Sebuah video warga menolak dievakuasi saat Gunung Semeru erupsi beredar di media sosial. Video yang tersebar ada dua, berdurasi 45 detik dan 1.33 menit.
Dalam keterangan video tersebut diketahui, penolakan terjadi di sebuah pondok pesantren (Ponpes) pada Minggu (4/12/2022).
"4 Desember 2022 ponpes yang ada di Supit Urang tidak mau dievakuasi, padahal ada di zona merah," demikian keterangan dalam video seperti yang dilihat detikJatim, Senin (5/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video berdurasi 45 detik itu, tampak sejumlah petugas menemui seseorang berpakaian gamis, sarung dan peci putih di dalam pondok. Dalam dialog yang ada video, terdengar pria itu menolak untuk dievakuasi.
Tak lama, salah satu petugas kemudian membuka maskernya dan berbicara bahwa pria tersebut menolak dievakuasi. Sebab semua keselamatan santrinya merupakan urusannya.
"Bapak ini mengeluarkan pernyataan sikap bahwa ini urusannya beliau. Masalah keselamatan santri-santrinya itu urusan beliau. Kita sudah melakukan hal yang semaksimal mungkin," ujar salah satu petugas ke arah kamera, sambil dibenarkan pria yang menolak dievakuasi itu.
Menurut pria yang menolak dievakuasi itu, saat ini di ponpes terdapat sekitar 15 santri yang masih bertahan dan tak ikut mengungsi. Tak jelas apa alasan penolakan evakuasi tersebut.
"Ada 15 orang (santri)," kata pria tersebut.
"Oke berarti mboten purun nggeh (Tidak mau ya)," timpal petugas dan lalu meninggalkan ponpes tersebut.
Di dalam video berdurasi 1.35 menit tersebut terlihat saat relawan hendak meninggalkan ponpes mereka sempat bertemu dengan salah seorang remaja diduga santri. Saat diajak untuk dievakuasi remaja tersebut juga menolak.
Remaja itu memilih meninggalkan petugas dan masuk ke dalam ponpes setelah melihat ustaznya. Saat ustaz tersebut keluar itulah perdebatan dengan relawan terjadi berujung pernyataan penolakan.
Pria yang diduga ustaz itu menolak dievakuasi ke tempat lebih aman dan menyatakan bahwa apa yang terjadi di pondok adalah tanggung jawabnya. Setelah merekam dengan video pernyataan pengurus ponpes itu, relawan pun meninggalkan lokasi. Saat itu hujan abu kian pekat.
Kepala Desa Supiturang, Nurul Yakin mengatakan, peristiwa terjadi pada Minggu (4/12/2022).
"Jadi itu petugas berencana untuk mengajak semua orang yang ada di pondok untuk mengungsi karena Erupsi Gunung Semeru," ujar Yakin saat dihubungi detikJatim.
(abq/fat)