Nekatnya Pengungsi yang Pulang Berujung Takut Saat Puncak Semeru Bergemuruh

Nekatnya Pengungsi yang Pulang Berujung Takut Saat Puncak Semeru Bergemuruh

Denza Perdana - detikJatim
Selasa, 06 Des 2022 06:33 WIB
Pengungsi yang nekat pulang ke rumah terpaksa dijemput petugas dengan ambulans
Sejumlah pengungsi yang nekat pulang dijemput naik ambulans setelah terdengar gemuruh dari Puncak Semeru. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Lumajang -

Puluhan orang pengungsi Semeru memaksa pulang ke rumah masing-masing dengan berbagai alasan. Ada hendak menyelamatkan barang, ternak, atau hanya ingin menengok dan bersih-bersih rumahnya dari abu vulkanik. Ketika melakukan aktivitas di rumah, hujan deras melanda diikuti suara gemuruh dari puncak Semeru.

Pengungsi yang pulang itu berasal dari berbagai dusun di 2 kecamatan. Ada yang dari Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro yang paling parah terkena dampak erupsi, juga dari Dusun Umbulan, Kecamatan Pronojiwo.

Pantauan detikJatim, warga yang pulang ke Dusun Kajar Kuning tampak menyelamatkan beberapa ekor kambing. Hewan ternak itu tak sempat dibawa saat mereka tergopoh-gopoh mengungsi di tengah erupsi Gunung Semeru pada Minggu (4/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kambing-kambing itu akan dibawa ke tempat yang lebih aman di Desa Penanggal maupun di Desa Sumbermujur.

"Mau dibawa ke huntara, ada lahan kosong. Sebelumnya di rumah Kajar Kuning ada 8 kambingnya karena tempatnya nggak bisa ditempati lagi," ujar salah seorang pengungsi bernama Misti, Senin (5/12/2022).

ADVERTISEMENT

Misti sendiri sebenarnya masih trauma dengan erupsi kemarin. Namun, dia juga tidak bisa membiarkan hewan ternaknya mati.

Langkah serupa juga dilakukan Alex. Dia nekat pulang untuk menyelamatkan ternak.

"Ini (kambing) mau saya bawa ke hunian tetap sebelum Curah Kobokan, takut erupsi lagi," aku Alex.

Setelah mengevakuasi ternak, mereka berjanji kembali ke posko pengungsian.

Terjebak hujan deras dan mendengar gemuruh dari puncak Semeru. Baca di halaman selanjutnya.

Lain halnya dengan pengungsi Warga Desa Supit Urang yang nekat pulang ke rumahnya Senin (5/12) pagi. Mereka pulang untuk membersihkan rumah dari abu vulkanik.

Salah satunya adalah warga Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang bernama Sri Wati.

Dia mengaku pulang untuk membersihkan rumahnya. Tiba-tiba saja turun hujan yang deras. Selain itu dirinya juga mendengar gemuruh dari puncak Gunung Semeru.

"Tadi hujan deras. Kemudian ada kedengaran suara gemuruh, kan, takut mau pergi ke pengungsian. Soalnya hujannya besar (deras)," ujarnya di Posko Pengungsian SDN 4 Supit Urang.

Beruntung sejumlah relawan dan kepala desa setempat menjemputnya bersama warga lainnya naik kendaraan roda empat. Beberapa bahkan dijemput naik ambulans.

Pantauan detikJatim, warga yang diantar dengan ambulans tiba di posko pengungsian SDN Supiturang 4 pada pukul 15.30 WIB. Sri Wati pun bersyukur telah dijemput.

"Alhamdulillah tadi dijemput sama relawan dan kepala desanya. Tadi itu sudah takut dengar gemuruh," katanya.

Gunung Semeru mengalami erupsi ditandai awan panas guguran yang meluncur sejauh 13 meter pada Minggu (4/12). PVMBG meningkatkan status gunung tertinggi di Jawa itu dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV).

Sebanyak 2.219 warga di sekitar Semeru mengungsi ke 12 titik posko pengungsian. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada masyarakat sekitar Semeru tidak teapi namun tetap mematuhi arahan petugas di lapangan.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)


Hide Ads