Petani di Desa Kemiren dan Tamansuruh, Glagah mengeluhkan serangan monyet ekor panjang. Mereka merusak dan memakan semua tanaman milik petani, mulai buah-buahan hingga padi.
Salah satu petani, Katemi mengatakan, monyet ekor panjang itu sudah lama merusak tanaman milik petani.
"Jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Kalau sudah datang ya sudah habis semua," ujar Katemi kepada wartawan, Kamis (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katemi mengaku gangguan monyet ekor panjang itu terjadi selama bertahun-tahun. Monyet-monyet tersebut merusak berbagai jenis tanaman mulai ubi, pisang, durian hingga tanaman padi. Petani mengaku sering merugi akibat keberadaan monyet ini.
"Ini sudah menjadi hama, kalau dibiarkan orangnya gak makan," jelas petani asal Desa Tamansuruh, Glagah ini.
Keberadaan kawanan monyet ini semakin liar sejak tiga atau lima tahunan. Kawanan hewan primata ini sering sekali merusak tanaman warga dan memakan buah-buahan.
"Durian kalau buahnya sudah mulai besar diambil, kalau padi mulai berbuah itu dirusak," jelasnya.
Senada dengan Katemi, petani dari Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Mislan (60) mengatakan sebenarnya hampir seluruh petani mengeluhkan keberadaan kawanan monyet yang jumlahnya ratusan ini.
"Para petani mengeluh. Saya tidak tahu dari mana asal monyetnya. Jumlahnya ribuan. Besar, ekornya panjang," jelasnya.
Mislan menjelaskan semua jenis tanaman dirusak yang ada di sawah atau kebun. Untuk buah-buahan atau pisang, jika tidak dibungkus dengan baik dan kuat maka dijamin akan habis oleh kera tersebut.
"Kemarin pisang saya dimakan. Ada yang dirusak. Ubi kayu dicabut dipakai untuk mainan. Kalau tidak percaya tanyakan ke petani lain," pungkasnya.
(dpe/iwd)