Serangan kawanan monyet ekor panjang di lahan pertanian warga Desa Tamansuruh dan Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi menjadi polemik berkepanjangan.
Sudah sejak 3 hingga 5 tahunan ini petani terancam gagal panen karena tanamannya rusak diacak-acak kawanan monyet ini.
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah V, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Banyuwangi, Purwantono mengaku sudah mengetahui hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, BKSDA sendiri juga masih kesulitan dan belum memiliki solusi konkret untuk permasalahan tersebut.
"Ya mungkin perlu duduk bersama dengan instansi yang lain untuk mencari solusi alternatifnya," kata Purwantono kepada wartawan, Kamis (24/11/2022).
BKSDA juga pernah meninjau langsung ke lokasi. Kala itu, solusi yang ditawarkan adalah menghalau secara manual dengan cara dijaga lahannya atau ditangkap menggunakan jaring.
Namun ternyata cara itu juga belum maksimal. Kawanan kera ini menyerang saat kondisi lengang, pagi dan sore hari.
"Dengan cara dibunuh juga bukan solusi. Cara lain adalah dipindahkan habitatnya. namun itu perlu tenaga dan biaya lebih, peralatan harus memadai. Apalagi jumlahnya banyak mencapai ratusan," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan monyet ekor panjang menyerang lahan pertanian dua desa di Kecamatan Glagah, Desa Kemiren dan Desa Tamansuruh. Kawanan monyet itu menyerang tanaman padi dan buah-buahan milik petani.
Padahal dua desa itu terletak jauh dari hutan lereng pegunungan Ijen. Jaraknya sekitar 17 kilometer dan dibatasi dengan perkebunan Kalibendo.
(dpe/iwd)