di Posko Pengungsian SDN Supiturang 4, Senin (5/12/2022).
Dia mengaku takut saat mendengar suara gemuruh berkali-kali yang berpusat di Gunung Semeru.
![]() |
"Tadi kan hujan deras. Trus kedengaran suara gemuruh, takut mau pergi ke pengungsian hujan deras," ujarnya.
Namun dirinya bersyukur, para relawan dan Kades Supit Urang datang menjemputnya. Dia dan anaknya akhirnya bisa mengungsi dan selamat.
"Akhirnya lega dibawa ke sini (Pengungsian). Alhamdulillah tadi dijemput sama relawan dan kepala desanya. Tadi itu sudah takut dengar (Suara) gemuruh," jelasnya.
Sebelumnya, Pemkab Lumajang menetapkan status tanggap darurat bencana Gunung Semeru. Status tanggap darurat itu berlaku selama 14 hari ke depan hingga 17 Desember 2022.
Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi menjelaskan, status tanggap darurat itu berlaku sejak status Semeru naik menjadi awas atau level IV.
"Sejak PVMBG menaikkan status dari 3 menjadi 4 awas, bupati lumajang mengeluarkan SK status tanggap darurat erupsi Semeru selama 14 hari hingga 17 desember," jelas Patria, Senin (5/12/2022) siang.
(dpe/fat)